Jangan Pelesiran, Satgas Ingatkan Panen Kasus COVID-19 Usai Libur Panjang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan, libur akhir tahun diharapkan tidak lagi menjadi musim panen kasus virus corona di Indonesia. Berkaca pada libur panjang sebelumnya selalu ada peningkatan jumlah kasus dua minggu setelahnya.
"Setiap periode libur panjang berlangsung, panen kasus pasti akan terjadi pada 10-14 hari setelahnya," katanya saat konferensi pers, Kamis (3/12/2020).
Seperti diketahui selama 2020 terdapat 3 periode libur panjang yang menjadi bahan evaluasi pemerintah. Antara lain libur panjang Idul Fitri pada 22-25 Mei 2020, libur panjang HUT Kemerdekaan RI pada 17, 20-23 Agustus 2020, dan libur panjang 28 Oktober-1 November 2020. ( )
Pada libur panjang Idul Fitri berdampak pada peningkatan kasus positif sebesar 69% sampai dengan 93% pada 28 Juni 2020. Lalu, libur panjang periode HUT RI, berdampak pada peningkatan kasus positif sebesar 58% sampai dengan 118% pada pekan pertama sampai dengan ketiga September 2020. Kemudian pada libur panjang akhir Oktober dan awal November, berdampak pada peningkatan kasus positif sebesar 17% sampai 22% pada 8 sampai 22 November 2020.
Wiku meminta agar kejadian pada liburan sebelumnya dijadikan pelajaran. Satgas pun menyarankan beberapa hal untuk mengantisipasi kenaikan kasus pascalibur akhir tahun mendatang.
Pertama, kepada seluruh kepala daerah untuk mengoptimalisasi penegakkan disiplin terhadap protokol kesehatan. Pemerintah daerah harus berani dan tegas membubarkan kerumunan dan melakukan a kampanye 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. "Lakukan ini tanpa pandang bulu kepada seluruh masyarakat," kata Wiku. ( )
Kedua, masyarakat diminta bijaksana dan sadar untuk meminimalisasi mobilitas. Pasalnya, berdasarkan hasil temuan dari Yilmazkuday tahun 2020, menyebutkan dengan mengurangi kunjungan ke area publik sebesar 1%, sudah dapat mengurangi puluhan kasus dan kematian COVID-19 per minggu.
"Temuan ini harusnya dapat memotivasi kita semua untuk mengambil pilihan bijak yaitu tinggal di rumah dan menghindari keramaian," katanya. Meskipun sulit, Wiku berharap masyarakat sepenuhnya sadar bahwa pilihan untuk mengurangi kunjungan ke area publik untuk melindungi diri sendiri dan utamanya orang-orang terdekat.
Ketiga, ada beberapa alternatif kegiatan lainnya yang dapat dipilih dalam mengisi masa libur Natal dan Tahun Baru 2021. Seperti virtual tour ke tempat-tempat wisata dan lainnya. Selain itu juga bisa memilih alternatif liburan berupa staycation.
Wiku menyebut bahwa pilihan kegiatan tersebut memungkinkan masyarakat untuk berlibur tanpa menimbulkan kerumunan. Sehingga meminimalisir potensi penularan COVID-19.
"Meski demikian, dalam pelaksanaan kegiatan ini saya tetap ingatkan kepada masyarakat untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan," katanya.
"Setiap periode libur panjang berlangsung, panen kasus pasti akan terjadi pada 10-14 hari setelahnya," katanya saat konferensi pers, Kamis (3/12/2020).
Seperti diketahui selama 2020 terdapat 3 periode libur panjang yang menjadi bahan evaluasi pemerintah. Antara lain libur panjang Idul Fitri pada 22-25 Mei 2020, libur panjang HUT Kemerdekaan RI pada 17, 20-23 Agustus 2020, dan libur panjang 28 Oktober-1 November 2020. ( )
Pada libur panjang Idul Fitri berdampak pada peningkatan kasus positif sebesar 69% sampai dengan 93% pada 28 Juni 2020. Lalu, libur panjang periode HUT RI, berdampak pada peningkatan kasus positif sebesar 58% sampai dengan 118% pada pekan pertama sampai dengan ketiga September 2020. Kemudian pada libur panjang akhir Oktober dan awal November, berdampak pada peningkatan kasus positif sebesar 17% sampai 22% pada 8 sampai 22 November 2020.
Wiku meminta agar kejadian pada liburan sebelumnya dijadikan pelajaran. Satgas pun menyarankan beberapa hal untuk mengantisipasi kenaikan kasus pascalibur akhir tahun mendatang.
Pertama, kepada seluruh kepala daerah untuk mengoptimalisasi penegakkan disiplin terhadap protokol kesehatan. Pemerintah daerah harus berani dan tegas membubarkan kerumunan dan melakukan a kampanye 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. "Lakukan ini tanpa pandang bulu kepada seluruh masyarakat," kata Wiku. ( )
Kedua, masyarakat diminta bijaksana dan sadar untuk meminimalisasi mobilitas. Pasalnya, berdasarkan hasil temuan dari Yilmazkuday tahun 2020, menyebutkan dengan mengurangi kunjungan ke area publik sebesar 1%, sudah dapat mengurangi puluhan kasus dan kematian COVID-19 per minggu.
"Temuan ini harusnya dapat memotivasi kita semua untuk mengambil pilihan bijak yaitu tinggal di rumah dan menghindari keramaian," katanya. Meskipun sulit, Wiku berharap masyarakat sepenuhnya sadar bahwa pilihan untuk mengurangi kunjungan ke area publik untuk melindungi diri sendiri dan utamanya orang-orang terdekat.
Ketiga, ada beberapa alternatif kegiatan lainnya yang dapat dipilih dalam mengisi masa libur Natal dan Tahun Baru 2021. Seperti virtual tour ke tempat-tempat wisata dan lainnya. Selain itu juga bisa memilih alternatif liburan berupa staycation.
Wiku menyebut bahwa pilihan kegiatan tersebut memungkinkan masyarakat untuk berlibur tanpa menimbulkan kerumunan. Sehingga meminimalisir potensi penularan COVID-19.
"Meski demikian, dalam pelaksanaan kegiatan ini saya tetap ingatkan kepada masyarakat untuk selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan," katanya.
(abd)