Ratusan Ribu Desa di China Punah Ditinggalkan Warganya

Senin, 12 Januari 2015 - 10:38 WIB
Ratusan Ribu Desa di China Punah Ditinggalkan Warganya
Ratusan Ribu Desa di China Punah Ditinggalkan Warganya
A A A
China merupakan negara yang memiliki banyak desa kecil di berbagai sudut wilayah. Berdasarkan data statistik nasional, China memiliki 3,6 juta desa pada 2000.

Namun, seiring dengan perkembangan industri dan urbanisasi, ratusan ribu desa di Negeri Tirai Bambu punah. Penulis dan artis terkenal China yang menyoroti keberadaan desa tradisional, Feng Jicai, mengatakan, jumlah desa di China pada 2010 menjadi 2,7 juta. Artinya, 900.000 desa menghilang dari peta China hanya dalam kurun waktu sepuluh tahun.

Ini berarti rata-rata setiap hari ada 250 desa tradisional di China lenyap. Meski 900.000 desa tersebut hilang dari data nasional, tidak semua penduduk dari desa yang ditinggalkan itu mengikuti arus imigrasi. Beberapa orang masih tetap bertahan. Keluarga Qiao di Desa Maijieping yang tidak memiliki akses jalan misalnya. Desa tersebut kini hanya dihuni empat orang tua dari generasi kelima Qiao.

Perang saudara, revolusi, kelaparan, dan perubahan ekonomi membuat sebagian besar penduduk desa itu memilih pindah ke tempat lain sejak masa keruntuhan Dinasti Qing. “Generasi muda kesulitan hidup di sini,” kata salah satu warga Desa Mijieping, Qiao Jinchao, dikutip Telegraph. Sebelumnya, kata Jinchao, jumlah penduduk di desa itu bisa mencapai 140 orang.

“Setelah mereka pergi ke luar dan melihat yang lebih baik, mereka tidak pernah berniat untuk kembali ke desa ini,” ujarnya. Kondisi yang sama juga terlihat di Desa Kuan Ping. Tahun lalu di sana hanya terdapat sembilan orang, mayoritas sudah tua. Rencana mengosongkan Desa Kuan Ping selalu terbentur dengan finansial yang buruk. Mereka akhirnya memilih tetap bertahan.

“Kalau kami pindah ke tempat yang lebih baik, uang yang dikeluarkan pasti akan lebih banyak. Kami tidak ingin menjadi beban. Di sini kami memakan apa yang kami tanam,” pungkas Cui Shenghe, dilansir Cntv. Shenghe, warga dari desa lainnya, mengatakan, masyarakat mulai meninggalkan Desa Kuan Ping selama periode 1990-an. Mereka pindah ke tempat yang lebih modern.

Masyarakat di Desa Nankeng juga demikian. Mereka meninggalkan desa sejak pemerintah melarang penebangan kayu hutan yang menjadi profesi utama masyarakat Desa Nankeng. ”Apakah desa-desa itu perlu diselamatkan?” tanya profesor Universitas Taiuyan Normal, Shao Xiuying.

”Desa tradisional merupakan simbol sistem pertanian China. Kita tidak mampu menjaga dan melindungi semua desa. Itu tidak penting. Pemerintah hanya perlu fokus pada perlindungan desa yang memiliki warisan budaya, sejarah, dan arsitektur,” kata Xiuying.

Muh shamil
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7953 seconds (0.1#10.140)