Elektabilitas Parpol Stagnan: Gerindra Melorot, PDIP dan PSI Naik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Temuan survei Y-Publica menunjukkan dalam tiga bulan terakhir elektabilitas partai politik cenderung stagnan setelah sebelumnya mengalami kenaikan atau penurunan sejak bulan Maret 2020. Gerindra terus menurun, sedangkan PDIP dan PSI mengalami kenaikan elektabilitas.
PDIP tetap unggul, di mana elektabilitas pada bulan Maret sebesar 30,3 persen, turun menjadi 29,1%, kemudian naik lagi menjadi 31,2%. Sedangkan PSI terus mengalami kenaikan dari hanya 2,7% menjadi 4,6%, dan kini 4,7%. (Baca juga: Survei Y-Publica: Wacana Jabatan Presiden 7-8 Tahun 1 Periode Tuai Dukungan Publik)
Menyusul di belakang PDIP adalah Gerindra, tetapi elektabilitasnya bergerak turun dari 15,2% menjadi 14,5% dan kembali turun menjadi 13,8%. Parpol-parpol besar dan menengah lainnya hanya turun 0,1-0,2% atau relatif mengalami stagnasi sejak bulan Juli.
“Elektabilitas partai-partai politik stagnan, hanya Gerindra yang melorot, sedangkan dua parpol yaitu PDIP dan PSI naik elektabilitasnya,” ujar Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam press release di Jakarta, Rabu (28/10/2020).
Menurut Rudi, setelah bergabung ke dalam pemerintahan periode kedua Jokowi, Gerindra berubah sikap dari sebelumnya oposisi menjadi pendukung pemerintah. Meskipun sejumlah figur Gerindra mencoba bersikap kritis terhadap pemerintah tetapi sulit untuk mempertahankan elektabilitas partai.
Contohnya, ketika parpol-parpol oposisi mendukung aksi-aksi demonstrasi menolak pengesahan RUU Cipta Kerja (Omnibus Law), Prabowo dan Gerindra secara tegas membela sikap koalisi partai-partai pemerintah.
Pada urutan berikutnya setelah Gerindra adalah Golkar yang turun dari 10,3% pada bulan Maret menjadi 8,5% pada Juli dan turun lagi menjadi 8,3%. Lalu ada PKB (5,6%-6,1%-5,9%), PKS (6,4%-5,6%-5,4%).
Kemudian Nasdem (2,9%-4,0%-3,9%), Demokrat (3,5%-3,6%-3,4%), PPP (3,3%-2,6%-2,4%), dan PAN (1,4%-1,5%-1,2%). Sisanya adalah parpol-parpol papan bawah yang elektabilitasnya di bawah 1%. (Baca juga: Ganjar Ungguli Prabowo dan Anies, Puan-Muhaimin Urutan Buncit)
Yaitu Hanura (0,9%-0,7%-0,8%), Perindo (0,7%-0,5%-0,6%), dan Berkarya (0,4%-0,3%-0,3). Tiga parpol yaitu PBB, PKPI, dan Garuda kehilangan potensi pemilih karena hanya mendapat 0%.
PDIP tetap unggul, di mana elektabilitas pada bulan Maret sebesar 30,3 persen, turun menjadi 29,1%, kemudian naik lagi menjadi 31,2%. Sedangkan PSI terus mengalami kenaikan dari hanya 2,7% menjadi 4,6%, dan kini 4,7%. (Baca juga: Survei Y-Publica: Wacana Jabatan Presiden 7-8 Tahun 1 Periode Tuai Dukungan Publik)
Menyusul di belakang PDIP adalah Gerindra, tetapi elektabilitasnya bergerak turun dari 15,2% menjadi 14,5% dan kembali turun menjadi 13,8%. Parpol-parpol besar dan menengah lainnya hanya turun 0,1-0,2% atau relatif mengalami stagnasi sejak bulan Juli.
“Elektabilitas partai-partai politik stagnan, hanya Gerindra yang melorot, sedangkan dua parpol yaitu PDIP dan PSI naik elektabilitasnya,” ujar Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam press release di Jakarta, Rabu (28/10/2020).
Menurut Rudi, setelah bergabung ke dalam pemerintahan periode kedua Jokowi, Gerindra berubah sikap dari sebelumnya oposisi menjadi pendukung pemerintah. Meskipun sejumlah figur Gerindra mencoba bersikap kritis terhadap pemerintah tetapi sulit untuk mempertahankan elektabilitas partai.
Contohnya, ketika parpol-parpol oposisi mendukung aksi-aksi demonstrasi menolak pengesahan RUU Cipta Kerja (Omnibus Law), Prabowo dan Gerindra secara tegas membela sikap koalisi partai-partai pemerintah.
Pada urutan berikutnya setelah Gerindra adalah Golkar yang turun dari 10,3% pada bulan Maret menjadi 8,5% pada Juli dan turun lagi menjadi 8,3%. Lalu ada PKB (5,6%-6,1%-5,9%), PKS (6,4%-5,6%-5,4%).
Kemudian Nasdem (2,9%-4,0%-3,9%), Demokrat (3,5%-3,6%-3,4%), PPP (3,3%-2,6%-2,4%), dan PAN (1,4%-1,5%-1,2%). Sisanya adalah parpol-parpol papan bawah yang elektabilitasnya di bawah 1%. (Baca juga: Ganjar Ungguli Prabowo dan Anies, Puan-Muhaimin Urutan Buncit)
Yaitu Hanura (0,9%-0,7%-0,8%), Perindo (0,7%-0,5%-0,6%), dan Berkarya (0,4%-0,3%-0,3). Tiga parpol yaitu PBB, PKPI, dan Garuda kehilangan potensi pemilih karena hanya mendapat 0%.
(kri)