Cara Para PR Meracik Komunikasi di Tengah Pandemi Corona
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi virus Corona (Covid-19) telah meluhuhlantakan Indonesia di semua sektor tanpa terkecuali. Akibatnya, semua harus berbenah untuk menyesuaikan dengan pandemi ini. Salah satu bidang yang harus mengikuti pandemi Corona ini adalah dunia public relations (PR).
Karenanya dalam merespons situasi ini, Universitas Sahid (Usahid) Jakarta menyelenggarakan Webinar Series #2 yang mengusung tema 'Inovasi Strategi PR di Masa Pandemi & Normal Baru', bertepatan dengan gebyar Open House Fikom USahid & Webinar Series 2020, di Jakarta, Sabtu 11 Juli 2020.
(Baca juga: Bertambah 1.282 Kasus, Total 76.981 Orang Positif Covid-19)
Sejumlah pembicara dihadirkan, di antaranya Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) DAOP 1 Jakarta Eva Chairunnisa, Vice President Marketing Public Relations (PR) TRANS 7 sekaligus Ketua Umum ISKI Provinsi DKI Jakarta Anita Prasojo, dan Dosen Fikom Usahid Jakarta Merry Safarwaty.
Eva Chairunnisa menjelaskan, Humas PT KAI DAOP 1 punya kreativitas dan inovasi dalam menghadapi pandemi Corona, tentunya untuk pola komunikasi. "Di mana sebelumnya melakukan komunikasi tatap muka secara langsung, saat ini melakukan penyebaran informasi dan kegiatan interaktif komunikasinya dengan menggunakan sistem online/virtual dan pemanfaatan media sosial," kata Eva, Senin (13/7/2020).
"Contohnya melalui sms blast, group chat, webinar melalui zoom meeting dan pemanfaatan media sosial yang sudah difollow oleh masyarakat pengguna jasa KAI dan komunitas pecinta KAI," sambungnya. (Baca juga: Kemlu: 1.175 WNI di Luar Negeri Positif Corona, 772 Sembuh, 90 Meninggal)
Sementara itu, perempuan yang kerap berhubungan langsung dengan awak media massa ini mengungkapkan, untuk Press Conference dan live report, dilakukan melalui skype, zoom meeting dan telephone. "Sedangkan untuk berkomunikasi dengan publik internalnya termasuk 9 (sembilan) DAOP diseluruh daerah Indonesia, Humas KAI secara intens berkomunikasi melalui mailing list dan forum chat," jelasnya.
Diakui Eva, tantangan komunikasi dan efisiensi biaya/anggaran Humas yang dipangkas hingga 60% untuk melakukan kegiatannya, dengan melakukan inovasi berupa memproduksi sendiri (mandiri) secara internal video, grafis, e-banner, e-poster dan materi-materi publikasi informasi yang dibutuhkan oleh stakeholders, tanpa harus bertemu secara fisik.
"Untuk stakeholders yang gagap teknologi atau belum melek internet Humas PT KAI mengirimkan vedio hasil produksi sendiri tadi dan press release ke semua media televisi nasional untuk dipublikasikan. SOP penyampaian informasi tentang informasi apa yang harus disampaikan kepada stakeholders di masa pandemi pun tidak lupa dilakukan sebelum menyebarkan informasi tersebut. Hal positif dari pandemi adalah Humas tetap bisa memberikan informasi kepada stakeholders/publiknya tanpa keterbatasan ruang dan waktu," kata Eva.
Di sisi lain, Anita Prasojo menuturkan dari sisi dunia televisi. Menurutnya, strategi yang dilakukan praktisi PR Trans 7 dimasa pandemi dan New Normal kepada stakeholders/public internalnya adalah dengan memiliki krisis center, melakukan protokol kesehatan, pembagian masker, face shield dan vitamin kepada karyawan Trans 7 untuk melindungi semua karyawan Trans 7.
"Serta melakukan rapid test kepada semua karyawan yang hasilnya negatif semua. Sedangkan untuk stakeholders/publik eksternal, strategi PR Trans 7 melakukan kegiatan-kegiatan Corporate Sosial Responsibility (CSR) kepada warga sekitar Trans 7 dan warga sekitar transmisi Trans 7," jelasnya.
Selain itu kata dia, melakukan pembagian sembako di bulan suci Ramadhon, melakukan penyemprotan di warga sekitar Trans 7 dan juga membantu mensosialisasikan kepada warga sekitar dan penonton Trans 7 tentang pemahaman pandemi ini melalui iklan layanan masyarakat (Public Service Announcement).
"Mengajak pemirsa untuk tidak mudik yang dikemas dengan menghibur dan informatif menggunakan public figure Tukul Arwana. Mengajak kaum milineal untuk tampil di Trans 7 dan menjelaskan bagaimana silaturahmi tetap bisa dilakukan melalui online/virtual di masa pandemi," ucap Anita.
Ditegaskannya, PR dituntut untuk berinovatif dan kreatif dengan menggunakan media sosial, internet dan teknologi digital. Tetapi tetap mematuhi rambu-rambu etika di media sosial maupun di televisi. Dalam memberikan sajian informasi kepada stakeholders, PR Trans 7 melakukannya dengan hati-hati dan televisi tetap berperan melakukan cover both-side pada saat melakukan interview dengan para narasumber pada suatu acara program televisi.
"Karena televisi masih dijadikan media untuk konfirmasi oleh masyarakat ketika masyarakat ingin mencari tahu kebenaran informasi yang mereka peroleh di media sosial. Pada saat pandemic dan New Normal ini, masyarakat banyak kembali menonton televisi sehingga rating telivisi menjadi naik karena masyarakat banyak berdiam di rumah," ujarnya.
Sedangkan dari praktisi pendidikan, Merry Safarwaty menekankan, seorang praktisi PR harus berpikiran positif dan optimistis dalam menghadapi masa pandemi dan New Normal. Karena sesungguhnya pandemi ini merupakan suatu titik balik bagi perusahaan/corporate untuk menuju keadaan lebih baik atau menjadi lebih buruk jika tidak berhasil melaluinya dengan baik.
"Ada 3 (tiga) tantangan terbesar yang dihadapi praktisi PR selama menjalankan program PR dimasa pandemi Covid-19 seperti tantangan/kendala komunikasi dan informasi, tantangan/kendala anggaran yang harus dipangkas karena efisiensi anggaran perusahaan, dan tantangan merubah kegiatan yang biasanya offline menjadi online. Ketiga tantangan ini harus diatasi dengan strategi PR yang kreatif dan inovatif oleh praktisi PR," kata Merry.
Menurutnya, PR diharapkan bisa memanfaatkan jalur-jalur media massa maupun media sosial, serta harus kreatif melakukan perubahan strategi komunikasi konvensional (offline/tatap muka langsung) menjadi komunikasi baru, komunikasi online/virtual melalui internet.
"Seperti Instagram, youtube, facebook, podcast, twitter, group chat, zoom cloud, google meet, dll. Dimana berdasarkan hasil riset PR Indonesia pada bulan Juni 2020, Instagram merupakan media sosial terfavorit yang digunakan oleh semua praktisi PR di perusahaan swasta, kementerian, BUMN, BUMD, anak usaha BUMN, perguruan tinggi, Pemda, dan agensi PR untuk berkomunikasi dengan stakeholders/publiknya," ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan Merry, di masa pandemi dan New Normal ini, praktisi PR harus pandai beradaptasi, selalu memperbaharui(update) informasi, kreatif, aktif dan proaktif disertai dengan tindakan korektif, selalu meningkatkan pemahaman akan teknologi digital, memiliki keahlian meneliti dan menganalisis suatu permasalahan.
"Dan sadar akan kondisi perusahaan beserta lingkungan publiknya, bergerak cepat, selalu menerapkan protokll kesehatan dalam pelaksanaan aktivitasnya sehari-hari, memberikan respon yang akurat dan realistik kepada stakeholdersnya dan memperhatikan 7 C’s dalam strategi komunikasinya yaitu Credibility, Context, Content, Clarity, Continuity and Consistency, Channel dan Capability of the audience (dapat memilih media komunikasi yang sesuai dengan karakteristik dan kemampuan stakeholdersnya)," pungkasnya.
"Di samping itu, praktisi PR juga dituntut untuk memahami perilaku customer dan stakeholders, berpikiran terbuka, ketika seorang praktisi PR tidak dapat membuat trend, setidaknya praktisi PR paham bagaimana merespons trend, aktivitas PR harus dapat lebih meningkatkan impression, kesadaran, permintaan, penjualan dan kesetiaan stakeholders terhadap perusahaan," pungkasnya.
Sebelumnya, Webinar diawali dengan Welcoming Speech Wakil Rektor I Usahid Iman Basriman selaku perwakilan Rektor Usahid Jakarta dan Opening Speech Mirza Ronda selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Usahid Jakarta..
Tercatat 100 peserta mengikuti webinar series #2 ini melalui aplikasi zoom meeting dan 295 peserta melalui youtube live streaming sehingga total peserta mencapai 395 peserta terdiri dari praktisi, akademisi, mahasiswa, pelajar SMA/sederajat dan kalangan umum dari berbagai daerah diseluruh Indonesia.
Seminar Webinar yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 11 Juli 2020 berlangsung selama 2 jam, mulai dari pukul 10.00-12.00 WIB ini dipandu oleh moderator Hayu Lusiana, Koordinator Kelas Modular Fikom Usahid Jakarta.
Webinar yang digelar Usahid ini merupakan Series #2, di mana rangkaian lanjutan dari Webinar Series #1 yang bertemakan “Inovasi Komunikasi Pemasaran Digital, Menjawab Tantangan Era Normal Baru : 'Panduan Dunia Online' telah dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Juni 2020.
Sedangkan Webinar Series #3 bertemakan 'Tantangan Cyber Journalism Di Masa Pandemi & Normal Baru' pada hari Sabtu, 25 Juli 2020 mendatang, atas kerja sama Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Usahid dengan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Provinsi DKI Jakarta.
Karenanya dalam merespons situasi ini, Universitas Sahid (Usahid) Jakarta menyelenggarakan Webinar Series #2 yang mengusung tema 'Inovasi Strategi PR di Masa Pandemi & Normal Baru', bertepatan dengan gebyar Open House Fikom USahid & Webinar Series 2020, di Jakarta, Sabtu 11 Juli 2020.
(Baca juga: Bertambah 1.282 Kasus, Total 76.981 Orang Positif Covid-19)
Sejumlah pembicara dihadirkan, di antaranya Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) DAOP 1 Jakarta Eva Chairunnisa, Vice President Marketing Public Relations (PR) TRANS 7 sekaligus Ketua Umum ISKI Provinsi DKI Jakarta Anita Prasojo, dan Dosen Fikom Usahid Jakarta Merry Safarwaty.
Eva Chairunnisa menjelaskan, Humas PT KAI DAOP 1 punya kreativitas dan inovasi dalam menghadapi pandemi Corona, tentunya untuk pola komunikasi. "Di mana sebelumnya melakukan komunikasi tatap muka secara langsung, saat ini melakukan penyebaran informasi dan kegiatan interaktif komunikasinya dengan menggunakan sistem online/virtual dan pemanfaatan media sosial," kata Eva, Senin (13/7/2020).
"Contohnya melalui sms blast, group chat, webinar melalui zoom meeting dan pemanfaatan media sosial yang sudah difollow oleh masyarakat pengguna jasa KAI dan komunitas pecinta KAI," sambungnya. (Baca juga: Kemlu: 1.175 WNI di Luar Negeri Positif Corona, 772 Sembuh, 90 Meninggal)
Sementara itu, perempuan yang kerap berhubungan langsung dengan awak media massa ini mengungkapkan, untuk Press Conference dan live report, dilakukan melalui skype, zoom meeting dan telephone. "Sedangkan untuk berkomunikasi dengan publik internalnya termasuk 9 (sembilan) DAOP diseluruh daerah Indonesia, Humas KAI secara intens berkomunikasi melalui mailing list dan forum chat," jelasnya.
Diakui Eva, tantangan komunikasi dan efisiensi biaya/anggaran Humas yang dipangkas hingga 60% untuk melakukan kegiatannya, dengan melakukan inovasi berupa memproduksi sendiri (mandiri) secara internal video, grafis, e-banner, e-poster dan materi-materi publikasi informasi yang dibutuhkan oleh stakeholders, tanpa harus bertemu secara fisik.
"Untuk stakeholders yang gagap teknologi atau belum melek internet Humas PT KAI mengirimkan vedio hasil produksi sendiri tadi dan press release ke semua media televisi nasional untuk dipublikasikan. SOP penyampaian informasi tentang informasi apa yang harus disampaikan kepada stakeholders di masa pandemi pun tidak lupa dilakukan sebelum menyebarkan informasi tersebut. Hal positif dari pandemi adalah Humas tetap bisa memberikan informasi kepada stakeholders/publiknya tanpa keterbatasan ruang dan waktu," kata Eva.
Di sisi lain, Anita Prasojo menuturkan dari sisi dunia televisi. Menurutnya, strategi yang dilakukan praktisi PR Trans 7 dimasa pandemi dan New Normal kepada stakeholders/public internalnya adalah dengan memiliki krisis center, melakukan protokol kesehatan, pembagian masker, face shield dan vitamin kepada karyawan Trans 7 untuk melindungi semua karyawan Trans 7.
"Serta melakukan rapid test kepada semua karyawan yang hasilnya negatif semua. Sedangkan untuk stakeholders/publik eksternal, strategi PR Trans 7 melakukan kegiatan-kegiatan Corporate Sosial Responsibility (CSR) kepada warga sekitar Trans 7 dan warga sekitar transmisi Trans 7," jelasnya.
Selain itu kata dia, melakukan pembagian sembako di bulan suci Ramadhon, melakukan penyemprotan di warga sekitar Trans 7 dan juga membantu mensosialisasikan kepada warga sekitar dan penonton Trans 7 tentang pemahaman pandemi ini melalui iklan layanan masyarakat (Public Service Announcement).
"Mengajak pemirsa untuk tidak mudik yang dikemas dengan menghibur dan informatif menggunakan public figure Tukul Arwana. Mengajak kaum milineal untuk tampil di Trans 7 dan menjelaskan bagaimana silaturahmi tetap bisa dilakukan melalui online/virtual di masa pandemi," ucap Anita.
Ditegaskannya, PR dituntut untuk berinovatif dan kreatif dengan menggunakan media sosial, internet dan teknologi digital. Tetapi tetap mematuhi rambu-rambu etika di media sosial maupun di televisi. Dalam memberikan sajian informasi kepada stakeholders, PR Trans 7 melakukannya dengan hati-hati dan televisi tetap berperan melakukan cover both-side pada saat melakukan interview dengan para narasumber pada suatu acara program televisi.
"Karena televisi masih dijadikan media untuk konfirmasi oleh masyarakat ketika masyarakat ingin mencari tahu kebenaran informasi yang mereka peroleh di media sosial. Pada saat pandemic dan New Normal ini, masyarakat banyak kembali menonton televisi sehingga rating telivisi menjadi naik karena masyarakat banyak berdiam di rumah," ujarnya.
Sedangkan dari praktisi pendidikan, Merry Safarwaty menekankan, seorang praktisi PR harus berpikiran positif dan optimistis dalam menghadapi masa pandemi dan New Normal. Karena sesungguhnya pandemi ini merupakan suatu titik balik bagi perusahaan/corporate untuk menuju keadaan lebih baik atau menjadi lebih buruk jika tidak berhasil melaluinya dengan baik.
"Ada 3 (tiga) tantangan terbesar yang dihadapi praktisi PR selama menjalankan program PR dimasa pandemi Covid-19 seperti tantangan/kendala komunikasi dan informasi, tantangan/kendala anggaran yang harus dipangkas karena efisiensi anggaran perusahaan, dan tantangan merubah kegiatan yang biasanya offline menjadi online. Ketiga tantangan ini harus diatasi dengan strategi PR yang kreatif dan inovatif oleh praktisi PR," kata Merry.
Menurutnya, PR diharapkan bisa memanfaatkan jalur-jalur media massa maupun media sosial, serta harus kreatif melakukan perubahan strategi komunikasi konvensional (offline/tatap muka langsung) menjadi komunikasi baru, komunikasi online/virtual melalui internet.
"Seperti Instagram, youtube, facebook, podcast, twitter, group chat, zoom cloud, google meet, dll. Dimana berdasarkan hasil riset PR Indonesia pada bulan Juni 2020, Instagram merupakan media sosial terfavorit yang digunakan oleh semua praktisi PR di perusahaan swasta, kementerian, BUMN, BUMD, anak usaha BUMN, perguruan tinggi, Pemda, dan agensi PR untuk berkomunikasi dengan stakeholders/publiknya," ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan Merry, di masa pandemi dan New Normal ini, praktisi PR harus pandai beradaptasi, selalu memperbaharui(update) informasi, kreatif, aktif dan proaktif disertai dengan tindakan korektif, selalu meningkatkan pemahaman akan teknologi digital, memiliki keahlian meneliti dan menganalisis suatu permasalahan.
"Dan sadar akan kondisi perusahaan beserta lingkungan publiknya, bergerak cepat, selalu menerapkan protokll kesehatan dalam pelaksanaan aktivitasnya sehari-hari, memberikan respon yang akurat dan realistik kepada stakeholdersnya dan memperhatikan 7 C’s dalam strategi komunikasinya yaitu Credibility, Context, Content, Clarity, Continuity and Consistency, Channel dan Capability of the audience (dapat memilih media komunikasi yang sesuai dengan karakteristik dan kemampuan stakeholdersnya)," pungkasnya.
"Di samping itu, praktisi PR juga dituntut untuk memahami perilaku customer dan stakeholders, berpikiran terbuka, ketika seorang praktisi PR tidak dapat membuat trend, setidaknya praktisi PR paham bagaimana merespons trend, aktivitas PR harus dapat lebih meningkatkan impression, kesadaran, permintaan, penjualan dan kesetiaan stakeholders terhadap perusahaan," pungkasnya.
Sebelumnya, Webinar diawali dengan Welcoming Speech Wakil Rektor I Usahid Iman Basriman selaku perwakilan Rektor Usahid Jakarta dan Opening Speech Mirza Ronda selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Usahid Jakarta..
Tercatat 100 peserta mengikuti webinar series #2 ini melalui aplikasi zoom meeting dan 295 peserta melalui youtube live streaming sehingga total peserta mencapai 395 peserta terdiri dari praktisi, akademisi, mahasiswa, pelajar SMA/sederajat dan kalangan umum dari berbagai daerah diseluruh Indonesia.
Seminar Webinar yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 11 Juli 2020 berlangsung selama 2 jam, mulai dari pukul 10.00-12.00 WIB ini dipandu oleh moderator Hayu Lusiana, Koordinator Kelas Modular Fikom Usahid Jakarta.
Webinar yang digelar Usahid ini merupakan Series #2, di mana rangkaian lanjutan dari Webinar Series #1 yang bertemakan “Inovasi Komunikasi Pemasaran Digital, Menjawab Tantangan Era Normal Baru : 'Panduan Dunia Online' telah dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Juni 2020.
Sedangkan Webinar Series #3 bertemakan 'Tantangan Cyber Journalism Di Masa Pandemi & Normal Baru' pada hari Sabtu, 25 Juli 2020 mendatang, atas kerja sama Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Usahid dengan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Provinsi DKI Jakarta.
(maf)