PKB Dorong Ada Kebijakan Serius Tingkatkan Literasi Siswa

Rabu, 11 Desember 2019 - 19:44 WIB
PKB Dorong Ada Kebijakan Serius Tingkatkan Literasi Siswa
PKB Dorong Ada Kebijakan Serius Tingkatkan Literasi Siswa
A A A
JAKARTA - Tingkat literasi siswa Indonesia berdasarkan rangking terbaru Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 yang diumumkan The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), belum lama ini, sangat rendah.

Indonesia berada di posisi 72 dari 78 negara. Sementara posisi tertinggi dipegang China.

Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda mengatakan, hasil kajian tersebut harus dijadikan sebagai acuan dalam melakukan perubahan yang lebih baik bagi dunia pendidikan di Indonesia.

”Mengacu dari skor PISA ini, kita ingin mendorong percepatan perubahan paradigma pendidikan kita, termasuk isu soal pendidikan itu adalah soal literasi,” ujar Huda dalam diskusi bertema PISA, Literasi dan Urgensi Road Map Bonus Demografi di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Rabu (11/12/2019).

Ketua DPP PKB ini mengatakan, dari laporan PISA ini kemudian muncul pertanyaan penyebab rendahnya literasi siswa Indonesia apakah karena minimnya ketersediaan fasilitas literasi atau memang karena minimnya minat baca masyarakat Indonesia.

”Hasil survei kecil-kecilan saya membuktikan bahwa anak-anak kita sangat cenderung ingin membaca. Minat untuk membaca tinggi sekali. Problemnya enggak ada buku. Daerah-daerah yang terpencil, apalagi di tiga T (Terdepan, Terluar, dan Terbelakang) itu, anak-anak setiap hari yang dia lihat, tanah lagi, yang dia lihat tanah lagi. Enggak pernah dia lihat buku. Tak pernah menjumpai buku,” katanya.

Karena itu, lanjut Huda, diperlukan afirmasi kebijakan yang serius dari pemerintah soal gerakan literasi. Sebab, hal ini menjadi pertahanan terbaik bagi bangsa.

”Bagaimana anak-anak cerdas, anak-anak yang berpikir terbuka. Itu adalah modal bagi masa depan bangsa ini,” urainya.

Laporan PISA, kata Huda, menunjukkan Indonesia dalam kondisi kritis. Banyak anak yang tidak memiliki kesempatan untuk sekadar memegang buku apalagi membacanya. Dampaknya, mereka minim wacana dan pengetahuan. ”Kami di Komisi X akan mengawal semua yang sudah digagas (Mendikbud) on paper agar implementatif di lapangan,” katanya.

Sementara itu, peneliti Universitas Paramadina Totok A Soefijanto mengatakan, hasil laporan PISA harus dijadikan cambuk untuk berbenah agar ke depan Indonesia bisa menjadi lebih baik.

”Saya bersyukur dengan adanya ini, orang jadi perhatian semua. Yang tadinya tenang-tenang saja soal literasi, soal prestasi akademik, nah semua sekarang sudah mulai melihat,” katanya.

Karena itu, menurut dia, saat ini bagaimana menumbuhkan "demam literasi" di masyarakat. Masalah ini tidak boleh hanya dijadikan sebagai tanggung jawab pemerintah dan sekolah, namun harus menjadi urusan masyarakat secara luas.

”Sejak dalam keluarga, masyarakat, pemkot, pemkab, semua harus dilibatkan. Kita coba dorong membaca di tempat publik dan tempat umum. Kita sediakan pojok membaca. Kita sediakan saja, soal orang mau baca terserah yang penting tersedia dulu.Baru kemudian kita adakan kegiatan membaca. Itu insyaAllah akan berhasil. Yang penting kita berikhtiar dulu, disiapkan agar dalam masyarakat terjadi demam literasi,” paparnya.

Pegiat Literasi yang juga Pendiri Pustaka Bergerak, Nirwan Ahmad Arsuka, untuk meningkatkan literasi diperlukan pendekatan yang radikal. Sebab, masalah ini jika tidak segera dibenahi maka Indonesia akan selalu tertinggal.

”Sebenarnya orang-orang Indonesia secara individual, orang-orang tertentu di Indonesia itu kemampuan matematika dan science luar biasa, tidak kalah dari para jenius di luar negeri. Tapi secara kolektif kita memang rendah dan itulah yang harus dibenahi,” katanya.

Langkah pembenahan radikal yang dimaksud, yakni bagaimana masalah ini tidak boleh dianggap hanya sebagai persoalan Kemendikbud semata.

”Seluruh pihak harus terlibat mengurusi peningkatan kemampuan warga, dan masyarakat kita memahami teks, memahami matematika, dan science,” katanya.

Menurut dia, literasi harus menjadi gerakan nasional dimana semua pihak terlibat untuk memberikan yang terbaik.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8565 seconds (0.1#10.140)