Umat Islam Harus Terima Manfaat dari Kemajuan Pendidikan

Jum'at, 28 Februari 2020 - 16:33 WIB
Umat Islam Harus Terima Manfaat dari Kemajuan Pendidikan
Umat Islam Harus Terima Manfaat dari Kemajuan Pendidikan
A A A
PANGKAL PINANG - Umat Islam harus menerima manfaat dari setiap perkembangan dan kemajuan di bidang pendidikan di Indonesia. Tidak ada peradaban yang berkembang tanpa adanya pendidikan yang bagus.

Demikian terungkap dalam Pleno ke-10 Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VII di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Jumat (28/2/2020). Sebagai narasumber pada sidang pleno kali ini adalah Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Prof Azyumardi Azra dan mantan Menteri Pendidikan Prof M Nuh.

Prof Azra mengatakan, umat Isam harus banyak bersyukur karena 88 persen warga negara Indonesia adalah muslim. Apa pun manfaat dari kebijakan di bidang pendidikan di Indonesia akan berdampak pada generasi muslim.

Menurut Prof Azra, banyak mitos-mitos di dunia pendidikan Indonesia yang telah terpatahkan. Sekolah-sekolah Islam sekarang sudah bagus dan mengalahkan sekolah-sekolah nonmuslim pada zaman awal-awal kemerdekaan. Sudah tidak ada mitos bahwa perguruan tinggi Islam swasta tertinggal dari perguruan tinggi negeri.

"Universitas Muhammadiyah memiliki auditorium yang besar-besar, sudah bisa bersaing dengan kampus nonmuslim yang dulu diklaim sebagai yang terbaik. Ada ribuan pondok pesantren yang dimiliki oleh kiai-kiai NU. Banyak teori modernis yang terpatahkan oleh pesantren di Indonesia. Pesantren sekarang memiliki sarpras yang memadai," kata Azra, dikutip dari rilis yang dikirim Panitia KUII VII. (Baca Juga: Pesan Politikus PKS ke Nadiem Makarim: Mas Menteri, Gerak Cepat Dong...).

Mantan Menteri Pendidikan M. Nuh mengatakan, salah satu fungsi pendidikan adalah menyambungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Pendidikan harus menyambungkan satu fase dengan fase berikutnya. "Proses pendidikan seperti ini sama dengan kaidah yang disampaikan oleh Sayyidina Ali, 'Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya!'," ujarnya.

Pendidikan menjadi paspor untuk masuk ke dunia global. Karena itu, pendidikan juga menjadi ajang kompetisi. "Bersainglah dengan pemenang agar dapat menumbuhkan motivasi kuat," katanya.

Menurut Prof Nuh, zaman semakin berubah. Karena itu, pendidikan harus dapat merespons perubahan zaman. "Siapa saja yang bisa mengelola dan mengusai perubahan maka dia yang akan jadi pemenang, bukan yang kuat, dan bukan pula yang memiliki kekuasaan," ujarnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6077 seconds (0.1#10.140)