Pemimpin Antarumat dan Umat Antariman: Takziyah Paus Benediktus IXV

Kamis, 05 Januari 2023 - 12:08 WIB
loading...
A A A
Waktu itu tentu belum ada program moderasi beragama di Indonesia. Tidak seperti saat ini, Kementrian Agama dan Pemerintah Indonesia menekankan program moderasi beragama.

Sang Paus itu sedikit berkomentar tentang sejarah umat Islam. Yaitu tentang dialog Kaisar Byzantium Manuel II Paleologos. Intinya adalah komentar tentang iman, kekerasan, dan pentingnya sikap moderat.

Waktu itu reaksi berlebihan datang dari dunia Muslim. Beberapa pemimpin agama Islam dunia dan juga di Indonesia mencoba mencerna dengan hati yang dingin dan lapang. Betapa pentingnya dialog antariman. Betapa pentingnya mendengar dari iman lain. Betapa pentingnya memahami sebelum bereaksi. Dan betapa pentingnya kita saling memahami, antar umat dan antar iman.

Sebagai seorang cendikiawan Jerman, Paus Benediktus menunjukkan ketelitiannya, daya kritis, dan perspektif dari sisi sejarah klasik. Sebagian umat Islam menangkap lain.

Saat ini ketika program moderasi beragama bergema di Indonesia kita harus lebih bijak. Kita tidak mungkin hanya menggunakan perspektif satu umat. Tetapi antarumat.

Tidak lagi kita hanya melihat dari sisi ajaran dan dogma sendiri, tetapi bagaimana perasaan dan dogma lain. Tidak hanya kita melihat dari masjid, tetapi juga bagaimana katedral, pura, vihara, kapel, dan tempat peribadatan lain.

Paus Benediktus adalah pemimpin Katolik, juga sekaligus pemimpin umat-umat agama lain di dunia. Sikap integritas, dan kejujurannya bisa ditunjukkan dari mundurnya beliau sebagai Paus, kemudian terpilihlah Paus Fransiskus dari Argentina. Dua pemimpin ini unik dan berbeda dari segi pendekatan.

Bahkan dalam film Netflix yang cukup popular merekam satu sisi persahabatan, saling keterkaitan, dan sekaligus perbedaan pendekatan mereka berdua. Film The Two Popes garapan Fernando Mierelles, naskah ditulis oleh Anthony McCarthen diadaptasi dari tahun 2017.

Aktor kondang Anthony Hopkins dan Jonathan Pryce memerankan keduanya. Satu Paus seorang cendikiawan Jerman, satu lagi seorang aktivis Argentina. Penulis merasa beruntung bisa berpapasan langsung dengan keduanya.

KH Yahya Kholil Staquf didampingi Dr Najib Azka menyampaikan secara langsung rasa duka itu kepada Kardinal Piero Pioppo. Setelah berbincang-bincang sejenak relasi NU (Nahdlatul Ulama) dengan Vatikan dan mengenang pepergian tokoh itu, Gus Yahya menuliskan kesannya di buku duka.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.9038 seconds (0.1#10.140)