Doni Monardo Paparkan Politik Kesejahteraan Purnawirawan TNI AD

Senin, 13 Juni 2022 - 14:55 WIB
loading...
A A A
Bangsa Pejuang
Sebelum menyampaikan arahannya, panitia menayangkan video pendek berisi pesan Try Sutrisno kepada PPAD. Dalam video pendek itu, Try menyoal pentingnya PPAD memikirkan sektor pangan alternatif, untuk mengantisipasi krisis pangan di masa yang akan datang.

Panglima ABRI periode 1988–1993 itu menyampaikan tiga poin. Pertama, PPAD harus menjaga dan mengobarkan jiwa pejuang. Kedua, pentingnya PPAD menggarap sektor pangan dan energi, mengantisipasi krisis pangan dan krisis energi di era mendatang. Ketiga, PPAD harus ikut mengawal jalannya negara dengan membuat kajian kondisi bangsa dan tata negara pasca amandemen UUD 1945.

Kepada para juniornya, Try berpesan agar PPAD harus mempersiapkan anggotanya agar tidak saja siap menghadapi berbagai tantangan. Ingat, kata Try, TNI adalah tentara pejuang, tentara rakyat, dan tentara nasional. "Yang pensiun status administrasinya, tetapi jiwa pejuangnya tidak pernah ada kata pensiun," katanya.

Tentara, kata Try Sutrisno, digembleng untuk mengyahati doktrin. Karenanya harus mewakili semangat juang leluhur. Bahwa datangnya kemerdekaan Indonesia adalah berkat keringat dan pengorbanan jiwa rata pejuang. "Karenanya PPAD harus mengingatkan kepada bangsa ini, ihwal atribut pejuang yang melekat pada bangsa kita," ujar Try.

Ayah tujuh anak itu lalu menyitir pengantar Doni Monardo sebelumnya, ihwal orientasi organisasi menuju peningkatan kesejahteraan purnawirawan melalui semangat dan jiwa kewirausahaan. "Entah karena perang, entah karena perubahan iklim, entah karena wabah, tetapi ancaman krisis pangan sangat nyata. Karena itu kita harus waspada dan bersiaga," ujarnya.

Try meminta PPAD ikut menyosialisasikan bahwa sumber karbohidrat tidak hanya beras dan gandum. "Dulu, orang Papua, Maluku dan Indonesia timur makan sagu. Masyarakat madura makan jagung. Tapi kita kemudian di-beras-kan. Sampai-sampai orang Papua pun tergantung beras. Ini keliru," katanya.

Karena itu, kita harus mengembalikan tradisi dan budaya pangan kita. Sejarah masa lalu Nusantara menunjukkan kita sebagai bangsa yang unggul. Banyak relief dan prasasti yang membuktikan itu.

Try Sutrisno mencatat ada 10 bahan pangan khas lokal dan asli milik bangsa Indonesia. Di antaranya, sorgum, jagung, sagu, porang, sukun, talas, ketela, ubi jalar, singkong, kedelai, terigu. "Bahkan sudah ada penelitian, kandungan gizi dan karbohidrat sukun sama dengan beras," katanya.

Karena itu, Try menyarankan agar PPAD memulai dengan penanaman pohon yang memiliki manfaat ekonomis, dimulai dari rumah para purnawirawan. Lebih dari itu, menanam setiap jengkal tanah atau lahan kosong yang tidak produktif, menjadi lahan produktif melalui aneka jenis tanaman pangan.

PPAD harus menjadi pelopor, hingga akhirnya diadopsi menjadi politik negara. Try menyebut contoh Thailand. Saat negara dilanda krisis moneter tahun 80-an, Raja Thailand memerintahkan rakyatnya memelihara lele dan belut. Apa yang terjadi? Di tengah krisis, rakyat Thailand tetap tercukupi kebutuhan proteinnya. Sisa budidaya lele dan belut, bahkan bisa diekspor menjadi devisa negara.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2295 seconds (0.1#10.140)