Indonesia Melangkah ke Luar Angkasa

Jum'at, 30 Oktober 2020 - 06:01 WIB
loading...
A A A
Persaingan Ketat

Pemerintahan yang paling berambisi untuk mencari kehidupan di antariksa adalah pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dia mengungkapkan ingin melanjutkan upaya mencari kehidupan di antariksa dan mengirimkan manusia ke Mars dan destinasi lainnya. Negeri Paman Sam itu sejauh ini masih memimpin dalam upaya mencari kehidupan di antariksa dengan anggaran sekitar USD19,3 miliar per tahun.

"AS akan mengirim manusia ke bulan untuk eksplorasi serta melanjutkan misi manusia ke Mars dan destinasi lainnya," kata Trump. (Baca juga: Cegah Resesi, Mendag Jaga Stabilitas Harga Sembako)

Untuk mewujudkan itu AS memiliki strategi antariksa nasional yang terdiri atas beberapa pilar. Mulai dari transformasi arsitektur ketahanan antariksa, opsi penguatan pertahanan antariksa, peningkatan kemampuan sumber daya hingga memperkuat lingkungan domestik dan internasional yang mendukung.

Program mencari kehidupan di antariksa dilaksanakan NASA dengan menggunakan teleskop Kepler dan TESS. Hasilnya mampu mengungkapkan ribuan planet. Program tersebut lebih mengarah untuk mengembangkan kajian tentang sistem tata surya dan untuk menjawab pertanyaan apakah manusia hidup sendirian di alam semesta.

NASA mengkaji untuk menemukan air di Mars, mencari dunia samudra di bulan Saturnus, Enceladus, dan mencari tanda biologi di atmosfer planet lain. Untuk mewujudkan itu, peneliti memerlukan teknologi canggih.

Trump juga memiliki Komando Antariksa yang menjadi kekuatan keenam Departemen Pertahanan AS. Hal itu menunjukkan bahwa AS ingin meningkatkan kemampuan berbasis ruang angkasa. Komando tersebut memiliki 16.000 personel. (Baca juga: PBB Turut Kecam Perilisan Kartun Nabi Muhammad)

China juga merupakan negara yang sangat berambisi untuk mencari kehidupan di antariksa. Selain mengirim misi ke Bulan, Mars, mereka juga memiliki teleskop terbesar radio yang digunakan untuk memburu alien dan beroperasi sejak September 2016 yang bernama Five-hundred-meter Aperture Spherical Telescope (FAST). "Dalam proses observasi, kita juga mengumpulkan sinyal," kata Zhu Ming, direktur observasi sains pada operasi pengembangan FAST.

Banyak pihak menuding program antariksa China lebih berkaitan dengan proyek militer. FAST memiliki diameter mencapai 500 meter dan berlokasi di Provinsi Guizho, China. Hal itu mampu mengalahkan rekor teleskop Arecibo Observatory di Puerto Rico yang selama ini menjadi teleskop terbesar dengan diameter 195 meter.

Selain itu melalui badan antariksanya China juga memiliki banyak program untuk mencari kehidupan di antariksa. Salah satu yang terpopuler adalah pengiriman misi penjelajah ke Mars pada Juli 2020 bernama Tianwen. Itu berupa pengiriman wahana yang dikendalikan dari Bumi untuk mengkaji Mars. Selain itu China mengirim roket ke Mars pada Mei 2020 lalu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1540 seconds (0.1#10.140)