Kak Seto: Perlunya Desain Perlindungan Anak dari Virus Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme

Sabtu, 23 Juli 2022 - 12:11 WIB
loading...
A A A
“Tentunya ya kita semua. Ibaratnya dalam melindungi anak ini perlu orang sekampung. Pertama adalah keluarga, orang tua dalam hal ini. Kedua adalah sistem pendidikan di sekolah dan para guru. Kemudian yang ketiga adalah juga masyarakat luas untuk saling melindungi anak-anak kita. Dan kemudian berikutnya yang kelima adalah pemerintah,” papar dia.

Pria yang meraih gelar Doktor bidang Psikologi dari Universitas Indonesia ini juga menjelaskan untuk memaksimalkan perlindungan anak maka perlu juga ditanamkan rasa percaya diri, bersyukur dan menghargai diri sendiri serta orang lain agar tidak mudah terbawa pengaruh virus radikalisme.

“Tentunya anak-anak harus belajar percaya diri, belajar penuh rasa syukur, menghargai potensi masing-masing dan kemudian juga belajar juga menghargai orang lain. Untuk itu di dalam keluarga mohon dibiasakan orang tua juga tidak memaksakan suatu prestasi tertentu,” terangnya.

Tetapi dirinya juga mengingatkan bahwa orang tua harus paham dan juga menghargai bahwa setiap anak cerdas pada bidangnya masing-masing, mungkin seperti ada yang pintar matematika, ada yang pintar menyanyi, pintar menari, pintar menggambar, pintar olahraga dan sebagainya. Potensi-potensi yang dimiliki masing masing anak seperti itu yang harusnya orang tua juga bisa menghargai.

Untuk itu, LPAI (Lembaga Perlindungan Anak Indonesia) juga melakukan upaya nyata guna melindungi anak dari paham tersebut, yakni dengan memberikan penyuluhan bagi para orang tua, guru dan remaja mengenai pentingnya membangun karakter anak sejak dini, yaitu Karakter Profil Pelajar Pancasila.

“Pertama akhlak mulia, kemudian kebhinekaan global dimana anak-anak dituntut untuk dapat mempertahankan budaya luhur, lokalitas, dan identitas, namun tetap berpikiran terbuka ketika berinteraksi dengan budaya lain,” ucapnya.

Ketiga, gotong royong, mandiri, kritis, dimana anak-anak diharapkan akan dapat mengasah kreativitas dengan menerapkan pemikiran kritis yang kemudian diolah menjadi inovasi baru yang bermanfaat bagi banyak orang, dan yang terakhir Kreatif.

“Selain itu kami juga aktif mengadakan seminar, webinar dan talk show. Dimana hal itu kami lakukan dengan bekerja sama dengan beberapa Kementerian/Lembaga pemerintah, baik pusat maupun daerah, juga dengan lembaga-lembaga pendidikan negeri maupun swasta serta bersama LPAI yang ada di daerah,” jelas pria yang juga pendiri sekolah alternatif Homeschooling Kak Seto (HSKS) ini.

Terakhir, guna memaksimalkan upaya LPAI dalam perlindungan anak dari virus radikalisme, pihaknya juga akan bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai stakeholder dalam penanggulangan paham radikal terorisme dan intoleransi di Indonesia.

“Karena bagaimanapun juga kita semua wajib untuk melindungi anak-anak kita dari paham berbahaya tersebut demi mewujudkan anak-anak yang nantimya dapat memajukan dan membangun negeri ini,” tutup Kak Seto.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2109 seconds (0.1#10.140)