Satgas: Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Masih di Atas Standar WHO
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19, Dewi Nur Aisyah mengatakan saat ini positivity rate Covid-19 di Tanah Air masih di atas standar World Health Organization (WHO).
“Yang harus diingat, positivity rate kita ini meskipun sudah terjadi agak menurun di bulan Oktober dan November, tadi masih berada di atas standar WHO,” kata Dewi dalam diskusi secara virtual Covid-19 Dalam Angka: Analisa Testing Covid-19 di Daerah, dari Media Center Graha BNPB, Jakarta, Rabu (2/12/2020). Dimana positivity rate standar WHO tidak lebih dari 5%. “Standar WHO kalau kita bisa mengendalikan sebenarnya targetnya adalah 5% dari yang yang positif dari seluruh orang yang diperiksa,” kata Dewi. (Baca juga: Kerumunan Massa di Pengajian, Menag Minta Tokoh Agama Lebih Arif saat Pandemi)
Dewi mengatakan yang dua hal yang harus dilakukan saat ini. Pertama adalah masif testing pada kontak erat Covid-19. “Yang perlu dilakukan sebenarnya memastikan testing dilakukan terutama pada kontak erat, seluruh kontak erat yang ditemukan, karena kan kita ingin memutus rantai penularan. Jadi sini kita akan meningkatkan jumlah pemeriksaan ketika ditemukan pasien positif,” ucapnya. (Baca juga: Satgas Tegaskan Testing Lewat PCR Swab Jadi Kunci Pengendalian COVID-19)
Kedua, kata Dewi, adalah pengendalian kasus Covid-19 di lapangan. Dewi mengatakan, testing Covid-19 dalam konsep WHO adalah 1 juta penduduk harus diperiksa sebanyak 1.000 orang per minggu. “Sebenarnya sudah sejauh mana Indonesia mencapai target pemeriksaan WHO? Kalau misalnya kita berhitung angka nasional, misalnya dengan asumsi jumlah penduduk Indonesia adalah 267 juta jiwa, maka diperlukan pemeriksaan per minggunya itu 267.000 per minggu. Kenapa harus dilihat mingguan? Karena satuan yang paling baik untuk melihat pencapaian adalah mingguan. Karena tadi juga standar WHO juga mingguan nih untuk memeriksa,” tambah Dewi.
“Yang harus diingat, positivity rate kita ini meskipun sudah terjadi agak menurun di bulan Oktober dan November, tadi masih berada di atas standar WHO,” kata Dewi dalam diskusi secara virtual Covid-19 Dalam Angka: Analisa Testing Covid-19 di Daerah, dari Media Center Graha BNPB, Jakarta, Rabu (2/12/2020). Dimana positivity rate standar WHO tidak lebih dari 5%. “Standar WHO kalau kita bisa mengendalikan sebenarnya targetnya adalah 5% dari yang yang positif dari seluruh orang yang diperiksa,” kata Dewi. (Baca juga: Kerumunan Massa di Pengajian, Menag Minta Tokoh Agama Lebih Arif saat Pandemi)
Dewi mengatakan yang dua hal yang harus dilakukan saat ini. Pertama adalah masif testing pada kontak erat Covid-19. “Yang perlu dilakukan sebenarnya memastikan testing dilakukan terutama pada kontak erat, seluruh kontak erat yang ditemukan, karena kan kita ingin memutus rantai penularan. Jadi sini kita akan meningkatkan jumlah pemeriksaan ketika ditemukan pasien positif,” ucapnya. (Baca juga: Satgas Tegaskan Testing Lewat PCR Swab Jadi Kunci Pengendalian COVID-19)
Kedua, kata Dewi, adalah pengendalian kasus Covid-19 di lapangan. Dewi mengatakan, testing Covid-19 dalam konsep WHO adalah 1 juta penduduk harus diperiksa sebanyak 1.000 orang per minggu. “Sebenarnya sudah sejauh mana Indonesia mencapai target pemeriksaan WHO? Kalau misalnya kita berhitung angka nasional, misalnya dengan asumsi jumlah penduduk Indonesia adalah 267 juta jiwa, maka diperlukan pemeriksaan per minggunya itu 267.000 per minggu. Kenapa harus dilihat mingguan? Karena satuan yang paling baik untuk melihat pencapaian adalah mingguan. Karena tadi juga standar WHO juga mingguan nih untuk memeriksa,” tambah Dewi.
(cip)