Pembuat Rompi Bom ISIS Menangis saat Ditangkap di Irak

Kamis, 04 Februari 2016 - 11:48 WIB
Pembuat Rompi Bom ISIS Menangis saat Ditangkap di Irak
Pembuat Rompi Bom ISIS Menangis saat Ditangkap di Irak
A A A
EBRIL - Ahli pembuat rompi bom bunuh diri dari kelompok ISIS, Jasim Mohammed Atti’ya, 22, menangis saat ditangkap di Irak. Meski jago membuat sabuk bom, namun dia menolak menjadi pelaku bom bunuh diri atau martir.

Anggota ISIS itu terancam eksekusi mati oleh pengadilan di Ebril, Irak. Atti’ya ditangkap atas perannya dalam serangan di sebuah gedung pemerintah di Kirkuk, Irak utara pada 3 November 2015.


Atti'ya dituduh telah membuat perangkat bom yang digunakan oleh tiga militan ISIS selama serangandi gedung pemerintah Irak itu. Beberapa relawan anti-ISIS dari kelompok Peshmerga dan polisi Irak tewas selama operasi militer untuk merebut kembali gedung tersebut dari tangan ISIS.

Dalam aksinya, kelompok ISIS memberi dana kepada Atti'ya sebesar USD30 ribu untuk membeli mobil yang akan digunakan dalam serangan bom bunuh diri berskala besar di Ebril, yang berjarak 70 mil dari Turki.

Apa yang saya (lakukan) adalah tindakan teror. Itu tugas saya. Ada orang-orang kafir dan ada instruksi dalam kitab suci untuk menghentikan ini dan melawan semua orang kafir,” katanya kepada Fox News, yang dilansir Kamis (4/2/2016).

Para pejabat keamanan Irak mengungkap bahwa Atti'ya, yang menghadapi hukuman mati karena perannya sebagai pembuat rompi bom untuk ISIS “menangis seperti bayi ketika ia ditangkap. Dia berujar, bahwa Tuhan akan marah dengan penangkapan dirinya.

Menurut Atti'ya, dia bergabung dengan keompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sejak berusia berusia 20 tahun. Dia dilatih bagaimana membuat bahan peledak dan merencanakan serangan dengan bom rakitan atau IED.


Dia juga mengaku pernah dikirim ke kamp pembuatan bom selama dua minggu. Pada minggu pertama, dia berkonsentrasi pada perangkat peledak improvisasi dan minggu kedua dia fokus untuk pemasangan bahan peledak ke dalam kendaraan.


Saya memiliki semua kemampuan ini dan kemudian saya ditangkap,” ujarnya. Anehnya, meski ahli membuat bom dan mendukung aksi bom bunuh diri, anggota ISIS ini menolak menjadi martir.

Saya tidak pernah berpikir untuk bunuh diri, saya tidak yakin bunuh diri. Sebenarnya saya akan meninggalkan atau melarikan diri (dari ISIS) jika mereka memberi saya perintah ini. Saya tidak akan meledak sendiri. Itulah tingkat lain dari iman,” ucapnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4076 seconds (0.1#10.140)