Penyebab Banjir Kalimantan Selatan, BMKG: Efek Fenomena La Nina

Selasa, 02 Februari 2021 - 12:13 WIB
loading...
Penyebab Banjir Kalimantan Selatan, BMKG: Efek Fenomena La Nina
Prakirawan Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Kiki mengungkapkan dari observasi BMKG bahwa fenomena La Nina menjadi penyebab banjir pada Januari 2021 di Kalimantan Selatan. (Ist)
A A A
JAKARTA - Prakirawan Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Kiki mengungkapkan dari observasi BMKG bahwa fenomena La Nina menjadi penyebab banjir pada Januari 2021 di Kalimantan Selatan.

"Dari analisis atmosfer skala global nya, pada saat kejadian banjir di sini saya melihat pada tanggal 11 Januari untuk melihat dia sebelum terjadi banjir tanggal 12-nya. Pada tanggal 11 ini, sebagaimana sudah kita ketahui bersama bahwa sejak akhir tahun 2020 lalu, fenomena La Nina di Samudra Pasifik termasuk di wilayah Indonesia dengan intensitasnya mederat," ungkap Kiki dalam Focus Grup Discussion (FGD) 'Banjir di Kalimantan Selatan' secara virtual, Selasa (2/2/2021).

Kiki pun menegaskan jika fenomena La Nina ini menguatkan menjadi penyebab terjadinya banjir di Kalimantan Selatan. 'Lagi-lagi menguatkan bahwa fenomena La Nina memang masih aktif hingga saat ini. Dan sebagaimana kita ketahui bersama bahwa fenomena La Nina ini memiliki pengaruh terhadap peningkatan curah hujan di sebagian wilayah Indonesia terutama Indonesia bagian Tengah dan Timur," kata Kiki.

"Dan juga selain itu meningkatkan frekuensi kejadian hujan dengan intensitas yang tinggi. Jadi pada tanggal 11, La Nina bisa kita katakan masih aktif," tambahnya.

Selain itu, Kiki mengatakan dampak La Nina dari observasi 12 titik di wilayah yang terdampak banjir di Kalsel ini menyebabkan curah hujan tinggi dan merata. “Dari 12 titik ini terdiri dari stasiun BMKG, kemudian pengamatan otomatis dan juga pas hujan pengamatan kerjasama dengan stakeholder. Bahwa mulai dari tanggal 10 Januari di wilayah Kalimantan Selatan telah terjadi hujan yang merata di seluruh wilayah dengan intensitasnya juga signifikan,” katanya. Baca: Kalimantan Selatan Banjir Lagi, BNPB: 1.843 Jiwa Terdampak.

Kiki mengatakan hanya Kabupaten Tabalong saja yang curah hujannya ringan. “Yang terendah adalah hujan ringan di kabupaten Tabalong. Dan yang tertinggi adalah hujan dengan intensitas ekstrem 174 mm dalam satu hari di Kabupaten Tanah Laut.”

“Kemudian hari berikutnya juga masih diikuti hujan yang intensitasnya juga tetap tinggi, meskipun tidak mencapai intensitas ekstrem. Tapi masih ada beberapa wilayah yang mendapat hujan hingga di atas 100 mm dalam satu hari. Dan ini kita kategorikan sebagai hujan yang sangat lebat,” ungkap Kiki. Baca Juga: Ini Latar Belakang Viralnya 'Desa Mati' di Majalengka yang Menggemparkan.

"Jadi dikatakan dari sisi curah hujannya sendiri sudah sangat masuk akal gitu ya kalau terjadi banjir di Provinsi Kalimantan Selatan karena memang curah hujan turun itu sangat tinggi, kemudian continue tiga hari berturut-turut," pungkasnya.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1668 seconds (0.1#10.140)