Kemendagri: Hoaks tentang Corona Bisa Menurunkan Partisipasi Pemilih

Selasa, 27 Oktober 2020 - 22:22 WIB
loading...
Kemendagri: Hoaks tentang Corona Bisa Menurunkan Partisipasi Pemilih
Hoaks tentang penyebaran Corona menjelang Pilkada harus diwaspadai. Pasalnya hal ini berpotensi digunakan sebagai cara menurunkan partisipasi pemilih. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Hoaks tentang penyebaran Covid-19 (virus Corona) menjelang Pilkada harus diwaspadai. Pasalnya hal ini berpotensi digunakan sebagai cara menurunkan partisipasi pemilih untuk menguntungkan paslon tertentu.

(Baca juga: Dalam 1 Tahun Bekerja, Jaksa Agung Selamatkan Uang Negara)

Penyebaran hoaks terkait Covid-19 sangat mungkin terjadi pada saat pelaksanan pemungutan suara di wilayah ataupun TPS yang menjadi perebutan pengaruh para paslon.

(Baca juga: Waspada Hujan dan Angin Dampak Siklon Tropis Molave)

"Harus diwaspadai hoaks terkait Covid-19 digunakan dalam upaya black campaign untuk saling menjatukan antar lawan politik di kontestasi Pilkada," kata Staf Khusus Menteri Dalam Negeri bidang Politik dan Media Kastorius Sinaga dalam keterangan tertulis, Selasa (27/10/2020).

"Penyebaran hoaks dengan menggunakan isu covid-19 demi perebutan ataupun penggembosan suara bisa menjadi strategi black campaign yang ujungnya membuat tingkat partisipasi pemilik merosot," tambahnya.

Menurutnya, Mendagri Tito Karnavian sangat memikirkan kemungkinan tersebut. Dia mengatakan, Mendagri telah meminga kepala daerah bersinergi dengan para pemangku kepentingan, khususnya forkompimda dan media lokal dalam upaya sosialisai pilkada dengan penerapan protokol kesehatan.

"Setiap minggu kita memonitor pelanggaran dan kepatuhan protokol kesehatan di masa kampanye. Hasilnya sangat kondusif. Dari 9500 kampanye tatap muka, pelanggaran hanya sekitar 250 atau 2,5%. Artinya, pilkada aman Covid 19 menunjukkan trend yang menggembirakan," ujar Kastorius.

Kondisi ini pun membuatnya optimis bahwa partisipasi pemilih akan stabil tinggi seperti pilkada serentak sebelumnya.

"Perlu digalakkan kampanye gerakan anti hoaks di wilayah-wilayah yang akan pilkada secara masif sehingga masyarakat ikut aktif melawan hoaks," tuturnya.

Dia juga menggungkapkan, adanya beberapa kemungkinan modus penyebaran hoax menjelang pilkada. Misalnya saja hoaks berupa kabar adanya calon pemilih ataupun penyelenggara pemil yang terpapar covid-19 di TPS tertentu.

"Sehingga menurunkan animo pemilih yang akan hadir dengan tujuan menguntungkan salah satu paslon," ujarnya.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1068 seconds (0.1#10.140)