Corona Tak Halangi Negara-Negara Adu Kekuatan di Luar Angkasa

Jum'at, 28 Mei 2021 - 05:51 WIB
loading...
Corona Tak Halangi Negara-Negara Adu Kekuatan di Luar Angkasa
Persaingan teknologi luar angkasa kian sengit. Tak hanya untuk layanan teknologi informasi, tapi juga untuk berwisata. FOTO/WIN CAHYONO
A A A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan langkah negara-untuk mengeskplorasi luar angkasa. Bahkan, mereka yang bermain tidak hanya Amerika Serikat (AS), Rusia, Eropa atau China. Uni Emirat Arab, India dan Nigeria pun sudah meramaikan persaingan. Sejumlah perusahaan terkemuka SpaceX dan Virgin Galactic jauh hari juga telah meramaikan kompetisi luar angkasa.

Uni Emirat Arab (UEA), misalnya, tercatat sebagai negara yang berhasil menempatkan wahana antariksa di sekitar Mars. Wahana bernama Hope yang diluncurkan dari bumi sekitar tujuh bulan lalu mencapai orbit Mars.

Hope saat ini bergerak dengan kecepatan 120.000 km per jam dan harus mematikan mesin selama 27 menit untuk bisa ditangkap gravitasi Mars. Kesuksesan Hope itu akan menjadi awal melaksanakan misi mempelajari iklim Mars.



Selain UEA, wahana luar angkasa Tianwen-1 China sukses mendarat pada di Mars 10 Februari lalu. Pesawat luar angkasa seberat 5 ton itu mengorbit di Mars untuk mengamati wilayah Utopia Planitia, sebuah tempat terbesar yang menyimpan air bawah tanah di Mars. Program luar angkasa China telah menyelesaikan banyak keberhasilan tanpa awak Misi ke bulan. Pesawat luar angkasa terakhir negara itu yang mendarat di sana sukses mengumpulkan bahan dari permukaan bulan.

Ini adalah pertama kalinya dalam lebih dari 40 tahun bangsa manapun mengumpulkan materi bulan untuk dibawa kembali ke bumi. Tianwen-1 akan mengerahkan penjelajah ke Utopia Planitia, yang dianggap sebagai upaya berani menjadi negara kedua yang mendarat dan mengoperasikan penjelajah ke permukaan Mars.

Adapun di akhir bulan ini, misi penjelajah NASA yang di permukaan planet bernama "Percy", dijadwalkan mendarat pada 18 Februari 2022 mendatang di bawah Kawah Jezero, situs delta sungai kuno yang diyakini menyimpan jejak kehidupan masa lalu.

Baca juga: Robot Zhurong Milik China Memulai Misi Penjelajahan di Mars

Badan Antariksa Eropa (ESA) juga berencana menyiapkan astronot untuk melaksanakan misi ke Bulan, atau pun Mars. ESA ingin mencari 26 astronot permanen dan cadangan. Mereka juga meminta perempuan untuk ikut mendaftar dan warga disabilitas untuk meningkatkan keragaman di antara awak kabin di wahana antariksa.

Bukan hanya negara yang bersaing dalam eksplorasi antariksa. Ruang angkasa justru jadi ladang investasi cukup menjanjikan di masa depan. Meskipun penuh risiko, di tengah masih belum meredanya virus corona, para miliarder tidak takut menghabiskan banyak uang demi bisnis antariksa.

Sedikitnya 13 miliarder dari 500 orang kaya sedunia yang memiliki investasi di bidang industri antariksa. Kesimpulan itu diperoleh berdasarkan data yang dikompilasi oleh Bloomberg Billionaires Index dan firma konsultan Bryce Space & Technology.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2282 seconds (0.1#10.140)