Waspada Hantaman Gelombang Kedua Covid-19

Selasa, 29 Desember 2020 - 07:00 WIB
loading...
Waspada Hantaman Gelombang Kedua Covid-19
Ancaman lonjakan kasus positif Covid-19 seusai libur Natal dan Tahun Baru 2021 harus diwaspadai. (Ilustrasi: KORAN SINDO/Wawan Bastian)
A A A
DUNIA masih berjibaku melawan keganasan virus korona Covid-19 yang menyebar dari Wuhan, China, tepat setahun silam. Belum usai perang melawan virus mematikan itu, kini dunia kembali diguncang varian baru virus korona terus meluas penyebarannya. Tercatat sudah 16 negara yang melaporkan kasus varian baru virus Covid-19. Virus yang menyebar dari Inggris itu tak hanya melanda Eropa, tetapi seluruh benua di muka bumi. Untuk mengatasinya, beberapa negara, khususnya Inggris, menerapkan lockdown regional sejak pekan lalu.

Di Afrika Selatan, virus varian baru ini menginfeksi orang-orang berusia muda. Bahkan, seseorang yang terserang virus varian baru tersebut tak harus memiliki komorbid (penyakit penyerta) untuk sampai dalam fase lebih parah. Virus tersebut lebih cepat menyebar dibandingkan varian sebelumnya. Bahkan, sudah menjejakkan kakinya di Singapura dan Malaysia, melalui carrier (pembawa virus) yang melakukan perjalanan dari Inggris. Malaysia juga menemukan mutasi Covid-19 yang memiliki daya menginfeksi 10 kali lebih besar daripada varian atau strain pertama.

Jika selama ini gejala umum Covid-19 pada umumnya yang telah diketahui masyarakat adalah demam, batuk, dan flu, National Health Service (NHS) para pakar di dunia mengungkap bahwa virus jenis baru ini menghadirkan gejala baru. Di antaranya kelelahan, hilangnya selera makan, sakit kepala, diare, linglung atau kebingungan, nyeri otot, hingga ruam pada kulit.

Di dalam negeri, pemerintah harus bertindak cepat untuk melakukan pencegahan. Meskipun pemerintah melalui Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) telah memberikan peringatan, skala dan intensitasnya perlu dilakukan secara masif. Kegagalan dalam antisipasi pada awal pandemi, Maret 2020 silam, tidak seharusnya kembali terjadi. Mengingat dampak yang ditimbulkan mencakup berbagai aspek kehidupan. Pemerintah meyakini bahwa lonjakan kasus Covid-19 setelah masa libur Natal dan Tahun Baru 2021 akan terjadi. Karenanya, perlu segera dilakukan persiapan seperti menyiapkan rumah sakit, fasilitas kesehatan, hingga melakukan pelarangan masyarakat untuk berkerumun.

Pemerintah tak bisa lagi tertutup dan menutup-nutupi perkembangan penanganan pandemi dan kondisi terkini di Tanah Air, meskipun ada angin segar berupa vaksin. Sebab, vaksin yang digadang-gadang bakal menjadi solusi tersebut hingga saat ini masih belum sepenuhnya siap. Indikator angka kematian, tingkat hunian rumah sakit, kasus harian, positivity rate menunjukkan tren meningkat.

Momen liburan panjang akhir tahun, apabila tidak diantisipasi, tentu akan membuat ledakan jumlah masyarakat yang terpapar Covid-19. Belum lagi potensi masuknya strain baru asal Inggris. Karena itu, sudah selayaknya pemerintah melakukan tracing, testing and treatment (3T) secara masif dan masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M). Tak hanya itu, masyarakat juga harus sadar bahwa pandemi jauh dari usai.

Tak ada satu negara pun di dunia yang sudah memastikan akan terbebas dari pandemi dalam waktu singkat. Abainya masyarakat dan ketidakpedulian masyarakat terhadap kondisi dirinya menjadi pemicu utama lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Air. Alasan bosan di rumah agaknya perlu dipertimbangkan secara matang. Para pakar kesehatan mengungkapkan, virus memerlukan waktu 14 hari di tubuh seseorang untuk bisa menular ke orang lain. Alangkah bijaknya masyarakat, apalagi yang selama ini menggaungkan jargon NKRI harga mati, menahan diri sejenak untuk tidak melakukan aktivitas secara berlebihan, memenuhi pusat perbelanjaan, hiburan, tempat wisata, seolah virus Covid-19 telah musnah.

Kesadaran diri masyarakat dan peran aktif pemerintah untuk terus memberikan edukasi, pengawasan, hingga penegakan hukum menjadi kunci Indonesia mampu keluar dari krisis akibat virus Covid-19 itu.
(bmm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6531 seconds (0.1#10.140)