Ingatkan Prokes, Satgas Relawan Pendekatan lewat Tokoh Agama dan Masyarakat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Bidang Koordinasi Relawan Satuan Tugas Covid-19, Andre Rahadian mengungkapkan pihaknya menggunakan dua pendekatan yakni sosial dan kultural lewat para tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakat agar disiplin protokol kesehatan ( prokes ) cegah virus Corona (Covid-19).
(Baca juga: Sandiaga Uno Berpeluang Besar Gantikan Edhy Prabowo di Kabinet)
"Jadi sudah dua pendekatan secara sosial kultural lakukan kita melalui tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat, seperti semua relawan dengan aksesnya sendiri-sendiri bergerak gitu ya," ungkap Andre dalam diskusi ‘Dedikasi Relawan di Masa Pandemi’ di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Kamis (26/11/2020).
(Baca juga: Kebebasan Sipil di Indonesia Alami Kemunduran)
Selain itu kata Andre, Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2020 tentang peningkatan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan.
"Selain itu kan juga Presiden sudah menggunakan Inpres yang untuk di follow up oleh masing-masing ketua Satgas Daerah mengenai kalaupun ada hukuman, ada ancaman denda dan yang lain-lain, jadi dua ini berjalan bersama walaupun kita mengedepankan kesadaran masyarakat," ungkap Andre.
Andre menjelaskan, selama 9 bulan pandemi Covid-19, yang menjadi tantangan relawan adalah mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 belum selesai. “Setelah kita berjalan 9 bulan ini memang tantangannya adalah salah satunya tetap mengingatkan masyarakat bahwa pandemi ini kan belum selesai," kata dia.
"Peningkatan kasus juga masih tinggi. Tapi kebutuhan orang untuk bisa melakukan kegiatan sosialnya sudah balik lagi, udah ada yang pengen liburan, udah ada yang pengen berkumpul," ujar Andre.
"Nah ini, yang menjadi tantangan baru agar kita bisa tetap mengingatkan kepada teman-teman semua, kepada masyarakat, lewat relawan-relawan ini, protokol harus tetap dilakukan," tambahnya.
Misalnya kata Andre, semua kegiatan harus dibatasi kapasitasnya hanya 50%. “Jadi kalau misalnya mereka akan melakukan kegiatan, sesuai dengan kondisi sekarang (kapasitasnya) harus 50%, yang datang dibatasi. Juga harus selalu berjarak. Dan hal ini yang harus kita ingatkan. Bahwa, pertama kita semua bisa tertular kita semua bisa menularkan," jelasnya.
"Jadi ini kita mengingatkan juga kepada masyarakat, kepada tokoh-tokoh untuk sebisa mungkin hindari kerumunan, jadi kerumunan bukan hanya dihindari, sekarang dilarang melakukan kerumunan. Kalaupun melakukan kegiatan itu harus sesuai protokol, jumlahnya terbatas," kata Andre.
(Baca juga: Sandiaga Uno Berpeluang Besar Gantikan Edhy Prabowo di Kabinet)
"Jadi sudah dua pendekatan secara sosial kultural lakukan kita melalui tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat, seperti semua relawan dengan aksesnya sendiri-sendiri bergerak gitu ya," ungkap Andre dalam diskusi ‘Dedikasi Relawan di Masa Pandemi’ di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Kamis (26/11/2020).
(Baca juga: Kebebasan Sipil di Indonesia Alami Kemunduran)
Selain itu kata Andre, Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2020 tentang peningkatan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan.
"Selain itu kan juga Presiden sudah menggunakan Inpres yang untuk di follow up oleh masing-masing ketua Satgas Daerah mengenai kalaupun ada hukuman, ada ancaman denda dan yang lain-lain, jadi dua ini berjalan bersama walaupun kita mengedepankan kesadaran masyarakat," ungkap Andre.
Andre menjelaskan, selama 9 bulan pandemi Covid-19, yang menjadi tantangan relawan adalah mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 belum selesai. “Setelah kita berjalan 9 bulan ini memang tantangannya adalah salah satunya tetap mengingatkan masyarakat bahwa pandemi ini kan belum selesai," kata dia.
"Peningkatan kasus juga masih tinggi. Tapi kebutuhan orang untuk bisa melakukan kegiatan sosialnya sudah balik lagi, udah ada yang pengen liburan, udah ada yang pengen berkumpul," ujar Andre.
"Nah ini, yang menjadi tantangan baru agar kita bisa tetap mengingatkan kepada teman-teman semua, kepada masyarakat, lewat relawan-relawan ini, protokol harus tetap dilakukan," tambahnya.
Misalnya kata Andre, semua kegiatan harus dibatasi kapasitasnya hanya 50%. “Jadi kalau misalnya mereka akan melakukan kegiatan, sesuai dengan kondisi sekarang (kapasitasnya) harus 50%, yang datang dibatasi. Juga harus selalu berjarak. Dan hal ini yang harus kita ingatkan. Bahwa, pertama kita semua bisa tertular kita semua bisa menularkan," jelasnya.
"Jadi ini kita mengingatkan juga kepada masyarakat, kepada tokoh-tokoh untuk sebisa mungkin hindari kerumunan, jadi kerumunan bukan hanya dihindari, sekarang dilarang melakukan kerumunan. Kalaupun melakukan kegiatan itu harus sesuai protokol, jumlahnya terbatas," kata Andre.
(maf)