Pernyataan SBY Dinilai Klarifikasi 'Blunder AHY' yang Catut Nama Jokowi

Minggu, 28 Februari 2021 - 11:13 WIB
loading...
Pernyataan SBY Dinilai Klarifikasi Blunder AHY yang Catut Nama Jokowi
Direktur Eksekutif IPI, Karyono Wibowo menilai pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah memicu perang terbuka dengan Kepala KSP, Moeldoko. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menilai pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah memicu 'perang' terbuka dengan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko. Di satu sisi klarifikasi SBY bahwa Istana tidak terlibat dalam isu kudeta kepemimpinan Demokrat bisa berbuah positif tetapi di saat yang sama justru memicu 'perang' babak baru antara SBY-Moeldoko.

"Pasalnya, pernyataan SBY membuat Moeldoko terpojok. Maka tak pelak, mantan Panglima TNI di era Pemerintahan SBY itu meradang dan memberikan peringatan akan mengambil langkah-langkah yang dia yakini," ujarnya saat dihubungi, Minggu (28/2/2021).

Menurut Karyono, lantas apa target di balik pernyataan terbuka SBY melalui tayangan video saat menanggapi isu kudeta terhadap kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)? Dia menduga SBY sengaja mengklarifikasi bahwa Demokrat tidak mengkaitkan isu kudeta dengan pihak pemerintah atau Istana yang tentu memiliki tujuan.

Dia menuturkan, dalam pidatonya Presiden RI keenam itu menyatakan dengan tegas bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Menko Polhukam Mahfud MD, dan Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly tidak terlibat, namanya hanya dicatut. SBY meyakini langkah-langkah Moeldoko yang kini menjabat KSP itu di luar pengetahuan Presiden Jokowi.

"Padahal sebelumnya Ketua Umum Demokrat AHY sengaja mengirim surat permintaan klarifikasi kepada Presiden Jokowi yang mana surat tersebut dapat menggiring opini seolah presiden dan sejumlah menteri terlibat dalam agenda pengambil-alihan kepemimpinam Demokrat," beber dia.

Lebih lanjut Karyono mengatakan, lalu apa makna di balik klarifikasi SBY? Pertama, boleh jadi ini bagian dari strategi SBY untuk menetralisir keadaan atas keblunderan yang dilakukan AHY dan pimpinan Demokrat karena dengan menyeret-nyeret nama Presiden Jokowi dan Istana justru tidak menguntungkan Demokrat.

"Alih-alih mau mendapatkan keuntungan justru yang terjadi malah membuat situasi semakin runyam. Turbulensi terhadap Demokrat semakin kencang," kata mantan Peneliti LSI Denny JA itu.

Kedua, kata Karyono, bisa jadi SBY sengaja memberikan klarifikasi ini sekadar untuk 'mengetes ombak'. SBY dinilainya ingin mengukur tekanan ombak dengan harapan tekanannya berkurang setelah ada klarifikasi.

"Ketiga, tujuan klarifikasi SBY yang terang-terangan menyebut nama Ketua KSP Moeldoko berperan dalam isu kudeta adalah untuk meminimalisasi lawan politik agar mudah dipatahkan," ungkapnya.

Meski demikian, sambung dia, strategi SBY ini masih akan diuji, apakah dengan dia turun gunung mampu menahan guncangan yang mendera partainya atau justru akan semakin goyah. Dia melihat meruncingnya konflik Partai Demokrat tidak hanya AHY yang sekarang sedang pamer kekuatan, jauh dari itu ujian bagi SBY, seberapa kuat dia mampu membentengi Partai Demokrat.

"Sebab, timbulnya guncangan tidak hanya dari luar tapi juga dari dalam demokrat sendiri. Guncangan dari dalam justru lebih dahsyat jika semua potensi kekuatan yang tidak puas dengan kepemimpinan Demokrat saat ini mengkristal dan menyatu maka akan menjadi bom waktu yang tidak mudah dicegah," pungkas dia.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1517 seconds (0.1#10.140)