Petani Keluhkan Buruknya Kondisi Ekonomi, Sandiaga Uno Ungkap Kegerus Jadi Solusinya

Minggu, 30 Agustus 2020 - 02:26 WIB
loading...
Petani Keluhkan Buruknya...
Founder OK OCE Indonesia Sandiaga Uno. Foto: Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pandemi virus Corona atau Covid-19 berdampak langsung pada lesunya perekonomian nasional, termasuk sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) , khususnya bidang pertanian.

Keluhan tersebut diungkapkan Founder OK OCE Indonesia Sandiaga Uno seperti yang dirasakan Sumariati, petani tomat dan bawang asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTT). (Baca juga: Prabowo Minta Kadet Mahasiswa Unhan Beri Kontribusi bagi Kesejahteraan Bangsa)

Sumariati disampaikan Sandi mengeluhkan nasib ribuan petani tomat dan bawang di Lombok Timur yang merugi karena harga jual komoditas yang murah saat musim panen.

Menurut Sandi, masalah yang kini dialami masyarakat harus dihadapi dengan kepala dingin.

Pelaku usaha diharapkan tidak saling menyalahkan, tapi bijak menghadapi masalah lewat sistem perdagangan yang sederhana, terbuka, dan berkeadilan. Sistem tersebut disebutnya Kegerus.

Kegerus merupakan akronim Keroyok, Gerilya, dan Urai satu-satu. "Keroyok, kita harus mampu menyelesaikan masalah ini, selesaikan dengan satu konsep distribusi sederhana, terbuka, dan berkeadilan," ungkap Sandi dalam Webinar bersama OK OCE Indonesia dan Agricon Indonesia bertajuk 'Strategi Bisnis Pertanian di Tengah Pandemi bagi UMKM' pada Sabtu (29/8/2020).

"Gerilya, datang ke tempat langsung, sedangkan Urai satu-satu masalahnya, duduk bersama dan selesaikan," ucapnya. (Baca juga: Lepas Satgas Covid-19 di Papua, Panglima TNI-Kapolri Minta Patuhi Protokol Kesehatan)

Sandi berharap adanya inovasi dan sinkronisasi dari para pelaku usaha. Misalnya, petani tidak lagi menjual komoditas mentah ke pasar, tetapi mengolah hasil panennya terlebih dahulu guna meningkatkan nilai ekonomis produknya.

Langkah tersebut disampaikannya seperti yang dilakukan Imel, pemilik sambal kemasan merek Bu Kribo. Sambal yang semula merupakan pelengkap makanan khas tradisional diangkat potensinya dengan dikemas secara khusus.

"Mungkin sambal bisa diolah menjadi sambal taliwang, adanya ghost kitchen bisa bekerjasama dengan petani di Lombok Timur," katanya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1286 seconds (0.1#10.140)