Anarkis Itu Suara yang Tak Terdengarkan
loading...
A
A
A
Dalam perjalanan sejarah negara ini ternyata rasisme belum pernah ditangani secara sungguh-sungguh dan tuntas. Bahkan ketika seorang Afro American sekalipun terpilih jadi presiden negeri ini, juga belum bisa menyelesaikan isu rasisme. Justru sebaliknya secara tidak langsung menjadi pemicu lebih mendalamnya rasisme di masyarakat.
Kemenangan Donald Trump yang memang salah satunya mengusung isu ras dalam kampanye pemilu menjawab asumsi bahwa kaum putih ingin balas dendam kepada non white yang seolah kemenangannya diwakili oleh kemenangan Barack Obama ketika itu. Dan itu terlihat dengan berbagai kebijakan Donald Trump yang anti-Obama. Bahkan kebencian Trump secara pribadi kepada Obama mengindikasikan itu semua.
Pernyatan Donald Trump menyikapi beberapa kejadian rasisme akhir-akhir ini tidak bisa lagi menyembunyikan fakta di atas. Ketika KKK dan kelompok 'White Supremacy' melakukan kekerasan, biasanya disikapi secara lunak. Bahkan tidak jarang ada pembelaan. Minimal akan memberikan argumentasi bahwa itu adalah kejadian yang bersifat kasuistik.
Tapi ketika terjadi anarkis yang dilakukan oleh kaum minoritas Minnesota dan beberapa kota lainnya, maka tanpa berpikir panjang dia mengatakan: "when the looting begins, the shooting begins" (kalau terjadi penjarahan maka harusnya juga terjadi penembakan). Karena ini ucapan seorang Presiden maka jadi memiliki dampak di lapangan.
Artinya ada perbedaan sikap dalam menyikapi kesalahan di dua pihak. Dan itu semua membuktikan atau menampakkan siapa Presiden yang sesungguhnya sedang memimpin Amerika saat ini.
Karenanya, saya melihat ada dua hal penting yang menjadi pekerjaan rumah (homework) bagi Amerika ke depan untuk menghadapi atau mengurangi peristiwa yang saat ini sedang memanas di negara ini. ( ).
Pertama, Amerika memerlukan pemimpin yang bisa menjadi pemimpin bagi semua warganya. Selama ada segmen masyarakat yang merasa dianaktirikan maka akan ada ledakan-ledakan yang terjadi dari masa ke masa. Tinggal menunggu bentuk pemicu yang terjadi dari masa ke masa.
Kedua, isu rasisme adalah isu mentalitas dan pandangan hidup. Di sinilah masyarakat agama, termasuk masyarakat Muslim untuk memainkan peranan penting dalam mendidik dan melakukan transformasi mentalitas dan pandangan hidup manusia. Bahwa manusia semuanya sama di mata Tuhan. ( ).
Dan Islam insya Allah akan memainkan peranan signifikan dalam merubah mentalitas dan cara pandang manusia terhadap sesama. Bahwa semua manusia itu diciptakan secara fitrah, dan semua manusia sesungguhnya adalah satu kelurga, keluarga kemanusiaan (human family).
Masalahnya siapkah umat untuk menyadari itu? Jangan-jangan di kalangan umat ini sendiri terjadi perilaku rasis antara satu dengan lainnya. Semoga tidak, Bung!
Kemenangan Donald Trump yang memang salah satunya mengusung isu ras dalam kampanye pemilu menjawab asumsi bahwa kaum putih ingin balas dendam kepada non white yang seolah kemenangannya diwakili oleh kemenangan Barack Obama ketika itu. Dan itu terlihat dengan berbagai kebijakan Donald Trump yang anti-Obama. Bahkan kebencian Trump secara pribadi kepada Obama mengindikasikan itu semua.
Pernyatan Donald Trump menyikapi beberapa kejadian rasisme akhir-akhir ini tidak bisa lagi menyembunyikan fakta di atas. Ketika KKK dan kelompok 'White Supremacy' melakukan kekerasan, biasanya disikapi secara lunak. Bahkan tidak jarang ada pembelaan. Minimal akan memberikan argumentasi bahwa itu adalah kejadian yang bersifat kasuistik.
Tapi ketika terjadi anarkis yang dilakukan oleh kaum minoritas Minnesota dan beberapa kota lainnya, maka tanpa berpikir panjang dia mengatakan: "when the looting begins, the shooting begins" (kalau terjadi penjarahan maka harusnya juga terjadi penembakan). Karena ini ucapan seorang Presiden maka jadi memiliki dampak di lapangan.
Artinya ada perbedaan sikap dalam menyikapi kesalahan di dua pihak. Dan itu semua membuktikan atau menampakkan siapa Presiden yang sesungguhnya sedang memimpin Amerika saat ini.
Karenanya, saya melihat ada dua hal penting yang menjadi pekerjaan rumah (homework) bagi Amerika ke depan untuk menghadapi atau mengurangi peristiwa yang saat ini sedang memanas di negara ini. ( ).
Pertama, Amerika memerlukan pemimpin yang bisa menjadi pemimpin bagi semua warganya. Selama ada segmen masyarakat yang merasa dianaktirikan maka akan ada ledakan-ledakan yang terjadi dari masa ke masa. Tinggal menunggu bentuk pemicu yang terjadi dari masa ke masa.
Kedua, isu rasisme adalah isu mentalitas dan pandangan hidup. Di sinilah masyarakat agama, termasuk masyarakat Muslim untuk memainkan peranan penting dalam mendidik dan melakukan transformasi mentalitas dan pandangan hidup manusia. Bahwa manusia semuanya sama di mata Tuhan. ( ).
Dan Islam insya Allah akan memainkan peranan signifikan dalam merubah mentalitas dan cara pandang manusia terhadap sesama. Bahwa semua manusia itu diciptakan secara fitrah, dan semua manusia sesungguhnya adalah satu kelurga, keluarga kemanusiaan (human family).
Masalahnya siapkah umat untuk menyadari itu? Jangan-jangan di kalangan umat ini sendiri terjadi perilaku rasis antara satu dengan lainnya. Semoga tidak, Bung!