Beban APBN Kian Berat, Azis Syamsuddin Minta BUMN Gandeng Kelompok Tani Kelola Lahan Tidur
loading...
A
A
A
"Angkanya naik 20,63 persen dari realisasi anggaran PEN tahun lalu sebesar Rp579,8 triliun. Kita tentu berharap langkah pemulihan, tidak hanya mengandalkan stimulus. Program padat karya dengan maksimalkan lahan tidur milik BUMN juga jadi solusi," jelasnya.
Poin positif lainnya, sambung Azis, cara ini diyakni dapat memaksimalkan konsep refocusing dan penghematan pada setiap Kementerian, Lembaga maupun Pemerintah Daerah baik Provinsi dan Kabupaten/Kota.
"Negara saat ini butuh anggaran besar untuk penanggulangan pandemi. Di satu sisi Kementan tetap harus terus menyiapkan pangan, di sisi lain ada sektor yang tidak tergarap. Ini celah, agar di tengah kondisi saat ini, kita bisa meningkatkan kemandirian," terang Azis Syamsuddin.
Dengan adanya pemanfaatan lahan tidur milik BUMN, ini juga bagian dari upaya mendukung Kementan untuk menjaga produksi melalui ketersediaan benih unggul, pupuk dan alsintan agar terjaga dengan baik.
Insentif bagi petani yang diterbitkan selama masa pandemi diharapkan menjaga semangat untuk bertani.
"Sementara perluasan areal tanam dan ekstensifikasi pertanian dan memaksimalkan produksi dengan eksisting lahan yang tersedia, tidak lagi membuat kekhawatiran. Maka intervensi BUMN sangat dibutuhkan," ujarnya.
Terakhir, Azis juga merespon penegasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang berulangkali meminta BUMN memberikan pendampingan kepada masyarakat dalam pemanfaatan lahan. Baik lahan yang akan dibuka sebagai areal persawahan maupun lahan basah atau gambut.
Pendampingan ini penting agar masyarakat mengerti bagaimana membuat lahannya menjadi produktif. Sementara BUMN, Kementan, Kemendag, hingga Pemerintah Daerah juga diuntungkan dengan ketersediaan stok dan menahan lonjakan harga.
"Skema ini bisa kita tiru dari negara serumpun kita Malaysia. Kendali pengembangan lahan BUMN-nya dilakukan oleh Federal Land Development Authority (FELDA). Lembaga ini menjadi semacam bapak angkat bagi masyarakat Malaysia dalam mengelola lahannya," tuturnya. CM
Poin positif lainnya, sambung Azis, cara ini diyakni dapat memaksimalkan konsep refocusing dan penghematan pada setiap Kementerian, Lembaga maupun Pemerintah Daerah baik Provinsi dan Kabupaten/Kota.
"Negara saat ini butuh anggaran besar untuk penanggulangan pandemi. Di satu sisi Kementan tetap harus terus menyiapkan pangan, di sisi lain ada sektor yang tidak tergarap. Ini celah, agar di tengah kondisi saat ini, kita bisa meningkatkan kemandirian," terang Azis Syamsuddin.
Dengan adanya pemanfaatan lahan tidur milik BUMN, ini juga bagian dari upaya mendukung Kementan untuk menjaga produksi melalui ketersediaan benih unggul, pupuk dan alsintan agar terjaga dengan baik.
Insentif bagi petani yang diterbitkan selama masa pandemi diharapkan menjaga semangat untuk bertani.
"Sementara perluasan areal tanam dan ekstensifikasi pertanian dan memaksimalkan produksi dengan eksisting lahan yang tersedia, tidak lagi membuat kekhawatiran. Maka intervensi BUMN sangat dibutuhkan," ujarnya.
Terakhir, Azis juga merespon penegasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang berulangkali meminta BUMN memberikan pendampingan kepada masyarakat dalam pemanfaatan lahan. Baik lahan yang akan dibuka sebagai areal persawahan maupun lahan basah atau gambut.
Pendampingan ini penting agar masyarakat mengerti bagaimana membuat lahannya menjadi produktif. Sementara BUMN, Kementan, Kemendag, hingga Pemerintah Daerah juga diuntungkan dengan ketersediaan stok dan menahan lonjakan harga.
"Skema ini bisa kita tiru dari negara serumpun kita Malaysia. Kendali pengembangan lahan BUMN-nya dilakukan oleh Federal Land Development Authority (FELDA). Lembaga ini menjadi semacam bapak angkat bagi masyarakat Malaysia dalam mengelola lahannya," tuturnya. CM
(atk)