Sandingkan Nilai Agama dan Nasionalisme Lawan Paham Radikal

Rabu, 30 Desember 2020 - 23:20 WIB
loading...
Sandingkan Nilai Agama dan Nasionalisme Lawan Paham Radikal
Sarasehan dan Muhasabah Gugus Tugas Pemuka Agama di Jakarta, Rabu 30 Desember 2020. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Para tokoh dan pemuka agama dinilai memiliki peran sangat strategis untuk menyandingkan nilai-nilai agama dan nasionalisme dalam upaya memerangi penyebaran paham radikal yang berpotensi menjadi radikal terorisme.

Hal itulah yang mendasari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menggandeng dan membentuk wadah berupa Gugus Tugas Pemuka Agama dalam Rangka Pencegahan Terorisme.

“Bagi kita agama apapun berkewajiban untuk menjaga nilai yang diajarkan dan diwariskan, karena itu peran tokoh agama sangat sentral ketika isu agama digunakan kelompok radikal intoleran mencapai tujuan tertentu,” kata Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar saat acara Sarasehan dan Muhasabah Gugus Tugas Pemuka Agama BNPT di Jakarta, Rabu 30 Desember 2020.

Menurut dia, acara ini tindak lanjut setelah institusinya lebih dulu melantik Gugus Tugas Pemuka Agama Dalam Rangka Pencegahan Terorisme 26 November lalu. Kegiatan ini merupakan ajang penyusunan rencana kerja Gugus Tugas Pemuka Agama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme tahun 2021 mendatang.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh 23 ormas dan 99 ketua umum dan pimpinan tertinggi dari organisasi masyarakat dari lintas agama.( )

Hadir dalam acara ini Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang juga Ketua Umum LPOK dan LPOI KH Said Aqil Siroj, dan Ketua Umum Nahdlatul Wathan TGB Muhammad Zainul Majdi, serta jajaran pejabat BNPT antara lain Sestama Mayjen TNI Untung Budiharto, Deputi Bidang Penindakan dan Penegakkan Hukum Irjen Pol Budiono Sandi, serta Deputi Kerjasama Internasional Andhika Chrisnayudhanto.

Boy Rafli menambahkan, bahwa antara institusinya dan para pemuka agama perlu keterpaduan program dan kinerja di lapangan dalam rangka memberikan, menyampaikan, mensosialisasikan nilai-nilai luhur bangsa, dan agama masing-masing yang dilakukan secara benar tanpa harus saling menyakiti.

“Kami melihat sangat strategis apabila tokoh-tokoh agama menyandingkan nilai agama dan nilai nasionalisme, dan semangat dalam menjaga keuutuhan NKRI. Kita diuntungkan dengan para leluhur tokoh agama yang pada masa lalu berjuang untuk mendirikan negara ini. Mereka adalah pendakwah sekaligus pejuang,” ungkap mantan Kapolda Papua ini.( )

Dia menaruh harapan besar terhadap Gugus Tugas ini. Pasalnya, beberapa mainstream dari kejahatan terorisme dengan latar belakang paham radikal intoleran dilandaskan adanya pihak yang senantiasa menggunakan isu agama. Juga bisa juga dikategorikan ekses ekstremisme agama yang disalahartikan pengikutnya.

Padahal, lanjut Boy Rafli, pada kenyataannya pihak tertentu kelompok yang mengatasnamakan agama dengan cara kekerasan, perbuatan tidak sejalan nilai agama. Misalnya dengan segala cara melakukan upaya destruktif, pembunuhan, penghinaan, mengkafirkan yang dianggap tidak sejalan. Atas dasar itu mereka mewujudkan dengan tindakan kekerasan, yang dalam pemahaman mereka diyakini sebagai jalan itu benar.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1950 seconds (0.1#10.140)