Kominfo Temukan Lebih 1.387 Hoaks Terkait Covid-19 sejak Januari 2020

Selasa, 26 Januari 2021 - 17:00 WIB
loading...
Kominfo Temukan Lebih 1.387 Hoaks Terkait Covid-19 sejak Januari 2020
Dirjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel Abrijani Pangerapan, saat konferensi pers secara virtual, Selasa (26/1/2021). Foto/FK/Screenshot.
A A A
JAKARTA - Kabar bohong atau hoaks termasuk misinformasi terkait pandemi Covid-19 masih banyak beredar di masyarakat. Bahkan, penyebarannya sudah muncul sebelum virus corona masuk di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan olehDirjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo),Semuel Abrijani Pangerapan. Dia memaparkan, dari Januari 2020 hingga saat ini, ada sebanyak 1.387 isu hoaks yang beredar, dan bertambah 5 isu setiap jamnya.

"Sejauh ini yang sudah kita take down ada 1.905. Lebih banyak yang di-take down, karena 1.387 itu isunya, tapi penyebarannya ada 2.154, karena 1 isu banyak yang menyebar," papar pria yang akrab disapa Semmy itu, saat konferensi pers secara virtual, Selasa (26/1/2021).

Belakangan ini, lanjut Semmy, hoaks yang muncul di masyarakat mayoritas terkait vaksinasi. Kementeriannya mencatat ada 88 hokas terkait vaksinasi.

Temuan yang tak jauh berbeda juga diungkapkan oleh Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho. Dia menuturkan, sejak Januari 2020 hingga saat iniMafindo mencatat ada 858 hoaks terkait isu virus corona. Sementara akhir-akhir ini hoaks yang muncul adalah terkait vaksin.

"Kami mencatat ada 83 hoaks yang terkait vaksin. Viralitasnya cukup tinggi, karena 40% di antaranya terkait isu keamanan dan kemanjuran," tutur pria yang biasa dipanggil Zack itu, pada kesempatan yang sama.

Salah satu contoh hoaks terkait vaksin yang muncul adalah informasi tentang Kasdim Gresik Mayor Sugeng Riyadi, yang dikabarkan meninggal setelah menerima vaksin Sinovac.

Menurut Semmy, hoaks semacam ini merupakan salah satu trik dari penyebar, yakni menggabungkan dua informasi yang berbeda.
"Jadi ada fakta tentara yang meninggal, dan Pak Sugeng habis divaksin. Nah ini mereka campur (informasinya) jadi konten hoaks baru. Ini salah satu trik mereka," ujarnya.

Sementara menurut Zack, informasi yang mengandung unsur ketakutan, biasanya akan mudah sekalimembuat orang ingin tahu dan menyebarkannya."Hal semacam ini bisa dijumpai terhadap orang yang kurang berpikir kritis.Kita harus waspada karena program vaksinasi ini berjalan cukup jauh," kata dia.
(wsb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2216 seconds (0.1#10.140)