Perkuat Kerja Sama Atasi Dampak Korona

Jum'at, 13 Maret 2020 - 06:25 WIB
Perkuat Kerja Sama Atasi Dampak Korona
Perkuat Kerja Sama Atasi Dampak Korona
A A A
WABAH virus korona kini sudah masuk ke Tanah Air. Diakui atau tidak, jumlah kasus menunjukkan tren meningkat dari waktu ke waktu. World Health Organization (WHO)/ Organisasi Kesehatan Dunia di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahkan menaikkan status penyakit yang dikenal dengan Covid-19 itu sebagai pandemi global. Artinya, wabah virus yang bermula dari Wuhan, China itu tidak boleh lagi dianggap remeh.

Data dari pusat pengendalian penyakit WHO juga menunjukkan bahwa wabah korona saat ini berada di urutan ke-17 dari 26 penyakit dalam grafik kematian akibat penyakit per hari di seluruh dunia. Namun, yang melegakan, dari data WHO tersebut, dari pasien yang terkonfirmasi terpapar virus yang hingga kini belum ditemukan antivirusnya itu, 56,6% berhasil sembuh, dan hanya 3,5% yang berakhir dengan kematian. Data dari Johns Hopkins Coronavirus Resource Center menyebutkan, virus korona sudah menjangkiti 116 negara, dengan 127.749 kasus terkonfirmasi dan mengakibatkan 4.717 kasus kematian. Lagi-lagi, yang membuat sedikit lega yakni 68.305 kasus berhasil disembuhkan secara global.

Hampir seluruh negara di dunia dilanda kecemasan akibat wabah virus ini. Italia, misalnya, melakukan penguncian atau penutupan (lock down ). Hal ini dilakukan untuk menekan laju penyebaran virus tersebut. Langkah Italia itu diikuti oleh Denmark yang juga memutuskan untuk melakukan lock down . Keputusan itu diumumkan langsung oleh Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen. Semua sekolah di Denmark mulai taman kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi ditutup hingga dua minggu ke depan demi menekan laju penyebaran korona.

Bahkan, Amerika Serikat (AS) mengeluarkan kebijakan yang tidak kalah ekstrem, yakni melarang penerbangan dari 26 negara Uni Eropa masuk ke AS. Tidak hanya itu, warga negara yang bukan berasal dari Uni Eropa namun pernah mengunjungi Uni Eropa dalam 14 hati terakhir, juga dilarang masuk AS. Kebijakan tersebut berlaku selama sebulan penuh dan mulai diterapkan pekan ini.

Di dalam negeri, meskipun skalanya belum luas dan jumlah korban positif terpapar masih bisa ditangani, perlu dilakukan tindakan-tindakan pencegahan secara cepat. Hal ini mengingat penyebaran virus korona tidak bisa dianggap remeh. Protokol pencegahan harus segera diterapkan. Pemerintah, terutama pemerintah daerah, harus memperkuat sinergi dan terus memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pencegahan dan penanggulangan penyebaran virus korona tersebut.

Edukasi juga diperlukan hingga tingkat desa bukan hanya di kota-kota besar, melainkan juga di daerah mengingat virus ini menyebar tidak memandang apakah di kota atau di desa. Terlebih, kasus-kasus yang bersifat imported case atau kasus yang dibawa dari luar Indonesia juga ditemukan. Mobilisasi masyarakat Indonesia sebagai negara berkembang terus meningkat. Harus dilakukan edukasi kepada masyarakat yang menggunakan moda transportasi umum seperti kereta api, pesawat terbang, kendaraan umum lainnya. Lembaga-lembaga pendidikan juga perlu dilibatkan untuk memberikan edukasi, apalagi ujian nasional (UN) akan segera digelar untuk tingkat SD, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK pada Maret dan April 2020.

Masalah krusial yang sudah harus dipikirkan bersama adalah dampak ekonomi dari wabah tersebut, mengingat sentimen negatif wabah korona sudah merembet ke pasar keuangan dan pasar saham. Pemerintah baik pusat maupun daerah perlu segera memikirkan langkah-langkah strategis untuk meredam gejolak tersebut dan menyusun langkah penyelamatan ekonomi nasional.

Untuk menekan laju penyebaran virus korona, perlu dipikirkan strategi jitu. Jika sebelumnya pemerintah berfokus mencegah infeksi datang ke dalam negeri, namun upaya tersebut gagal, kini saatnya menerapkan strategi baru dengan menekan laju penyebaran di dalam negeri; mengingat tidak seluruh daerah memiliki sarana dan prasarana kesehatan yang memenuhi standar yang ditetapkan WHO dalam penanganan maslah virus korona ini.

Opsi untuk melakukan lock down memang terlalu dini untuk dipilih mengingat hal itu akan memiliki konsekuensi yang sangat besar. Namun demikian, opsi tersebut perlu juga dipikirkan dengan syarat pemerintah melakukan persiapan yang memadai. Langkah Pemprov DKI Jakarta yang bergerak cepat perlu ditiru daerah-daerah lainnya di Tanah Air. Masyarakat harus melupakan sejenak perbedaan pilihan politik, karena virus korona menyerang siapa pun tanpa pandang bulu dan tanpa memandang pilihan politik seseorang. Yang paling penting, sinergi dan kolaborasi antarpemerintah, antarlembaga, dan peran aktif masyarakat sangat menentukan dalam menghadapi peperangan melawan wabah virus ini.
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8337 seconds (0.1#10.140)