Lebaran Warga Indonesia di Kota Granit Aberdeen Skotlandia

Jum'at, 14 Mei 2021 - 19:17 WIB
loading...
Lebaran Warga Indonesia di Kota Granit Aberdeen Skotlandia
Komunitas WNI melaksanakan salat Idul Fitri di Masjid Jami Syed Syah Mustafa, masjid terbesar dan tertua di Kota Aberdeen. Foto/ist
A A A
JAKARTA - Di tengah suasana pandemi Covid-19, umat Islam di dunia tetap merayakan Idul Fitri 1442 Hijriyah dalam suasana penuh kegembiraan dan kekeluargaan, termasuk warga negara Indonesia (WNI) di Aberdeen, Skotlandia.

Lebaran di Aberdeen tahun ini terasa sangat spesial dan unik. Sebab untuk kali pertama WNI diberikan kesempatan untuk mengorganisir salat Idul Fitri khusus untuk WNI sendiri di Masjid Jami Syed Syah Mustafa, masjid terbesar dan tertua di Kota Aberdeen.

Masjid Jami Syed Syah Mustafa merupakan satu dari tiga masjid di Aberdeen. Lokasinya di tengah-tengah kota, berdekatan dengan pusat perbelanjaan dan berdampingan langsung dengan Gereja Episkopal Santo Yohanes yang memberikan izin salah satu ruangannya untuk digunakan untuk menyelenggarakan salat tarawih, salat Jum’at dan salat Id lantaran terbatasnya kapasitas ruangan masjid.



Hubungan baik yang sangat harmonis ini adalah simbol ukhuwah insaniyah yang terjaga sangat baik antara umat muslim dan umat kristiani di Aberdeen. Cerminan toleransi ini tentunya mengingatkan kita antara mesjid Istiqlal dan gereja Katedral di Indonesia yang lokasinya juga berdekatan.

Di masjid Jami Syed Syah Mustafa, salat Idul Fitri dilaksanakan bergiliran lantaran adanya ketentuan batas maksimal kerumunan. Jamaah khusus WNI mendapatkan giliran paling akhir, yaitu pukul 11.30 sampai 12.30 waktu setempat.

Khutbah Idul Fitri pun disampaikan dalam Bahasa Indonesia dan ditranslasikan ke dalam Bahasa Inggris mengingat adanya warga Indonesia yang memiliki pasangan yang belum bisa berbahasa Indonesia dengan lancar.

Ustaz Rahmat Sifaurahman yang bertindak sebaga khatib menyampaikan ceramah dengan tema Pentingnya Persatuan Umat dan Ukhuwah Islamiyah. Ustaz Rahmat Sifaurahman adalah imam dan khatib dua mesjid di Aberdeen, yaitu di Syed Shah Mustafa dan Aberdeen Mosque and Islamic Centre (AMIC).

Dalam ceramahnya, Ustaz Rahmat menyampaikan bahwa persatuan umat adalah kunci keberhasilan dalam meraih tujuan untuk membangun negri yang baldatun thayyibatun wa robbun ghafur. Tema ini diangkat mengingat saat ini mudahnya umat dipecah-belah oleh isu-isu yang tidak signifikan sehingga umat Islam pada khususnya berselisih diantara satu dengan lainnya.

Alquran dan sunnah Rasulullah adalah pemersatu utama umat muslim yang harus dipegang teguh bersama-sama dan mengesampingkan ego pribadi dan golongan serta menumbuhkan budaya saling memahami dan memaafkan.



”Setidaknya terdapat sekitar 80 orang WNI yang hadir pada pelaksanaan salat Idul Fitri tahun ini, sudah sesuai dengan batas maksimum kerumunan keagamaan yang diizinkan oleh pemerintah setempat di masa pandemi,” ungkap Lesmana Djayapertapa, ekspatriat sekaligus tokoh WNI di Aberdeen.

Ahli computational fluid dynamics ini mengatakan, kesempatan menyelenggarakan salat Idul Fitri di Masjid Syed Shah Mustafa dengan jamaah khusus hanya bagi WNI merupakan suatu keistimewaan tersendiri bagi komunitas warga Indonesia.

”Kepercayaan ini merupakan bukti bahwa komunitas Muslim Indonesia yang sangat terbuka dan mudah berbaur dengan komunitas Muslim di Aberdeen lainnya terutama bagi komunitas Muslim Pakistan-Bangladesh yang menjadi pengurus dari masjid ini,” ungkap lelaki yang akrab dipanggil Mono ini.

Selama Ramadhan tahun 2021, Komunitas Muslim Indonesia memiliki beberapa program, di antaranya penggalangan dana dengan cara penjualan kurma yang keuntungannya disumbangkan untuk Palestina, Yaman, dan Rohingya bekerjasama dengan Dates Project, sebuah lembaga kemanusiaan internasional. Selain itu, komunitas Muslim Indonesia juga berpartisipasi dalam menyediakan makanan buka puasa (iftar) berciri khas Indonesia sekitar 1000 kotak makanan selama bulan ramadhan tahun ini yang didistribusikan melalui mesjid-mesjid setempat.



Pengalaman Tak Terlupakan

Miftah Hidayat, salah satu mahasiswa program doktor di Aberdeen sangat berkesan bisa mengikuti salat Idul Fitri bersama para WNI di negara lain. Berkumpul lebaran bersama dengan sesama warga negara Indonesia di luar negeri tentunya menjadi pengalaman yang tak terlupakan. “Lebaran tahun ini menjadi pengalaman paling berkesan dibandingkan lembaran beberapa tahun sebelumnya” ungkap Miftah.

Selama pandemi dengan kebijakan lockdown di seluruh wilayah Skotlandia membuat intensitas pertemuan antara WNI di Aberdeen semakin berkurang. “Setidaknya berkumpulnya kita melalui lebaran ini membuat silaturrahim antara warga dan pelajar terjalin kembali yang sempat terputus akibat pandemi,” ungkap pria berkacama yang sekaligus ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Aberdeen tersebut.

Pada momentum Idul Fitri ini, PPI mengorganisir kegiatan potluck, kumpul-kumpul bersama dengan membawa makanan yang selanjutnya digabung untuk dinikmati secara bersama, yang dirangkaikan dengan halal bi halal outdoor antar pelajar di Aberdeen. Kegiatan dilaksanakan selepas salat Id dengan tetap mematuhi protocol kesehatan covid-19 dari pemeritah setempat. Kegiatan potluck ini menyajikan beranekaragam ciri khas makanan Indonesia, termasuk coto makassar, opor ayam, rendang, bakso dan mie Aceh.
(muh)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1631 seconds (0.1#10.140)