Politikus PDIP Ungkap Permasalahan Intoleransi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Politikus PDIP sekaligus Direktur Institut Sarinah (InSari) Eva Kusuma Sundari mengungkapkan keprihatinannya mengenai intoleransi yang terjadi di sekolah. Hal ini diungkapkannya lewat cuitannya pada Senin (25/1) kemarin dengan menyandingkan 2 foto.
(Baca juga: Kasus Intoleransi di Dunia Pendidikan, Pengamat: Komunikasi Mendikbud Buruk)
Foto pertama menggambarkan anak-anak berseragam Merah-Putih lengkap dengan jilbab dan cadar bertuliskan anak sekolah di Indonesia.
(Baca juga: Cegah Intoleransi, Perhimpunan Guru Minta Pemerintah Cek Perda dan Sekolah)
Foto kedua menggambarkan anak-anak menegnakan kaos lengan pendek dan celana jeans panjang bertuliskan anak sekolah di Arab Saudi.
(Baca juga: Cegah Praktik Intoleransi di Sekolah, Kemendikbud Ambil Tindakan Tegas)
Eva pun membenarkan bahwa cuitannya itu dipicu oleh insiden pemaksaan hijab bagi siswi nonmuslim di sekolah negeri di Padang, Sumatera Barat. Menurutnya, intoleransi di sekolah ini merupakan isu laten yang sudah ada sejak lama dan muncul kembali ke publik.
"Memang (cuitannya) dipicu soal isu seragam di Padang, yang isu laten sejak lama saat ini muncul kembali dan kemudian seperti problem di bawah karpet," kata Eva saat dikonfirmasi MNC Portal Indonesia, Rabu (27/1/2021).
Eks politikus Senayan ini pun mengungkap, bahwa insiden intoleransi di sekolah ini beberapa kali terjadi. Dan apa yang terjafi di Padang terjadi juga di Bali. Kasus di Bali, korbannya adalah siswi muslim.
"(Masalah di bawah karpet) Karena menyusul sekolah-sekolah lain yang korbannya nonmuslim, nah yang Bali korbannya justru muslim," bebernya.
(Baca juga: Kasus Intoleransi di Dunia Pendidikan, Pengamat: Komunikasi Mendikbud Buruk)
Foto pertama menggambarkan anak-anak berseragam Merah-Putih lengkap dengan jilbab dan cadar bertuliskan anak sekolah di Indonesia.
(Baca juga: Cegah Intoleransi, Perhimpunan Guru Minta Pemerintah Cek Perda dan Sekolah)
Foto kedua menggambarkan anak-anak menegnakan kaos lengan pendek dan celana jeans panjang bertuliskan anak sekolah di Arab Saudi.
(Baca juga: Cegah Praktik Intoleransi di Sekolah, Kemendikbud Ambil Tindakan Tegas)
Eva pun membenarkan bahwa cuitannya itu dipicu oleh insiden pemaksaan hijab bagi siswi nonmuslim di sekolah negeri di Padang, Sumatera Barat. Menurutnya, intoleransi di sekolah ini merupakan isu laten yang sudah ada sejak lama dan muncul kembali ke publik.
"Memang (cuitannya) dipicu soal isu seragam di Padang, yang isu laten sejak lama saat ini muncul kembali dan kemudian seperti problem di bawah karpet," kata Eva saat dikonfirmasi MNC Portal Indonesia, Rabu (27/1/2021).
Eks politikus Senayan ini pun mengungkap, bahwa insiden intoleransi di sekolah ini beberapa kali terjadi. Dan apa yang terjafi di Padang terjadi juga di Bali. Kasus di Bali, korbannya adalah siswi muslim.
"(Masalah di bawah karpet) Karena menyusul sekolah-sekolah lain yang korbannya nonmuslim, nah yang Bali korbannya justru muslim," bebernya.