Raup Laba Rp17,1 Triliun, Bank Mandiri Optimistis Bangkit di Tahun Ini

Kamis, 28 Januari 2021 - 17:32 WIB
loading...
Raup Laba Rp17,1 Triliun, Bank Mandiri Optimistis Bangkit di Tahun Ini
foto/ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk mencatat laba bersih perusahaan yang turun 37,71% secara tahunan (yoy) menjadi Rp17,1 triliun di akhir tahun lalu. Meskipun laba turun, Bank Mandiri menjaga kesinambungan bisnis di tengah situasi perlambatan ekonomi global akibat pandemi Covid-19.

Komitmen itu menjadi tantangan yang sangat nyata mengingat dampak pandemi yang telah terasa, terutama dalam fungsi intermediasi perbankan. Misalnya, penyaluran kredit perseroan yang terkontraksi 1,61% yoy secara ending balance.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, pertumbuhan kredit secara average balance atau baki debet rata-rata berhasil mencatat perkembangan, yakni tumbuh 7,08% yoy menjadi Rp871,3 trilun. Ini mengindikasikan bahwa strategi penyaluran kredit Bank Mandiri telah sejalan dengan keinginan untuk tumbuh secara sustain dalam jangka panjang. ( Baca juga:Logo Dipakai PIM, Bank Mandiri Disarankan Tindak Tegas )

"Sedangkan penghimpunan DPK Bank Mandiri secara konsolidasi pada akhir 2020 tercatat tumbuh 12,24% yoy, menjadi Rp1.043,3 triliun. Pertumbuhan DPK ini juga masih lebih baik bila dibandingkan dengan industri perbankan yang tumbuh 11,1%," kata Darmawan di Jakarta, Kamis (28/1/2021).

Pencapaian laba Bank Mandiri pada tahun lalu tak lepas dari kinerja solid perusahaan anak yang berkontribusi 22,5% terhadap laba perseroan. Selain itu, aset perusahaan anak tumbuh 15,1%, karena kredit mampu tumbuh 12,3% yoy.

“Kami menerapkan kebijakan penyaluran kredit secara prudent dan selektif kepada targeted customer dengan mempertimbangkan sektor yang masih potensial dan pemulihannya lebih cepat. Hasilnya, kami mampu menjaga kualitas kredit sehingga rasio NPL konsolidasi masih baik di 3,09%,” ujar tambah Darmawan.

Meski selektif, dia memastikan bahwa Bank Mandiri tetap menjadikan peran intermediasi perseroan sebagai prioritas utama untuk meningkatkan kembali demand masyarakat dan memulihkan ekonomi nasional.

Di sisi lain, dengan belum pulihnya demand kredit, perseroan juga melakukan counter-balancing dengan terus memacu efisiensi, baik dari penurunan cost of fund maupun penghematan biaya operasional. Bank Mandiri berhasil menurunkan cost of fund sebesar 33 bps yoy menjadi 2,53% di Desember 2020 sedangkan biaya operasional hanya tumbuh 1,42%, dibandingkan kenaikan biaya operasional periode sebelumnya yang mencapai 6,68%.

“Tak hanya itu, kami juga terus mendorong pengembangan digital banking seiring pergeseran perilaku masyarakat dalam bertransaksi. Diharapkan, berbagai upaya ini dapat menjaga kualitas layanan dan kepercayaan stakeholder kepada perseroan,” katanya.

Selain itu tentunya dengan berbagai inovasi produk digital, Bank Mandiri juga berperan dalam memitigasi dampak pandemi dengan memutus rantai penyebaran coronavirus. Mandiri merasa cukup confident dengan respons yang dilakukan pada situasi pandemi ini. ( Baca juga:Miris! Mayat PNS Pengadilan Agama Ditemukan Terbakar di Rumah Kosong )

"Meski laba bersih tahun lalu terkontraksi 38% menjadi Rp17,1 triliun, kami optimistis kinerja Bank Mandiri akan mengalami rebound pada tahun ini,” katanya.

Lebih lanjut, Darmawan mengatakan, pencapaian laba di 2020 didorong oleh pertumbuhan fee based income yang tumbuh sebesar 4,9% yoy menjadi Rp28,7 triliun, dengan salah satu penyumbang utama adalah pendapatan dari transaksi online. Tercatat, frekuensi transaksi aplikasi Mandiri Online sepanjang 2020 mencapai lebih dari 600 juta transaksi dengan nilai transaksi mencapai lebih dari 1.000 Triliun.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1343 seconds (0.1#10.140)