44,9 Juta Orang Yakin Kebal COVID-19, Doni Monardo: Ini Tantangan Kita
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) belum lama ini mengeluarkan hasil survei yang menemukan sebanyak 17% orang Indonesia yakin tidak akan terpapar COVID-19 . Angka tersebut setara dengan 44,9 juta orang dari jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 270 juta orang.
Tentu pemahaman ini sangat membahayakan apabila dilihat dari statistik bahwa 85% penderita COVID-19 masuk dalam kelompok orang tanpa gejala (OTG) atau kombinasi dari orang dengan penyakit bawaan atau komorbid. Ini menjadikan OTG sebagai pembunuh dalam diam bila mereka menularkan kepada orang-orang yang punya penyakit bawaan atau komorbid.
Menanggapi temuan ini, Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Doni Monardo mengatakan bahwa sebelumnya Kementerian Kesehatan melalui Balitbangkes telah menemukan ada lima provinsi yang masyarakatnya meyakini tidak akan terpapar COVID- 19. ( )
"Jadi sebenarnya survei awal sudah pernah dilakukan oleh Balitbangkes Kementerian Kesehatan pada bulan Juli yang lalu. Di mana ada lima provinsi yang berada pada posisi yang tinggi tingkat keyakinan masyarakat tidak terpapar COVID yaitu yang pertama adalah DKI dengan angka 30%, kemudian Jawa Timur 29%, lantas Jawa Tengah 18%, kemudian Jawa Barat 16% dan Kalimantan Selatan 14%," kata Doni dalam diskusi '44,9 Juta Orang Yakin Kebal Covid-19, Apa yang Harus Kita Lakukan?' di Media Center Satgas COVID-19 Graha BNPB Jakarta, Jumat (9/10/2020).
Menurut Doni, data terakhir yang berhasil dihimpun BPS ternyata secara nasional masih ada 17% warga negara Indonesia yang merasa yakin dan sangat tidak yakin atau sangat tidak mungkin akan terpapar COVID-19. "Angka 17% ini sangat sangat tinggi karena 17% dari 270 juta jiwa warga negara kita itu setara dengan 44,9 juta orang. Saya ulangi 44,9 juta orang merasa yakin dan sangat yakin tidak terpapar COVID," ungkap Doni.
Ia pun menegaskan bahwa fakta ini menjadi tantangan bagi Satgas COVID-19, terutama dalam memberikan informasi yang utuh kepada masyarakat. "Nah ini adalah sebuah tantangan yang harus kita hadapi. Kenapa ini terjadi? Mungkin faktor pertama adalah karena masalah sosialisasi. Masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan informasi yang utuh tentang COVID ini," katanya. ( )
Saat ini sasaran yang diupayakan adalah bagaimana mengedukasi masyarakat untuk tahu bahwa COVID-19 ini bukan rekayasa, bukan konspirasi dan kasusnya sudah menimpa Perdana Menteri Inggris dan Presiden Amerika.
Tentu pemahaman ini sangat membahayakan apabila dilihat dari statistik bahwa 85% penderita COVID-19 masuk dalam kelompok orang tanpa gejala (OTG) atau kombinasi dari orang dengan penyakit bawaan atau komorbid. Ini menjadikan OTG sebagai pembunuh dalam diam bila mereka menularkan kepada orang-orang yang punya penyakit bawaan atau komorbid.
Menanggapi temuan ini, Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Doni Monardo mengatakan bahwa sebelumnya Kementerian Kesehatan melalui Balitbangkes telah menemukan ada lima provinsi yang masyarakatnya meyakini tidak akan terpapar COVID- 19. ( )
"Jadi sebenarnya survei awal sudah pernah dilakukan oleh Balitbangkes Kementerian Kesehatan pada bulan Juli yang lalu. Di mana ada lima provinsi yang berada pada posisi yang tinggi tingkat keyakinan masyarakat tidak terpapar COVID yaitu yang pertama adalah DKI dengan angka 30%, kemudian Jawa Timur 29%, lantas Jawa Tengah 18%, kemudian Jawa Barat 16% dan Kalimantan Selatan 14%," kata Doni dalam diskusi '44,9 Juta Orang Yakin Kebal Covid-19, Apa yang Harus Kita Lakukan?' di Media Center Satgas COVID-19 Graha BNPB Jakarta, Jumat (9/10/2020).
Menurut Doni, data terakhir yang berhasil dihimpun BPS ternyata secara nasional masih ada 17% warga negara Indonesia yang merasa yakin dan sangat tidak yakin atau sangat tidak mungkin akan terpapar COVID-19. "Angka 17% ini sangat sangat tinggi karena 17% dari 270 juta jiwa warga negara kita itu setara dengan 44,9 juta orang. Saya ulangi 44,9 juta orang merasa yakin dan sangat yakin tidak terpapar COVID," ungkap Doni.
Ia pun menegaskan bahwa fakta ini menjadi tantangan bagi Satgas COVID-19, terutama dalam memberikan informasi yang utuh kepada masyarakat. "Nah ini adalah sebuah tantangan yang harus kita hadapi. Kenapa ini terjadi? Mungkin faktor pertama adalah karena masalah sosialisasi. Masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan informasi yang utuh tentang COVID ini," katanya. ( )
Saat ini sasaran yang diupayakan adalah bagaimana mengedukasi masyarakat untuk tahu bahwa COVID-19 ini bukan rekayasa, bukan konspirasi dan kasusnya sudah menimpa Perdana Menteri Inggris dan Presiden Amerika.
(abd)