DPR Minta Pemerintah Siapkan Kemungkinan Terburuk Hadapi Corona

Kamis, 19 Maret 2020 - 07:13 WIB
DPR Minta Pemerintah Siapkan Kemungkinan Terburuk Hadapi Corona
DPR Minta Pemerintah Siapkan Kemungkinan Terburuk Hadapi Corona
A A A
JAKARTA - Penyebaran virus Corona atau COVID-19 di Indonesia semakin serius. Data terbaru hingga Rabu (18/3/2020), jumlah kasus positif sebanyak 227 orang, 19 di antaranya meninggal dunia, kasus baru 55, sementara yang sembuh hanya 11 orang. Selain itu, sebaran wilayah yang terinfeksi juga semakin meluas.

Anggota Komisi IX DPR, Anwar Hafid mengatakan ini saatnya perang melawan Corona. Semua elemen masyarakat mulai tingkat RT, dusun, kelurahan harus bersama-sama mengampanyekan perang melawan virus ini dengan cara berprilaku hidup bersih, sehat, namun tetap tidak panik dan sabar. (Baca juga: 3 RS Swasta Ini Dedikasikan Seluruh Kapasitas untuk Tangani Kasus Corona)

"Ini kondisinya Darurat Nasional enggak bisa dianggap enteng," ujarnya dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Rabu (18/3/2020).

Politikus Partai Demokrat ini mendukung langkah pemerintah yang telah menutup masuknya warga negara asing (WNA) dari negara-negara tertentu yang menjadi pusat mewabahnya Corona. Menurutnya, saat ini virus sudah berada di dalam negeri sehingga semua konsentrasi harus dikerahkan, termasuk fokus anggaran harus ditujukan untuk melawan virus Corona.

"Anggaran pemda juga harus sudah siap semua. Jangan cuma menuntut pemerintah pusat. Misalnya persiapan rumah sakit rujukan yang sudah ditunjuk pemerintah, sekrang ini pemerintah daerah harus sudah mengecek itu apakah semua peralatannya sudah lengkap dan sebagainya. Kan kasihan dokter-dokter kita disuruh melayani pasien Corona, tapi tidak dilindungi maka harus segera melengkapi rumah sakit yuag jadi rujukan Corona," tuturnya.

Dikatakan mantan Bupati Morowali, Sulawesi Tengah, dua periode ini, Indonesia dengan prevalensi penderita penyakit seperti TBC, diabetes, jantung, dan penyakit serius lainnya sangat tinggi maka potensi terburuk mewabahnya virus Corona harus disiapkan semaksimal mungkin.

"Kemungkinan kondisi ini menjadi terpuruk harus kita siapkan karena masyarakat kita sangat rawan. Negara lain yang tingkat prevalensi kesehatannya lebih baik dari kita saja diserang habis. Kita ini angka prevalensi penyakit TBC, diabetes, sangat tinggi. Kalau kita lihat riwayatnya, virus ini yang rawan kan yang mereka yang menderita penyakit lain," katanya.

Dalam upaya kesiapan itu, seluruh rumah sakit rujukan harus dipastikan kesiapannya, termasuk puskesmas juga perlu dioptimalkan untuk memberikan memberikan layanan kesehatan secara gratis. "Karena ini sudah Darurat Nasional ya diberlakukan BPJS supaya tak usah bayar lagi kalau Corona," urainya.

Pemerintah juga diminta untuk melobi negara-negara yang memiliki bahan baku masker sehingga bisa segera dilakukan impor untuk produksi di dalam negeri yang lebih masif. "Karena kita tidak tahu sampai kapan wabah virus ini akan berlangsung," katanya.

Peran Posyandu juga harus dioptimalkan untuk memberikan penyuluhan kesehatan mulai dari kampanye hidup bersih dan sehat. "Karena kalau melihat riwayatnya kan ini yang diserang adalah mereka yang tidak hidup sehat dan bersih. Orang-orang yang rentan penyakit diberikan penyuluhan kesehatan atau imunisasi massal untuk meningkatkan kekebalan tubuh," tuturnya.

Anwar Hafid juga meminta semua elemen bangsa bersatu dengan tidak saling menyalahkan, termasuk tidak menjadikan wabah ini sebagai tunggangan untuk permainan politik. "Jangan jadikan virus ini ajang politik. Sudahlah, jangan lagik ita melihat politik tapi, mari kita semua bersatu, pemerintah dan masyarakat tak boleh kita menuntut pemerintah saja. Pemerintah bilang sekolah diliburkan tapi pergi ke tempat liburan, sama saja," katanya.

Anwar bisa memahami pertimbangan pemerintah yang tidak kunjung memberlakukan status lockdown secara nasional karena kondisi Indonesia secara ekonomi belum cukup baik. "Angka kemiskinan masih cukup tinggi. Kalau negara lain mungkin sudah siap memberi makan warganya kalau kita larang 14 hari enggak keluar rumah. Kita belum siap makanya kita memaklumi pemerintah tak segera melakukan lockdown secara nasional," tuturnya. (Baca juga: Positif Corona di Indonesia 227 Kasus, 19 Meninggal Dunia)
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5601 seconds (0.1#10.140)