3 Langkah Satgas Tangani Lonjakan Kasus Covid-19 Pasca Lebaran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kasus Covid-19 di Indonesia diperkirakan melonjak pasca Idul Fitri 1442 H. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan puncak kenaikan kasus Covid-19 akan terjadi pada akhir Juni 2021.
"Ya memang kita melihat bahwa ada kenaikan kasus aktif, ada kenaikan kasus harian, dan bahkan kenaikan kasus aktif ini mulai terjadi sejak tanggal 19 Mei lalu, ketika angkanya naik 17% dalam beberapa hari terakhir," kata Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B Harmadi dalam keterangannya, Jumat (4/6/2021).
Sonny juga mengatakan saat ini angka keterpakaian perawatan di rumah sakit rujukan Covid-19 juga mengalami kenaikan meskipun masih di bawah 50%. "Kemudian juga kalau kita perhatikan angka keterpakaian ke ruang perawatan isolasi di rumah sakit juga naik. Per hari ini diperkirakan sekitar 35% ya, tentu masih baik karena di bawah 50%. Tetapi dengan tren yang terus meningkat bahkan seperti contohnya Wisma Atlet di bawah 16% sekarang sudah di atas 30%. Jadi memang terjadi kenaikan pasien," katanya.
Baca juga: Update COVID-19: Positif 1.837.126 Orang, 1.691.593 Sembuh dan 51.095 Meninggal
Lalu, apa langkah yang disiapkan oleh Satgas Covid-19? Pertama, kata Sonny yakni memasifkan testing dan tracing. "Sebetulnya kami memasifkan testing ya dan tracing. Karena bagaimana pun juga pelaku perjalanan mudik, maupun perjalanan wisata itu harus dideteksi sedini mungkin sehingga kita bisa melakukan containment, sehingga tidak terjadi penularan kepada masyarakat secara luas," katanya.
Kedua, yakni mengintensifkan program Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat berskala mikro. "Kami mengintensifkan program PPKM mikro dan kini 34 provinsi sudah memberlakukan PPKM mikro. Artinya kita melakukan upaya untuk penanganan, pencegahan, kemudian pembinaan, dan pendukung di level komunitas," kata Sonny.
Ia mengatakan bahwa Satgas pusat mendorong agar setiap Satgas daerah untuk mengoptimalkan Posko Desa dan Kelurahan. "Sehingga bisa betul-betul bisa mencegah secara tegas terjadinya penularan secara luas. Salah satunya adalah apabila ada satu RT dengan 5 rumah atau lebih yang mengalami kasus positif, maka harus dilakukan micro lockdown selama 14 hari".
Baca juga: 37 Guru dan Pegawai SMAN 4 Kota Pekalongan Positif COVID-19, Keluarganya Ditelusuri
Ketiga, persiapan layanan kesehatan di rumah sakit rujukan Covid-19. "Lalu juga kami juga sudah mempersiapkan bagaimana pelayanan kesehatan ya di rumah sakit Kementerian Kesehatan juga sudah sangat baik. Jadi kami memantau terus bagaimana bed occupancy ratio ruang isolasi di rumah sakit baik untuk ruang ruang ICU".
Memang, kata Sonny, untuk ruang perawatan ICU saat ini angka keterisiannya cenderung naik tetapi masih bisa sepenuhnya terlayani dengan baik. "Dan ada berapa provinsi yang sudah mulai di atas 50%. Dan ini menjadi alarm bagi kita semua, Satgas daerah tentu telah melakukan apa langkah mitigasi agar betul-betul bisa menangani orang yang terpapar dengan sebaik-baiknya," katanya.
"Ya memang kita melihat bahwa ada kenaikan kasus aktif, ada kenaikan kasus harian, dan bahkan kenaikan kasus aktif ini mulai terjadi sejak tanggal 19 Mei lalu, ketika angkanya naik 17% dalam beberapa hari terakhir," kata Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B Harmadi dalam keterangannya, Jumat (4/6/2021).
Sonny juga mengatakan saat ini angka keterpakaian perawatan di rumah sakit rujukan Covid-19 juga mengalami kenaikan meskipun masih di bawah 50%. "Kemudian juga kalau kita perhatikan angka keterpakaian ke ruang perawatan isolasi di rumah sakit juga naik. Per hari ini diperkirakan sekitar 35% ya, tentu masih baik karena di bawah 50%. Tetapi dengan tren yang terus meningkat bahkan seperti contohnya Wisma Atlet di bawah 16% sekarang sudah di atas 30%. Jadi memang terjadi kenaikan pasien," katanya.
Baca juga: Update COVID-19: Positif 1.837.126 Orang, 1.691.593 Sembuh dan 51.095 Meninggal
Lalu, apa langkah yang disiapkan oleh Satgas Covid-19? Pertama, kata Sonny yakni memasifkan testing dan tracing. "Sebetulnya kami memasifkan testing ya dan tracing. Karena bagaimana pun juga pelaku perjalanan mudik, maupun perjalanan wisata itu harus dideteksi sedini mungkin sehingga kita bisa melakukan containment, sehingga tidak terjadi penularan kepada masyarakat secara luas," katanya.
Kedua, yakni mengintensifkan program Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat berskala mikro. "Kami mengintensifkan program PPKM mikro dan kini 34 provinsi sudah memberlakukan PPKM mikro. Artinya kita melakukan upaya untuk penanganan, pencegahan, kemudian pembinaan, dan pendukung di level komunitas," kata Sonny.
Ia mengatakan bahwa Satgas pusat mendorong agar setiap Satgas daerah untuk mengoptimalkan Posko Desa dan Kelurahan. "Sehingga bisa betul-betul bisa mencegah secara tegas terjadinya penularan secara luas. Salah satunya adalah apabila ada satu RT dengan 5 rumah atau lebih yang mengalami kasus positif, maka harus dilakukan micro lockdown selama 14 hari".
Baca juga: 37 Guru dan Pegawai SMAN 4 Kota Pekalongan Positif COVID-19, Keluarganya Ditelusuri
Ketiga, persiapan layanan kesehatan di rumah sakit rujukan Covid-19. "Lalu juga kami juga sudah mempersiapkan bagaimana pelayanan kesehatan ya di rumah sakit Kementerian Kesehatan juga sudah sangat baik. Jadi kami memantau terus bagaimana bed occupancy ratio ruang isolasi di rumah sakit baik untuk ruang ruang ICU".
Memang, kata Sonny, untuk ruang perawatan ICU saat ini angka keterisiannya cenderung naik tetapi masih bisa sepenuhnya terlayani dengan baik. "Dan ada berapa provinsi yang sudah mulai di atas 50%. Dan ini menjadi alarm bagi kita semua, Satgas daerah tentu telah melakukan apa langkah mitigasi agar betul-betul bisa menangani orang yang terpapar dengan sebaik-baiknya," katanya.
(abd)