Pemerintah Diminta Antisipasi Gelombang PHK sebagai Dampak Resesi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) diminta untuk mengantisipasi terjadinya gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagai dampak dari resesi.
Ketua MPR Bambang Soesatyo mengatakan, langkah yang bisa dilakukan yaitu dengan menggiatkan Balai Latihan Kerja (BLK) di setiap provinsi untuk membekali tenaga kerja yang terkena PHK, disesuaikan kebutuhan dan kemampuan tenaga kerja masing-masing sehingga dapat mandiri. Dengan demikian, dapat meningkatkan taraf hidup mereka dan mengurangi jumlah penerima bantuan sosial (Bansos) dari pemerintah. (Baca juga: Angkat Kesejahteraan Petani, Kemnaker Kucurkan Bantuan Padat Karya)
Di sisi lain, pemerintah diminta untuk terus mendukung produktivitas dunia usaha dalam negeri dengan berupaya menekan dampak pandemi Covid-19 terhadap dunia usaha melalui sejumlah insentif, seperti insentif fiskal atas impor barang dan bahan untuk proses produksi barang jadi berupa fasilitas bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP), sebagai upaya mengantisipasi dampak pandemi terhadap produktivitas sektor industri dalam negeri. (Baca juga: 1,7 Juta Orang Kena PHK Imbas Covid-19, Menaker: Banyak Perusahaan Tak Lapor)
"Saya mendorong pemerintah dapat menciptakan kembali lapangan pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi saat ini dan memberikan sejumlah stimulus berupa modal kerja bagi pengusaha agar dapat kembali melakukan perekrutan pegawai/pekerja dan melanjutkan usahanya sehingga secara perlahan-lahan jumlah pengangguran di Indonesia dapat diatasi," tutur Bamsoet, Rabu (30/9/2020). (Baca juga: Menaker Minta Pengusaha Rekrut Lagi Pekerja yang di-PHK)
Mantan Ketua DPR ini meminta pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) berupaya keras meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penerimaan negara, serta menjaga stabilitas ekonomi yang terus mengalami perlambatan sejak pandemi Covid-19. Bamsoet juga mengingatkan pemerintah untuk terus bekerja keras bahu membahu guna percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan mempersiapkan beberapa strategi dalam merespons proyeksi Bank Dunia terhadap perekonomian Indonesia dengan skenario terburuk hingga minus dua persen yang tercantum dalam laporan prospek ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik dari Bank Dunia.
Ketua MPR Bambang Soesatyo mengatakan, langkah yang bisa dilakukan yaitu dengan menggiatkan Balai Latihan Kerja (BLK) di setiap provinsi untuk membekali tenaga kerja yang terkena PHK, disesuaikan kebutuhan dan kemampuan tenaga kerja masing-masing sehingga dapat mandiri. Dengan demikian, dapat meningkatkan taraf hidup mereka dan mengurangi jumlah penerima bantuan sosial (Bansos) dari pemerintah. (Baca juga: Angkat Kesejahteraan Petani, Kemnaker Kucurkan Bantuan Padat Karya)
Di sisi lain, pemerintah diminta untuk terus mendukung produktivitas dunia usaha dalam negeri dengan berupaya menekan dampak pandemi Covid-19 terhadap dunia usaha melalui sejumlah insentif, seperti insentif fiskal atas impor barang dan bahan untuk proses produksi barang jadi berupa fasilitas bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP), sebagai upaya mengantisipasi dampak pandemi terhadap produktivitas sektor industri dalam negeri. (Baca juga: 1,7 Juta Orang Kena PHK Imbas Covid-19, Menaker: Banyak Perusahaan Tak Lapor)
"Saya mendorong pemerintah dapat menciptakan kembali lapangan pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi saat ini dan memberikan sejumlah stimulus berupa modal kerja bagi pengusaha agar dapat kembali melakukan perekrutan pegawai/pekerja dan melanjutkan usahanya sehingga secara perlahan-lahan jumlah pengangguran di Indonesia dapat diatasi," tutur Bamsoet, Rabu (30/9/2020). (Baca juga: Menaker Minta Pengusaha Rekrut Lagi Pekerja yang di-PHK)
Mantan Ketua DPR ini meminta pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) berupaya keras meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penerimaan negara, serta menjaga stabilitas ekonomi yang terus mengalami perlambatan sejak pandemi Covid-19. Bamsoet juga mengingatkan pemerintah untuk terus bekerja keras bahu membahu guna percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan mempersiapkan beberapa strategi dalam merespons proyeksi Bank Dunia terhadap perekonomian Indonesia dengan skenario terburuk hingga minus dua persen yang tercantum dalam laporan prospek ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik dari Bank Dunia.
(cip)