Mendatang, Indonesia Perlu Menjadikan Sains Sebagai Panglima

Kamis, 21 Mei 2020 - 13:00 WIB
loading...
Mendatang, Indonesia Perlu Menjadikan Sains Sebagai Panglima
Indonesia dinilai harus mengedepankan sains dalam penanganan pandemi virus Corona (Covid-19). Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Indonesia dinilai harus mengedepankan ilmu pengetahuan atau sains dalam penanganan pandemi virus Corona (Covid-19) .

Pandemi ini nyaris menghentikan seluruh kegiatan manusia di muka bumi ini. Semua orang dan industri tidak bisa bergerak leluasa. Penyebaran virus ini memerlukan penelitian secara ilmiah.

Indonesia tak perlu merasa rendah diri dengan negara lain yang lebih maju karena sebenarnya sejak zaman kolonial, negeri ini telah mempunyai lembaga biologi molekular Eijkman.

Mantan Direktur Eijkman, Sangkot Marzuki mengatakan Indonesia perlu menjadikan ilmu pengetahuan atau sains sebagai panglima.

“Saat pandemi ini sudah terlambat karena sumber daya manusia di bidang biologi molecular habis terserap menangani pemeriksaan PCR. Kita tidak bisa melakukan sekarang,” ujarnya dalam diskusim daring Hari Kebangkitan Nasional: Berkhidmat Pada Sains, Rabu 20 Mei 2020.

Sangkot menerangkan sebenarnya Indonesia perlu meneliti perubahan-perubahan pada virus Sars Cov-II. Virus ini seperti influenza akan bermutasi dan semakin bervariasi ke depannya. Ini untuk mengetahui perbedaan virus yang berkembang ke Indonesia dan wilayah lain, seperti Amerika.

( )

Dia menuturkan yang terjadi saat ini mirip dengan wabah kolera yang terjadi di Jawa dan Madura pada medio tahun 1910.

Wabah ini diperkirakan menelan korban hingga 65 ribu orang. Di saat bersamaan, anak-anak muda Indonesia mendirikan Boedi Oetomo sebagai wadah perjuangan. Sebagian pendirinya calon dokter dan sangat mengedepankan sains.

“Satu abad lalu kejayaan sains berperan untuk kemajuan. Kita bisa belajar dari Stovia. Yang dibangun di Batavia saat itu bukan hanya fasilitas kedokteran, tapi budaya ilmiah di Salemba. Ada pendirian kampus, lembaga penelitian, dan rumah sakit,” tuturnya.

Sementara itu, wartawan senior Goenawan Mohammad mengatakan Cipto Mangunkusumo merupakan ahli wabah pes yang saat itu berkembang di Malang.

GM, sapaannya, saat ini yang bekerja sangat baik itu dokter dan perawat yang berhari-hari tidak pulang untuk menangani pasien Covid-19. “Itu bukan soal keilmuan, tapi pengabdian. Itu yang dicontohkan Cipto Mangkunkusumo,”tuturnya.
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1511 seconds (0.1#10.140)