Cara Para PR Meracik Komunikasi di Tengah Pandemi Corona

Senin, 13 Juli 2020 - 20:08 WIB
loading...
A A A
"Serta melakukan rapid test kepada semua karyawan yang hasilnya negatif semua. Sedangkan untuk stakeholders/publik eksternal, strategi PR Trans 7 melakukan kegiatan-kegiatan Corporate Sosial Responsibility (CSR) kepada warga sekitar Trans 7 dan warga sekitar transmisi Trans 7," jelasnya.

Selain itu kata dia, melakukan pembagian sembako di bulan suci Ramadhon, melakukan penyemprotan di warga sekitar Trans 7 dan juga membantu mensosialisasikan kepada warga sekitar dan penonton Trans 7 tentang pemahaman pandemi ini melalui iklan layanan masyarakat (Public Service Announcement).

"Mengajak pemirsa untuk tidak mudik yang dikemas dengan menghibur dan informatif menggunakan public figure Tukul Arwana. Mengajak kaum milineal untuk tampil di Trans 7 dan menjelaskan bagaimana silaturahmi tetap bisa dilakukan melalui online/virtual di masa pandemi," ucap Anita.

Ditegaskannya, PR dituntut untuk berinovatif dan kreatif dengan menggunakan media sosial, internet dan teknologi digital. Tetapi tetap mematuhi rambu-rambu etika di media sosial maupun di televisi. Dalam memberikan sajian informasi kepada stakeholders, PR Trans 7 melakukannya dengan hati-hati dan televisi tetap berperan melakukan cover both-side pada saat melakukan interview dengan para narasumber pada suatu acara program televisi.

"Karena televisi masih dijadikan media untuk konfirmasi oleh masyarakat ketika masyarakat ingin mencari tahu kebenaran informasi yang mereka peroleh di media sosial. Pada saat pandemic dan New Normal ini, masyarakat banyak kembali menonton televisi sehingga rating telivisi menjadi naik karena masyarakat banyak berdiam di rumah," ujarnya.

Sedangkan dari praktisi pendidikan, Merry Safarwaty menekankan, seorang praktisi PR harus berpikiran positif dan optimistis dalam menghadapi masa pandemi dan New Normal. Karena sesungguhnya pandemi ini merupakan suatu titik balik bagi perusahaan/corporate untuk menuju keadaan lebih baik atau menjadi lebih buruk jika tidak berhasil melaluinya dengan baik.

"Ada 3 (tiga) tantangan terbesar yang dihadapi praktisi PR selama menjalankan program PR dimasa pandemi Covid-19 seperti tantangan/kendala komunikasi dan informasi, tantangan/kendala anggaran yang harus dipangkas karena efisiensi anggaran perusahaan, dan tantangan merubah kegiatan yang biasanya offline menjadi online. Ketiga tantangan ini harus diatasi dengan strategi PR yang kreatif dan inovatif oleh praktisi PR," kata Merry.

Menurutnya, PR diharapkan bisa memanfaatkan jalur-jalur media massa maupun media sosial, serta harus kreatif melakukan perubahan strategi komunikasi konvensional (offline/tatap muka langsung) menjadi komunikasi baru, komunikasi online/virtual melalui internet.

"Seperti Instagram, youtube, facebook, podcast, twitter, group chat, zoom cloud, google meet, dll. Dimana berdasarkan hasil riset PR Indonesia pada bulan Juni 2020, Instagram merupakan media sosial terfavorit yang digunakan oleh semua praktisi PR di perusahaan swasta, kementerian, BUMN, BUMD, anak usaha BUMN, perguruan tinggi, Pemda, dan agensi PR untuk berkomunikasi dengan stakeholders/publiknya," ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan Merry, di masa pandemi dan New Normal ini, praktisi PR harus pandai beradaptasi, selalu memperbaharui(update) informasi, kreatif, aktif dan proaktif disertai dengan tindakan korektif, selalu meningkatkan pemahaman akan teknologi digital, memiliki keahlian meneliti dan menganalisis suatu permasalahan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1077 seconds (0.1#10.140)