Ketauladanan Itu Penting!

Jum'at, 20 November 2020 - 21:33 WIB
loading...
Ketauladanan Itu Penting!
Shamsi Ali, Imam/Direktur Jamaica Muslim Center. FOTO/IST
A A A
Shamsi Ali
Imam/Direktur Jamaica Muslim Center, Presiden Nusantara Foundation

SALAH satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia yang sekaligus menjadi perhatian besar agama Islam adalah aspek ketauladanan (al-Qudwah). Bahwa dalam hidupnya manusia secara alami (fitri) memerlukan ketauladanan itu. Manusia dalam hidupnya akan mencari ketauladanan itu untuk menjadi cerminan, sekaligus ukuran akan dirinya sendiri.

Sejujurnya, jika melihat kepada ajaran Islam itu sendiri secara dekat, niscaya akan didapati bahwa hampir semua tingkatan dan sisi ajaran agama ini membangun ketauladanan itu.

Ambillah misalnya konsep Tauhid dalam Islam. Ketika Allah mengekspos Nama-Nama dan sifat-sifat-Nya sesungguhnya dimaksudkan salah satunya untuk dijadikan sabagai ketauladanan bagi manusia. Tentu pada tingkatan tabiat kemanusiaan itu sendiri. ( )

Allah itu Rahman Rahim misalnya. Allah itu begitu cinta dan penuh kasih yang tiada batas. Tabiat Allah yang tida batas menjadikan cinta dan kasih-Nya tentu juga tiada batas. Tapi manusia dengan tabiat keterbatasannya dituntut untuk menauladani Allah dalam kasih sayang-Nya sesuai tabiat kemanusiaannya.

Artinya eksposur sifat-sifat Allah kepada kita bukan sekedar untuk dihafal. Walau menghafalkannya pasti punya keutamaan yang besar. Tapi yang tidak kalah pentingnya adalah menauladani sifat-sifat Allah yang mulia itu dalam kehidupan nyata kita. Mari kita memiliki sifat cinta dan kasih dengan cinta dan kasih Allah. Kita membangun sifat mulia dengan "karomah" (Kemuliaan) Allah yang Al-Karim (Maha Mulia). Demikian seterusnya.

Demikian pula dengan Rasulullah SAW. Beliau ditugaskan oleh Allah untuk menyampaikan (tablig) ajaran agama ini kepada seluruh manusia. Bahkan seolah Allah SWT menegaskan dan membatasi tugas/kewajiban itu, seperti yang di firmankan: "Tidak ada kewajiban kamu kecuali menyampaikan (al-balaagh)". ( )

Tapi kenyataannya justru Allah juga menegaskan posisi lain Rasulullah SAW dalam Al-Quran sebagai "tauladan" (role model) kepada seluruh manusia. Firman-Nya: "Sesungguhnya bagi kamu sekalian pada diri Rasulullah ketauladanan yang baik (uswah hasanah)".

Pertanyaannya kemudian adalah jika Rasulullah SAW itu hanya berkewajiban tablig atau menyampaikan lalu kenapa beliau harus memposisikan diri sebagai contoh tauladan bagi manusia?

Jawabannya seperti yang disebutkan terdahulu bahwa secara alami semua orang memerlukan ketauladanan dari dalam hidupnya. Bagi seorang Mukmin tentunya ketauladanan terbesar dan termulia dalam hidupnya adalah ketauladanan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1753 seconds (0.1#10.140)