Berakhir Hari Ini, PPKM Dinilai Tetap Jadi Pilihan Penanganan Covid-19

Senin, 13 September 2021 - 02:06 WIB
loading...
Berakhir Hari Ini, PPKM Dinilai Tetap Jadi Pilihan Penanganan Covid-19
Pakar Kesehatan Masyarakat Hermawan Saputra menilai PPKM akan tetap menjadi pilihan dalam penanganan Covid-19. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pakar Kesehatan Masyarakat Hermawan Saputra menilai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan tetap menjadi pilihan dalam penanganan Covid-19. Diketahui, PPKM akan berakhir Senin, 13 September.

“Rasa-rasanya PPKM itu tetap akan jadi pilihan, karena skala nasional itu tidak sama satu daerah dengan daerah yang lain, ada daerah yang masih level 4, ada daerah yang level 3, bahkan ada level 2. Tapi kehati-hatian itu sangat penting,” kata Hermawan, Minggu (12/9/2021).

Pemerintah pun disarankan agar tidak terburu-buru merelaksasi aktivitas masyarakat, karena bisa menjadi bumerang. Dia mengatakan, aktivitas masyarakat cukup terbuka selama dua pekan terakhir. Tempat pelayanan publik, perkantoran, arus lalu lintas kembali ramai. Hermawan mengingatkan agar masyarakat tetap hati-hati.

“Pelonggaran ini harus dimaknai kehati-hatian yang luar biasa, tidak sama ritme satu daerah dengan daerah lain,” tuturnya.

Hermawan melihat masih ada sebagian daerah yang mengalami kenaikan kasus Covid-19 dan ada sebagian yang kasusnya turun. “Kita harus waspada,” imbuhnya.

Maka itu, masyarakat dan dunia usaha diimbau agar tidak merespons penurunan kasus dengan euforia berlebihan, karena tetap ada potensi kasus Covid-19 kembali meningkat. “Jangan sampai ada kenaikan kasus yang signifikan. Jangan sampai ada varian baru yang lolos. Kita tahu ada varian Mu. Jangan sampai menjadi tantangan seperti Delta yang Juni-Juli sudah luar biasa,” katanya.

Dia pun memberikan contoh beberapa negara seperti Amerika dan Australia kembali mengalami peningkatan kasus Covid-19. “Amerika walaupun warganya sudah divaksin luar biasa, tetapi tetap potensi kenaikan kasusnya tinggi karena ada varian baru dan pelonggaran di mana-mana. Jadi, dunia tetap waspada. WHO pun belum cabut status pandemi. Indonesia tidak boleh euforia,” ujarnya.

Di sisi lain, pemerintah dinilai perlu terus meningkatkan testing dan tracing. Testing juga dinilai perlu kepada komunitas masyarakat yang berisiko. “Tapi masyarakat juga harus berperilaku yang baik. Tetap protokol kesehatan walaupun ada relaksasi pelonggaran, tidak boleh excuse, tidak boleh mumpung,” imbuhnya.

Karena, kata dia, harus disadari bahwa virus itu masih ada. “Kasus masih ada, walaupun sudah tidak seperti Juni-Juli, tetapi jangan sampai terjadi kembali karena pengabaian terhadap protokol kesehatan,” ujar Hermawan.

Diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat positivity rate harian Covid-19 di Indonesia terus menurun. Positivity rate Covid-19 di Indonesia sempat 51,62% pada Juni 2021. Minggu, 12 September, positivity rate berada di angka 3,05%. Sedangkan kasus positif Covid-19 bertambah 3.779. Sebanyak 9.401 orang sembuh dari Covid-19. Hingga saat ini total 3.918.753 orang telah sembuh dari Covid-19.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1153 seconds (0.1#10.140)