3 Panglima Militer Indonesia yang Memiliki Darah Batak, Terakhir Jenderal Besar Pemilik Bintang Lima

Kamis, 24 November 2022 - 17:22 WIB
loading...
3 Panglima Militer Indonesia yang Memiliki Darah Batak, Terakhir Jenderal Besar Pemilik Bintang Lima
Terdapat tiga Panglima Militer Indonesia yang memiliki darah Batak. Foto DOK ist
A A A
JAKARTA - Terdapat tiga Panglima Militer Indonesia yang memiliki darah Batak . Salah satunya merupakan jenderal besar yang memiliki karier cukup cemerlang.

Suku Batak memang menjadi salah satu suku terbesar di Indonesia, yang berasal dari Sumatera Utara. Dari banyaknya itu tidak sedikit yang menduduki posisi penting, baik itu duduk di kursi pemerintahan maupun berperan di militer.

Baca juga : Adu Brevet Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa vs Panglima Militer Singapura

Mereka yang berperan di militer bahkan ada beberapa yang sampai menduduki posisi strategis hingga kursi tertinggi di Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yakni sebagai Panglima.

Berikut tiga Panglima Militer Indonesia yang memiliki darah Batak :

1. Jenderal TNI (Purn.) Feisal Tanjung

Feisal Edno Tanjung lahir pada 17 Juni 1939 di Tarutung, Silindung, Karesidenan Tapanuli, Sumatera Utara. Pia berdarah Batak ini menjabat sebagai Panglima ABRI pada 1993 hingga 1998.

Beberapa operasi penting telah dilakoninya seperti Trikora, penumpasan gerombolan RMS, operasi Dwikora, penumpasan gerombolan OPM, G30S/PKI, hingga sempat bertugas di wilayah Timor Timur.

Dikutip dari perpusnas.go.id, Setelah pensiun Feisal Tanjung sempat menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan dalam kabinet Reformasi Pembangunan masa kerja 23 Maret 1988 - 17 Maret 1993.

2. Jenderal TNI (Purn.) Maraden Panggabean

Maraden Saur Halomoan Panggabean lahir di Tarutung, Sumatera Utara pada 29 Juni 1922. Jebolan SMA Militer Jepang ini menjabat sebagai Panglima ABRI pada 1973-1978 menggantikan Soeharto.

Selain aktif di militer, beliau juga aktif di politik dengan tergabung ke dalam Partai Golkar. Selain itu, ia juga aktif membina komunitas masyarakat Batak, sebagai Ketua Penasihat Lembaga Permufakatan Adat dan Kebudayaan Batak (LPAKB) dan Pembina Yayasan Bina Bona Pasogit (1989-2000).

Setelah pensiun Maraden Panggabean sempat dipercaya untuk duduk di kursi pemerintahan sebagai Menko Polkam Kabinet Pembangunan III tahun 1974 hingga 1978.

Baca juga : Sosok Abdul Haris Nasution, Jenderal Besar yang Selamat dari Peristiwa G30S/PKI

3. Jenderal Besar TNI (Purn.) Abdul Haris Nasution

Salah satu Jenderal Besar di Indonesia ini juga berasal dari Sumatera Utara, tepatnya Kotanopan, Mandailing, Natal. Dirinya sempat menjadi pimpinan tertinggi Angkatan Bersenjata Indonesia pada tahun 1962.

Jenderal A.H. Nasution nyaris menjadi korban G30S PKI, beruntung dia berhasil lolos dari kepungan. Sayangnya sang putri Ade Irma Suryani harus menjadi korban.

Abdul Haris Nasution tercatat pernah duduk di kursi pemerintahan sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan Indonesia tahun 1959-1966, dan Ketua MPR pada 1966-1972.

Kemudian pada 15 Oktober 1997, menjelang masa tuanya, dan bertepatan dengan hari ABRI, Nasution dianugerahi pangkat Jenderal Besar bintang lima.
(bim)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1255 seconds (0.1#10.140)