Kabar Reshuffle Kabinet, PPP Teringat PAN yang Mundur karena Berseberangan

Jum'at, 14 Oktober 2022 - 09:04 WIB
loading...
Kabar Reshuffle Kabinet, PPP Teringat PAN yang Mundur karena Berseberangan
Kabar menteri dari kader Partai Nasdem akan di-reshuffle santer terdengar, setelah Ketua DPP Nasdem Zulfan Lindan menyebut Anies Baswedan antitesis Jokowi. Foto/Ilustrasi/MPI
A A A
JAKARTA - Kabar menteri-menteri dari kader Partai Nasdem akan di-reshuffle oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) santer terdengar, setelah Ketua DPP Nasdem Zulfan Lindan menyebut Anies Baswedan sebagai antitesis Jokowi.

Menanggapi hal ini, Ketua DPP PPP Achmad Baidowi mengatakan, reshuffle kabinet itu sejatinya merupakan hak prerogatif presiden.

Namun jika reshuffle ini dikaitkan dengan Nasdem, ia jadi teringat kondisi periode pertama pemerintahan Jokowi, yang mana ada menteri dari sebuah parpol yang memilih mundur dari kabinet karena berseberangan dengan pemerintah.

"Itu hak prerogatif Presiden Jokowi ya soal reshuffle, tetapi kalau memang... Begini, dulu ada parpol ketika tidak sejalan dengan pemerintahan dan memilih berseberangan, maka parpol tersebut mundur dari kabinet, itu yang periode lalu, enggak tahu kalau sekarang," kata pria yang akrab disapa Awiek ini saat dihubungi, Jumat (14/10/2022).

Baca juga: Momentum Reshuffle Kabinet Jokowi

Diketahui, pada pertengahan 2018 lalu atau bertepatan dengan pendaftaran capres dan cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), Menteri PAN RB yang juga kader PAN Asman Abnur, memilih mundur setelah santer kabar dirinya akan di-reshuffle lantaran PAN mengusung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.

Terkait Nasdem yang mendapat banyak kritikan dari parpol koalisi termasuk PDIP, Awiek melihat, Nasdem tidak disudutkan melainkan NasDem yang membuat blunder dengan salah satu elitenya yang menyebut Anies antitesis Jokowi, sehingga menciptakan konfrontasinya sendiri.

Kalau soal dukungan capres-cawapres masih panjang prosesnya, tapi yang jadi soal adalah pernyataan tentang antitesis kepemimpinan yang kian memperkeruh hubungan Nasdem dan PDIP.

"Kalau soal capres-cawapres itu kan masih panjang, dan belum tentu juga, calon-calon presiden itu bisa berangkat karena harus memenuhi tiket 20% kursi atau 25% suara. Namun pernyataan-pernyataan yang blunder itu membuat situasi memanas, khusunya hubungan PDIP dengan Nasdem, terkait dengan tesis antitesis, kepemimpinan antitesis itu lho," terangnya.

Menurut Wakil Ketua Baleg DPR ini, kalau dalam konteks hubungan antar parpol, hubungan Nasdem dengan PDIP pada dasarnya tidak ada masalah, tetapi kalau konteks hubungan koalisi tentu hubungannya antara Nasdem dengan Jokowi, karena Nasdem bagian koalisi pemerintah.

"Kalau hubungan dengan sesama koalisi tentu itu kan hubungannya Nasdem dengan Jokowi, kan koalisinya di situ," ujarnya.

Namun demikian, Awiek menyayangkan kalimat seperti itu keluar ke publik, apalagi pernyataan Anies antitesis Jokowi itu keluar dari seorang politikus, bukan pengamat politik.

"Bahasa, kalimat antitesa dari Jokowi, itu kan tidak etis sebenarnya, kalau tesa antitesa kan gampang, kalau tesanya kenyang, antitesanya lapar, kan gitu. Karena apa, Pak Zulfan itu pelaku politik, kecuali yang berstatement itu atau menganalisa, itu pengamat," pungkasnya.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2568 seconds (0.1#10.140)