LSN merilis hasil survei yang mengungkapkan sejumlah tokoh yang dinilai publik memiliki kemampuan meneruskan kepemimpinan Presiden Jokowi. Foto/Ist
AAA
JAKARTA - Lembaga Survei Nasional (LSN) merilis hasil survei yang mengungkapkan sejumlah tokoh yang dinilai publik memiliki kemampuan meneruskan kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Selain itu, survei tokoh ini dinilai mampu membawa Indonesia lebih baik di kemudian hari.
Selain itu, LSN menemukan fenomena menarik yaitu ditemukannya fakta di lapangan bahwa Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dan Menteri BUMN Erick Thohir mulai kokoh di 10 besar elektabilitas calon presiden (capres) 2024.
"Salah satu temuan menarik dari survei LSN kali ini adalah munculnya nama KSP Moeldoko dan Menteri BUMN Erick Thohir di posisi 10 besar elektabilitas capres," ujar Direktur Eksekutif LSN, Gema Nusantara Bakry, saat konferensi pers hasil survei nasional melalui virtual zoom meeting, Kamis (3/3/2022).
"Kalau kita lihat secara seksama, nama Moeldoko di 10 besar elektabilitas serta mencuatnya nama Erick Thohir mengungguli elektabilitas tokoh-tokoh lama di papan survei seperti Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto kemudian Mahfud MD dan Puan Maharani," lanjutnya.
Survei ini dilakukan pada 12-24 Februari 2022 di 34 provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah sampel sebesar 1.537 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara rambang berjenjang (multi-stage random sampling).
Batas kesalahan (margin of error) +/- 2,5% dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan responden dengan bantuan kuesioner.
Diketahui, salah satu survei yang dilakukan LSN yaitu menangkap persepsi publik terhadap potensi keterpilihan nama-nama tokoh untuk menjadi presiden 2024 dan layak untuk meneruskan kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
"Saat kepada responden ditanyakan siapa sosok yang layak menggantikan Jokowi untuk menjadi Presiden RI 2024-2029, ini pertanyaan tertutup, maka hasilnya 21,9% responden menyebut nama Prabowo Subianto, 19,2% memilih nama Anies Baswedan, 18,8% menyebut nama Ganjar Pranowo, dan seterusnya," jelasnya.
Kemudian ketika ditanyakan sudah mantap dengan pilihan terhadap tokoh tersebut atau masih mungkin berubah, sekitar 51,4% mengaku sudah mantap atau loyal voters dengan pilihannya dan akan memilih tokoh pilihannya itu pada pilpres 2024 jika tokoh itu maju sebagai capres.
"Namun demikian, jumlah calon pemilih yang masih mungkin berubah atau swing voters ini juga masih cukup signifikan. Artinya segala kemungkinan itu bisa terjadi di pilpres 2024 nanti. Belum ada jaminan tokoh yang unggul pada survei ini punya peluang paling besar untuk menjadi presiden di 2024 mendatang," ucap Gema.
Terkait hal itu, ada hal menarik dari temuan di lapangan bahwa dibandingkan dengan yang lain, responden yang menjatuhkan pilihannya terhadap Moeldoko dan Erick Thohir sebagai presiden, lebih kokoh dan mantap terhadap pilihannya tersebut sampai nanti saatnya pencoblosan pada 2024.
"Meski elektabilitas Moeldoko belum terlalu signifikan namun tingkat kemantapan atau tingkat loyalitas pemilih beliau ini lebih tinggi dari tokoh-tokoh lainnya. Sedangkan Ganjar Pranowo meski selalu masuk tiga besar dalam tingkat elektabilitas namun tingkat loyalitas pendukungnya ini masih belum optimal," katanya.
Menurutnya, karena tingkat swing voters atau calon pemilih yang mengaku belum mantap dengan tokoh pilihannya saat ini masih cukup besar atau hampir 50% maka siapa yang akan memenangkan pilpres 2024 masih belum dapat dipastikan.
"Meskipun berdasarkan tingkat elektabilitas Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo masih yang paling dominan dalam lebih dari setahun ini, namun peluang tokoh-tokoh lain termasuk KSP Moeldoko dan Menteri BUMN masih cukup terbuka," pungkasnya.