Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Saatnya Evaluasi Total

Senin, 30 November 2020 - 05:00 WIB
loading...
Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Saatnya Evaluasi Total
Satgas Penanganan Covid-19 pada Minggu (29/11) merilis angka kasus baru harian virus korona yang kembali menorehkan rekor, yakni sebanyak 6.267 kasus
A A A
PERKEMBANGAN kasus penyebaran virus korona di Tanah Air kian hari semakin bertambah. Infeksi pada masyarakat terus terjadi. Meski sudah memasuki bulan kesembilan sejak kasus pertama terjadi awal Maret silam, grafik penambahan Covid-19 belum menunjukkan penurunan.

Penyebaran Covid-19 pun kini terasa semakin dekat. Jika dulu mereka yang terinfeksi mungkin tidak kita kenal, semakin ke sini justru teman dekat atau bahkan anggota keluarga kita sendiri yang mengalaminya.

Fakta ini semakin membuktikan bahwa persebaran Covid-19 belum terkendali. Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyebutkan, per Sabtu (28/11), persebaran virus korona terjadi di 505 kabupaten dan kota di 34 provinsi di Indonesia.

Dari total kabupaten dan kota yang terdapat kasus Covid-19, 28 daerah di antaranya termasuk berisiko tinggi dengan penyebaran virusnya tidak terkendali. Kabupaten/kota yang dimaksud antara lain Kota Cilegon, Kota Bekasi, Bandung, Karawang, Purwakarta, Tasikmalaya, Kota Cimahi, Sragen, Tegal, Boyolali, Pati, Pemalang, Banjanegara, Brebes, dan Sukaharjo. Kemudian Lumajang, Barito Timur, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kota Tanjungpinang, Pesawaran, Bandar Lampung, Kupang, Payakumbunh, dan Gunung Sitoli.

Satgas Penanganan Covid-19 pada Minggu (29/11) merilis angka kasus baru harian korona kembali menorehkan rekor, yakni sebanyak 6.267 kasus, sehingga secara akumulasi mencapai 534.266 kasus. Adapun angka kesembuhan harian mencapai 3.810 kasus dengan akumulasi sebanyak 445.793 kasus. Sementara itu tingkat kematian harian sebanyak 169 orang dengan akumulasi mencapai 16.815 orang.

Dari laporan Satgas Covid-19 kemarin, Jawa Tengah menjadi provinsi penyumbang kasus harian terbanyak, yakni 2.036 orang positif, disusul Jawa Barat 1.431 kasus dan Jawa Timur 412 kasus baru. Penambahan kasus harian ini pun terjadi di semua provinsi. Hanya empat provinsi yang jumlah kasus hariannya di bawah 10, yakni Papua sebanyak 8 kasus, Sulawesi Barat 7 kasus, Papua Barat 4 kasus, dan Malulu Utara 2 kasus.

Data harian kasus akhir pekan kemarin menjadi alarm bagi para pemangku kepentingan dalam penanganan Covid-19 ke depan. Mau tidak mau harus ada langkah radikal untuk memutus persebaran virus yang bermula dari Wuhan, China, itu. Evaluasi menyeluruh sangat diperlukan mengingat masih masifnya laju infeksi virus.

Apalagi sejumlah daerah melaporkan tingkat keterisian rumah sakit sudah kembali di atas 70%. DKI Jakarta, daerah yang menjadi episentrum pertama Covid-19, hingga pekan kemarin melaporkan tingkat keterisian tempat tidur isolasi pasien Covid-19 sudah mencapai 73%. Demikian pula kapasitas ruang ICU di rumah sakit rujukan sudah terpakai 75%.

Di daerah lain seperti Banten pun demikian. Di daerah tersebut, kapasitas tempat tidur rumah sakit rujukan sudah terisi 97%, sedangkan ruang isolasi terpakai 80%. Kondisi serupa juga ditemukan di Kota Malang, Jawa Timur. Di kota itu, tiga rumah sakit rujukan dilaporkan tidak lagi bisa menerima perawatan untuk pasien Covid-19 karena fasilitas yang ada sudah penuh.

Melihat kondisi seperti ini, langkah cepat dan taktis sangat diperlukan guna mengurangi risiko penyebaran yang lebih luas. Misalnya dengan kembali memperketat pembatasan aktivitas sosial. Memang ada konsekuensi yang harus diambil apabila kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kembali diperketat. Sektor bisnis yang mulai menggeliat bakal kembali terimbas. Industri pariwisata yang sudah aktif sejak pelonggaran PSBB Agustus lalu juga diperkirakan kembali kehilangan pengunjung.

Dengan berbagai pertimbangan di atas, evaluasi penanganan Covid-19 seyogianya dilaksanakan secara menyeluruh melibatkan ahli dari berbagai sektor. Mulai dari akademisi, praktisi kesehatan, pelaku usaha hingga perwakilan masyarakat. Ingat, semua suara harus didengar dan dipertimbangkan. Ambil solusi terbaik dan lakukan strategi penanganan dengan risiko paling minimal untuk semua sektor.

Mudah-mudahan pula kebijakan liburan panjang akhir tahun 2020 dan Tahun Baru 2021 yang akan diumumkan pemerintah awal pekan ini bisa berkaca pada periode long weekend pengujung Oktober lalu. Jangan sampai musim liburan menjadi kesempatan virus korona kembali menyebar dan membuat kluster baru. Hal yang mesti diingat, angka Covid-19 masih tinggi!
(bmm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1873 seconds (0.1#10.140)