Hukum dan Keindahan Geopark Ciletuh-Sukabumi

Jum'at, 28 Agustus 2020 - 10:45 WIB
loading...
Hukum dan Keindahan Geopark Ciletuh-Sukabumi
Konon Tuhan sedang tersenyum ketika menciptakan alam Sukabumi, Jawa Barat. Itu ditandai dengan betapa indahnya alam sekitar Ciletuh-Palabuhanratu UNESCO Global Geopark. Foto: Instagram/@hayukasukabumi
A A A
Eddy Koko
Penulis

KONON,
Tuhan sedang tersenyum ketika menciptakan alam Sukabumi, Jawa Barat. Itu ditandai dengan betapa indahnya alam sekitar Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, masuk dalam kawasan salah satu jaringan geopark dunia dan sudah diakui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Lihatlah, hamparan sawah bagaikan permadani hijau menyatu dengan laut dan bukit yang mengeluarkan air terjun, gua dan sebagainya. Keindahan yang alami dengan keramahan masyarakatnya membuat Ciletuh –Palabuhanratu Unesco Global Geopark menjadi pembicaraan dan dikunjungi banyak orang, baik wisata domestik dan mancanegara.

Sebetulnya ada puluhan lokasi menarik untuk dikunjungi orang berwisata. Namun paling ramai dan populer adalah Bukit Darma, Panenjoan, Curug Cimarinjung, dan beberapa lainnya. Dari Puncak Darma ini orang dapat melihat keindahan alam Ciletuh –Palabuhanratu UNESCO Global Geopark dengan jelas mulai dari perbukitan, persawahan sampai pantai dan laut lepas.

Bahkan dari Puncak Darma wisatawan dapat melihat tenggelamnya matahari yang ditunggu banyak orang. Juga keindahan air terjun di Curug Cimarinjung menarik perhatian yang datang ke Ciletuh. Pendeknya, Geopark Ciletuh sungguh indah.

Sungguh ramai suasana Ciletuh –Palabuhanratu Unesco Global Geopark belakangan ini. Banyak warga merasa jenuh di rumah akibat pandemi covid-19 memilih tamasya ke Geopark Ciletuh meskipun himbauan untuk tidak berkumpul masih tetap berlaku. Ada yang membangun tenda menginap di sekitar Puncak Darma, ada yang membawa sepeda melakukan tour bersama kelompoknya. Ada yang hanya singgah tidak menginap.

Kawasan Geopark Ciletuh tampak hidup kembali setelah beberapa bulan ditutup sebagai lokasi wisata karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Saat Lebaran banyak warga mencoba menerobas masuk wilayah wisata Geopark Ciletuh namun gabungan aparat ada di setiap titik pintu masuk dan mengarahkan warga putar balik. Dilarang masuk.

Yang menarik dari riwayat Ciletuh meskipun tempat ini begitu indah sejak jutaan tahun lalu tetapi tidak banyak orang mengenalnya. Akibatnya sedikit wisatawan datang ke lokasi yang jaraknya 120 km dari DKI Jakarta dan 95 km dari Kota Bandung.

Kenyataan ini dapat dilihat dari hasil penelitian sejumlah dosen Universitas Pamulang yang dipimpin Hendrik F Siregar, Siti Nurwullan, Slamet Riady, dan Nurhayati. Mereka didukung Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membedah perlindungan hukum Ciletuh –Palabuhanratu Unesco Global Geopark. Terungkap hanya puluhan orang datang ke Ciletuh sebelum kawasan ini ditetapkan sebagai Geopark Nasional tanggal 22 Desember 2015.
Hukum dan Keindahan Geopark Ciletuh-Sukabumi

Bahkan, mayoritas bukan wisatawan tetapi peneliti bidang geopark yang mempelajari konservasi dan konsep perlindungan berkelanjutan. Setelah diakui Unesco tingkat kunjungan meningkat drastis di atas 900.000 orang per tahun. Penetapan ini melalui sidang Executive Board Unesco ke-204, Komisi Programme and External Relations, 12 April 2018 di Paris, Perancis.

Ciletuh –Palabuhanratu UNESCO Global Geopark merupakan satu dari lima geopark di Indonesia yang diakui UNESCO. Lainnya adalah Gunung Rinjani diakui pada 2013 di Lombok; Gunung Sewu (2015) yang masuk wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY. Kemudian Batur (2012) di Bali dan terakhir Danau Toba pada 2 Juli 2020.

Luas Geopark Ciletuh sekitar 126.100 hektare mencakup delapan kecamatan mulai dari Cisolok (Pantai Cimaja) sampai dengan Ujung Genteng (Ciemas). Semuanya berada dalam satu kabupaten Sukabumi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1557 seconds (0.1#10.140)