Terus Ingatkan Bangsa tentang Pancasila, Langkah Puan Dinilai Tepat

Rabu, 02 Juni 2021 - 23:07 WIB
loading...
Terus Ingatkan Bangsa tentang Pancasila, Langkah Puan Dinilai Tepat
Ketua DPR Puan Maharani dipandang tepat untuk senantiasa mengingatkan bangsa Indonesia untuk selalu berpegang dan menjadikan Pancasila sebagai inspirasi. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani dipandang tepat untuk senantiasa mengingatkan bangsa Indonesia untuk selalu berpegang dan menjadikan Pancasila sebagai inspirasi dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Pancasila


"Jadi, Ibu Puan dengan tegas menekankan bahwa mustahil ada dikotomi antara jiwa seorang Pancasilais dan seorang relijius. Menjadi Pancasilais itu sejatinya menjadi seorang saleh atau relijius. Saleh secara hubungan ketuhanan (hablum minal Allah), dan sekaligus saleh secara kemanusiaan, yang memenuhi keempat sila lainnya dalam Pancasila," kata Varhan, Rabu (2/6/2021).

Karena itu menurut dia, sangat ganjil manakala seseorang yang ingin menjadi seorang religius justru mempertentangkannya dengan Pancasila. "Demikian pula sebaliknya, nyaris mustahil seorang Pancasilais bukan sekaligus seorang relijius," ucap Varhan.

Seraya menunjuk pernyataan Ketua DPR Puan Maharani tentang peluang besar Indonesia menjadi negara besar yang disegani dunia manakala warganya menjadikan Pancasila sebagai inspirasi dalam menjalani kehidupan sehari-hari, menurut Varhan, pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari akan menerbitkan energi positif yang meninggikan kesadaran hikmat-kearifan dan meluaskan pengamalan kasih serta kebajikan dalam kehidupan keseharian.

"Bayangkan, seseorang yang menghayati, mengamalkan seluruh sila yang ada dalam Pancasila, kehidupannya sudah pasti hanya akan dipenuhi energi positif yang juga memberikan dampak kebaikan bagi lingkungannya. Bila mayoritas warga Indonesia hidup dalam lingkup energy positif ini, mana mungkin kalau Indonesia tidak menjadi negara besar yang akan disegani dunia?" jelas Varhan.

Sebaliknya kata Varhan, religiusitas yang timpang tidak jarang membuat pelakunya kehilangan keseimbangan antara sisi pengabdian vertical dengan hubungan baik dengan sesame manusia.

"Akibatnya, tidak jarang pelakunya justru menjadi kaum radikal yang salah langkah dalam memaknai pengabdian kepada Tuhan," kata dia.

Varhan mengungkapkan contoh paling aktual, yakni tertangkapnya 10 orang kelompok radikal yang bermaksud mengebom rumah ibadah di Merauke, belum lama ini.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2926 seconds (0.1#10.140)