Kepala BMKG Ungkap Data Terbaru, Sebulan Terjadi 600 Kali Gempa di Indonesia

Jum'at, 28 Mei 2021 - 09:45 WIB
loading...
Kepala BMKG Ungkap Data Terbaru, Sebulan Terjadi 600 Kali Gempa di Indonesia
Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) Dwikorita Karnawati mengatakan sejak Januari 2021 rata-rata kejadian gempa di Indonesia mencapai lebih dari 600 kali per bulan.

Padahal, di tahun-tahun sebelumnya kejadian gempa bumi hanya 300-400 kali per bulan. Artinya kejadian kegempaan di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kejadian gempa pada Januari 2021 sebanyak 666 kali, Februari 534 kali, Maret 918 kali, April 805 kali, Mei 745 kali.

"Jadi mulai tahun-tahun sebelumnya, rata-rata kejadian gempa itu dalam satu bulan 300-400 kali. Tetapi mulai bulan Januari itu sudah lompat 600 kali lebih. Dan memang rata-rata sekitar 600 kali saat ini. Dan di Jawa Timur pun terjadi lompatan," ungkap Dwikorita dalam Webinar: Kajian dan Mitigasi Gempabumi dan Tsunami di Jawa Timur, Jumat (28/5/2021).



Namun, Dwikorita mengatakan bahwa tingkat kekuatan gempa di beberapa wilayah memang bervariasi. Lebih bayak di bawah 5 magnitudo. Lalu, Dwikorita pun mengatakan bahwa gempa-gempa dengan kekuatan kecil ini juga menjadi perhatian.

"Tetapi kenapa menjadi perhatian? Karena kami belajar berbagai kejadian gempa besar dan merusak seperti di Aceh ya waktu itu yang mengakibatkan tsunami, kemudian juga di Yogyakarta tahun 2006, Aceh 2004 Desember, kemudian Yogyakarta 2006, Pangandaran juga dan yang baru saja akhir-akhir ini yang ada di Lombok, di Palu, nah itu semua tidak mendadak seketika terjadi gempa."

Kata Dwikorita, semua selalu diawali dengan gempa-gempa kecil yang kadang yang bisa merasakan hanya alat. "Kurang dari 5, bahkan kurang dari 4. Tapi jumlahnya frekuensinya dalam satu bulan bisa lebih dari 100 kali," kata Dwikorita.

Fenomena ini, kata Dwikorita, sedang diamati dan dianalisis. Sebab, gempa-gempa kecil yang meningkat maka akan diikuti oleh gempa besar yang merusak. "Kami analisis dan ternyata di wilayah Jawa Timur itu pun juga mengalami peningkatan gempa-gempa kecil, sebelum terjadi gempa yang kekuatannya 6 kemarin, jadi kami udah curiga sejak akhir tahun. Oleh karena itu sejak awal tahun kami melakukan survei."
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2087 seconds (0.1#10.140)