BNPT Ungkap Mengapa Anak Muda Paling Potensial Terpapar Paham Radikalisme

Jum'at, 05 Februari 2021 - 19:57 WIB
loading...
BNPT Ungkap Mengapa Anak Muda Paling Potensial Terpapar Paham Radikalisme
Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar menyatakan anak muda merupakan kalangan yang paling potensial terpapar paham radikalisme. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar menyatakan anak muda merupakan kalangan yang paling potensial terpapar paham radikalisme. Sebab, generasi muda adalah kelompok produktif yang memiliki idealisme tinggi.

Baca Juga: Soal Jilbab di Sekolah, KH Cholil Nafis Sebut Jangan Sedikit-dikit Tuding Intoleran

Demikian diungkapkan Boy Rafli Amar saat jumpa pers sekaligus sosialisasi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstrimisme (RAN-PE) yang digelar secara daring. "Sangat jelas fakta-fakta pengaruh paham radikalisme intoleran yang menyasar ke berbagai kelompok masyarakat. Khususnya generasi muda. Karena dia tahu anak muda adalah kelompok potensial dan kelompok produktif yang punya idealisme tinggi dan kemudian dia yakin ketika diberikan pemahaman-pemahaman kemudian menjadi sangat berubah cara berpikirnya secara ekstrem," kata Boy Rafli Amar lewat akun Youtube milik Humas BNPT, Jumat (5/2/2021).

Boy juga mengingatkan paham radikalisme bukan hanya menyebar di Indonesia saja, melainkan, masif di seluruh dunia. Ia meminta agar seluruh lapisan masyarakat sama-sama mewaspadai ancaman nyata paham radikalisme yang berpotensi menimbulkan aksi terorisme. "Hari ini kita melihat ancaman terorisme adalah ancaman nyata dan dia bisa terjadi dimana saja dan bisa menjadikan pihak siapa saja yang menjadi korban dan bisa menjadikan masyarakat jadi bagian dari kejahatan itu Jadi kalau tidak sadar masyarakat bisa masuk ke dalam pengaruh dan kemudian tidak sadar ikut dalam kejahatan terorisme," beber Boy.

Menurut Boy, paham radikalisme yang sudah masif ini telah mengorbankan banyak nyawa masyarakat Indonesia. Baik mereka yang menjadi pelaku, ataupun korban tindak kejahatan terorisme. "Karena radikalisasi mengubah alam pikiran orang. Bahkan melegalkan cara-cara kekerasan di dalam melakukan aktivitas upaya pencapaian tujuan. Ketika dia yakinin pemahaman dan keyakinannya dan dia ingin capai tujuan itu maka tidak bisa menggunakan cara-cara yang damai," pungkasnya.

Baca Juga: PNS Siap-siap! Bakal Ada Pengalihan Jabatan, Nih Penjelasan Tjahjo Kumolo
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1424 seconds (0.1#10.140)