Hampir Setahun Pandemi, PKS Nilai Penanganan COVID-19 Masih Kedodoran

Rabu, 13 Januari 2021 - 16:16 WIB
loading...
Hampir Setahun Pandemi, PKS Nilai Penanganan COVID-19 Masih Kedodoran
Tim COVID-19 Fraksi PKS, Sukamta mengatakan program vaksinasi COVID-19 itu perlu disambut sebagai momentum untuk perbaikan secara menyeluruh penanganan pandemi. Foto/Okezone
A A A
JAKARTA - Mulai hari ini, program vaksinasi COVID-19 dilakukan dengan rencana penyuntikan perdana kepada Presiden Joko Widodo ( Jokowi ). Menurut Tim COVID-19 Fraksi Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) Sukamta, program vaksinasi COVID-19 itu perlu disambut sebagai momentum untuk perbaikan secara menyeluruh penanganan pandemi.

Sukamta berpendapat, optimisme yang muncul dengan mulainya program vaksinasi ini jangan sampai sebatas jadi euforia yang dikhawatirkan malah akan membuat terlena karena seakan-akan semua akan selesai dengan vaksin. "Hampir 1 tahun pandemi berlangsung, penanganannya masih terlihat kedodoran," ujar Sukamta dalam keterangan tertulisnya, Rabu (13/1/2021). Baca juga: Update COVID-19: Positif 858.043 Orang, 703.464 Sembuh dan 24.951 Meninggal

Sukamta menilai kebijakan pemerintah dalam penanganan COVID-19 sering berubah-ubah dan hal tersebut dianggap membuat masyarakat kebingungan. Dia membeberkan ada 18 provinsi yang belum mencapai jumlah testing sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 1 per 1.000 penduduk per minggu.

"Sementara dalam penyaluran bansos ke masyarakat yang nilainya lebih dari 100 triliun, ada banyak masalah terkait data penerima. Di sisi lain, kedisiplinan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan cenderung menurun," tutur wakil ketua Fraksi PKS ini.

Menurut Sukamta, dengan masih banyaknya masalah penanganan pandemi yang tidak kunjung terselesaikan, pemerintah terkesan andalkan vaksinasi ini sebagai kebijakan pamungkas. Dia melanjutkan, jika hanya vaksinasi yang diandalkan sementara pemerintah tidak serius perbaiki berbagai persoalan yang ada, program vaksinasi tidak akan berjalan efektif.

"Banyak ahli epidemiologi ingatkan agar pemerintah tidak hanya andalkan vaksin. Memperkuat pelacakan dan pengetesan (3T) serta kedisiplinan masyarakat melakukan Prokes menjadi kunci keberhasilan penangangan penyebaran virus, selain vaksinasi," kata legislator asal daerah pemilihan Yogyakarta ini.

Dia juga memandang pernyataan Presiden Jokowi yang menganggap Indonesia lebih beruntung karena tidak menerapkan lockdown tidak berarti apa-apa. Mengingat kebijakan yang diterapkan dari PSBB hingga saat ini PPKM juga tidak menunjukkan hasil penurunan laju penambahan kasus.

Ketika jumlah kasus pasien positif meningkat tajam akhir-akhir ini, tidak terlihat upaya pemerintah membuat kebijakan yang lebih ketat dan menambah jumlah bed di rumah sakit. "Saya kira akan lebih beruntung bagi masyarakat jika pemerintah segera berbenah. Pak Jokowi di beberapa kesempatan mengatakan pandemi momentum kemandirian industri farmasi, momentum reformasi sistem kesehatan," tandasnya.

Sukamta mengingatkan bahwa ada banyak temuan dan inovasi anak bangsa seperti alat deteksi Covid, GeNose UGM dan CePAD UNPAD. "Juga ada ratusan inovasi lainnya terkait penanganan COVID-19. Mestinya pemerintah tidak sekedar memberi izin edar, tapi juga fasilitasi untuk produksi dalam jumlah masal. Yang terjadi kan tetap saja impor besar-besaran. Kalau seperti ini, kapan momentum kemandirian industri farmasi diwujudkan?" imbuhnya. Baca juga:Kota Bandung Siapkan 191 Fasilitas Kesehatan untuk Vaksinasi COVID-19

Dia juga berharap pemerintah mendorong percepatan produksi vaksin merah putih. Hal ini supaya Indonesia segera keluar dari ketergantungan impor vaksin. "Kata Pak Menkes dibutuhkan kurang lebih sebanyak 468,8 juta dosis vaksin yang diperuntukkan bagi 181,5 juta jiwa. Jika satu dosis seharga Rp150 ribu, berarti butuh 70 triliun untuk impor vaksin. Vaksin Merah Putih perlu segera diwujudkan, anggaran triliunan jika diputar di dalam negeri akan mendorong kebangkitan ekonomi nasional," pungkasnya.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1839 seconds (0.1#10.140)