Pasien COVID-19 Terus Bertambah, Ridwan Kamil Siapkan 3.000 Bed Tambahan

Rabu, 16 Juni 2021 - 22:35 WIB
loading...
Pasien COVID-19 Terus Bertambah, Ridwan Kamil Siapkan 3.000 Bed Tambahan
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil dan Menko PMK, Muhadjir Effendy saat meninjau RSKIA Kota Bandung, Rabu (16/6/2021). Foto/Ist
A A A
BANDUNG - GubernurJabar, Ridwan Kamil menyiapkan 3.000 bed tambahan untuk menangani pasien COVID-19 yang terus bertambah. Penambahan bed di antaranya dilakukan dengan mengonversi ruang-ruang perawatan pasien umum menjadi ruang perawatan pasien COVID-19.

Baca juga: Ini Alasan Ridwan Kamil Larang Wisatawan Luar Daerah ke Bandung Raya

"Sekitar 3.000 bed itu sedang kami siapkan total se-Jabar hasil perhitungan dari 30 persen (total kapasitas tempat tidur)," ujar Ridwan Kamil saat melakukan peninjauan bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Bandung, Rabu (16/6/2021).

Baca juga: Catat Kenaikan Ekspor 23 Persen, Ridwan Kamil: Mesin Ekonomi Kembali Berfungsi

Selain menyiapkan bed tambahan untuk pasien COVID-19, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu kembali mengimbau wisatawan tidak masuk kawasan Bandung Raya. Dia khawatir, lonjakan pasien COVID-19 bakal lebih tidak terkendali.

"Saya titip, weekend ini diimbau lagi para wisatawan jangan dulu ke Bandung Raya. Kapasitas RS sudah 80 persen, kalau ada keteledoran, membuat situasi lebih tidak terkendali," ujarnya.

Menurut Ridwan Kamil, kebijakan pembatasan aktivitas pariwisata, termasuk aktivitas masyarakat lainnya seperti kebijakan work from home (WFH) di kawasan Bandung Raya akan dievaluasi dalam tujuh hari ke depan.

"Nanti dievaluasi tujuh hari melalui sebuah hasil yang terukur, apakah ada pelonggaran dan sebagainya," katanya.

Dalam kesempatan itu, Kang Emil juga kembali menyampaikan usulannya kepada pemerintah pusat agar meniadakan libur Idul Adha 2021.

"Kami dari Jabar mengusulkan meniadakan libur Idul Adha karena performa BOR itu terbaik saat salat Idul Fitri, di bawah 30 persen. Tiba-tiba berantakan banyak yang tidak menaati. Ini sebagai hikmah, kalau kita taat harusnya terkendali, kalau tidak patuh ini contohnya kasus COVID-19 melonjak," paparnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1574 seconds (0.1#10.140)