Dua Pasien Sembuh dari Corona Meninggal, Ini Respons IDI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dua pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19 atau virus Corona meninggal dunia. Rumah sakit (RS) dan dokter diminta memastikan kesembuhan total pasien lewat tes polymerase chain reaction (PCR).
Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, belum bisa menyimpulkan penyebab kematian tersebut. Menurutnya, perlu penelusuran lebih dalam, apakah pasien itu sudah dinyatakan sembuh melalui mekanisme yang benar atau tidak.
Dia mengimbau RS dan dokter lebih hati-hati sebelum memutuskan memulangkan pasien. Pasien Covid-19 harus menjalani dua kali tes PCR. Tesnya itu dijeda minimal 24 jam. Dokter dan pasien harus sabar menunggu hasilnya, karena banyaknya antrian pemeriksaan spesimen dan laboratorium terbatas.
"Iya, PCR yang nunggu seminggu itu. Yang dikhawatirkan apa benar dinyatakan sembuh sesuai kriteria WHO atau tidak," ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Selasa (21/04/2020).
(Baca juga: Sudah 7.135 Orang Terinfeksi Corona, 616 Meninggal dan 842 Sembuh)
Dua orang yang meninggal setelah dinyatakan sembuh itu terjadi Kabupaten Lumajang dan Bangkalan. Yang di Lumajang meninggal dunia setelah dua hari berada di rumah. Sedangkan yang di Bangkalan, itu hanya 12 jam setelah pulang dari RS.
Standar sembuh, menurut Zubairi, itu setelah menjalani dua kali tes PCR dan dinyatakan negatif. Pulang atau tidaknya pasien, tidak boleh berdasarkan pengamatan dan indikator umum, seperti sudah tidak batuk, sesak, dan panas.
PB IDI mendapatkan banyak laporan dari daerah tentang antrian orang yang mau masuk ke RS itu banyak. Jadi kadang-kadang ada keinginan untuk memulangkan pasien lebih cepat kalau kondisinya sudah baik. "Itu tidak boleh," tegasnya.
Covid-19 ini penyakit baru yang masih dipelajari karakter dan cara penyembuhannya. Beberapa negara, seperti Tiongkok dan Korea Selatan, pernah melaporkan adanya orang yang terpapar Covid-19 lagi setelah sembuh dan menjalani perawatan di RS.
Berdasarkan penelitian para ahli sementara ini, kata Zubairi, itu sangat mungkin pasien belum sembuh total. "Bukan infeksi (ulang). Oleh karena satu dan lain hal, bangun (Covid-19) lagi," pungkasnya.
Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, belum bisa menyimpulkan penyebab kematian tersebut. Menurutnya, perlu penelusuran lebih dalam, apakah pasien itu sudah dinyatakan sembuh melalui mekanisme yang benar atau tidak.
Dia mengimbau RS dan dokter lebih hati-hati sebelum memutuskan memulangkan pasien. Pasien Covid-19 harus menjalani dua kali tes PCR. Tesnya itu dijeda minimal 24 jam. Dokter dan pasien harus sabar menunggu hasilnya, karena banyaknya antrian pemeriksaan spesimen dan laboratorium terbatas.
"Iya, PCR yang nunggu seminggu itu. Yang dikhawatirkan apa benar dinyatakan sembuh sesuai kriteria WHO atau tidak," ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Selasa (21/04/2020).
(Baca juga: Sudah 7.135 Orang Terinfeksi Corona, 616 Meninggal dan 842 Sembuh)
Dua orang yang meninggal setelah dinyatakan sembuh itu terjadi Kabupaten Lumajang dan Bangkalan. Yang di Lumajang meninggal dunia setelah dua hari berada di rumah. Sedangkan yang di Bangkalan, itu hanya 12 jam setelah pulang dari RS.
Standar sembuh, menurut Zubairi, itu setelah menjalani dua kali tes PCR dan dinyatakan negatif. Pulang atau tidaknya pasien, tidak boleh berdasarkan pengamatan dan indikator umum, seperti sudah tidak batuk, sesak, dan panas.
PB IDI mendapatkan banyak laporan dari daerah tentang antrian orang yang mau masuk ke RS itu banyak. Jadi kadang-kadang ada keinginan untuk memulangkan pasien lebih cepat kalau kondisinya sudah baik. "Itu tidak boleh," tegasnya.
Covid-19 ini penyakit baru yang masih dipelajari karakter dan cara penyembuhannya. Beberapa negara, seperti Tiongkok dan Korea Selatan, pernah melaporkan adanya orang yang terpapar Covid-19 lagi setelah sembuh dan menjalani perawatan di RS.
Berdasarkan penelitian para ahli sementara ini, kata Zubairi, itu sangat mungkin pasien belum sembuh total. "Bukan infeksi (ulang). Oleh karena satu dan lain hal, bangun (Covid-19) lagi," pungkasnya.
(maf)