Perempuan Harus Tangguh Bersama-sama Perjuangkan Perlindungan HAM

Selasa, 29 Desember 2020 - 16:01 WIB
loading...
Perempuan Harus Tangguh Bersama-sama Perjuangkan Perlindungan HAM
Masih dalam rangkaian Hari Ibu ke-92, Pimpinan Pusat Kesatuan Perempuan Partai Golkar (PP KPPG) kembali menggelar Webinar Nasional pada Senin 28 Desember 2020. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Masih dalam rangkaian Hari Ibu ke-92, Pimpinan Pusat Kesatuan Perempuan Partai Golkar (PP KPPG) kembali menggelar Webinar Nasional pada Senin 28 Desember 2020. Acara yang kali ini diselenggarakan oleh Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korbid Kesra) PP KPPG itu bertajuk "Perlindungan HAM bagi Perempuan sebagai Ibu Bangsa di Masa Pandemi COVID-19.”

Ketua Korbid Kesra Pimpinan Pusat Kesatuan Perempuan Partai Golkar (PP KPPG), Adde Rosi Khoerunnisa mengungkapkan bahwa latar belakang diselenggarakannya webinar ini adalah karena keprihatinannya atas berbagai peristiwa yang terjadi dan menimpa kaum perempuan di Indonesia, terutama di masa pandemi COVID-19 dari berbagai aspek kehidupan, yang sejatinya masih kurang memberi perlindungan akan Hak Asasi Manusia (HAM) bagi Perempuan Indonesia. (Baca juga: Nafisah binti Al Hasan, Ulama Perempuan Tersohor Cicit Rasulullah)

Antara lain, berdasarkan data sistem informasi online perlindungan perempuan dan anak (simfoni ppa) Kementerian PPPA, Januari sampai dengan 19 Juni 2020, terjadi 329 kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dewasa, 1.849 kasus kekerasan seksual terhadap anak, 2.521 kasus di ranah publik dan 2.988 kasus di ranah privat.

Anggota Komisi III DPR RI ini menambahkan dari data Komnas Perempuan, hingga November 2020, kekerasan berbasis gender dalam jaringan (daring) meningkat saat pandemi COVID-19 dari 1.617 kasus, 1.458 adalah kekerasan berbasis gender. Karena itu, dia berharap, perempuan di Indonesia sebagai Ibu Bangsa, Tiangnya Negara dan Soko Guru Pembangunan Nasional harus tangguh bersama-sama memperjuangkan perlindungan HAM ini.

Memperkuat pernyataan Adde Rosi, Ketua Umum PP KPPG yang juga Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany menyampaikan bahwa berbagai tantangan yang terjadi pada kaum perempuan harus dapat diatasi dengan kemampuan perempuan sendiri untuk terus cepat beradaptasi dan berkarya di segala bidang kehidupan, sehingga perempuan dapat terus berkarya dan ini menjadi tanggung jawab semua pihak.

Kata dia, perempuan harus diberikan kesempatan yang sama dengan kaum pria sehingga dapat berperan secara optimal bagi keluarga dan lingkungannya, masyarakat, bangsa dan negara. Karena itu, Airin berharap produk perundang-undangan yang dihasilkan harus dapat memberi solusi bagi kaum perempuan.

Hal senada disampaikan oleh Ketua Dewan Kehormatan PP KPPG, Yanti Airlangga Hartarto. Yanti dalam sambutan dan arahannya, bahwa dalam menghadapi tantangan di masa kini, diperlukan semangat kebersamaan agar bangsa ini bisa keluar dan terhindar dari berbagai bentuk tindak kekerasan terutama kekerasan yang terjadi pada perempuan. Yanti Airlangga berharap webinar ini memberikan manfaat dan kontribusi pemikiran bagi kebaikan bangsa ke depan, utamanya kaum perempuan.

Selanjutnya, dalam paparannya sebagai pembicara kunci webinar, Menteri PPPA, Bintang Puspayoga menyampaikan bahwa Hari Ibu di Indonesia itu bukan Mother’s Day tetapi Hari Pergerakan Perempuan Indonesia yang titik tolak sejarahnya dari Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928. Karena itu dia mengajak perempuan Indonesia untuk terus bergerak maju membangun bangsa dan negara. (Baca juga:Kalah Telak di Pilkada, Golkar Bandung Mulai Memanas)

Sebagai salah satu partai terbesar dan tertua di Indonesia, menteri PPA juga menitipkan harapannya kepada Partai Golkar khususnya KPPG untuk terus menggelorakan kesetaraan gender di semua bidang pembangunan, mengingat partai politik mempunyai kekuatan massif untuk menggerakkan pembangunan dari pusat sampai daerah dengan memperhatikan kesetaraan gender.

Perihal kesetaraan gender dan perlindungan HAM perempuan ini juga ditegaskan oleh Dirjen HAM Kemenkumham, Mualimin Abdi. Dalam paparannya, Mualimin menyampaikan bahwa pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Kemenkumham sudah membuat Rencana Aksi Nasional HAM (RANHAM) generasi ke-5.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1091 seconds (0.1#10.140)