Pendamping Sosial KAT Kembangkan Potensi Lokal Menjadi Potensi Ekonomi Pasar

Kamis, 28 November 2019 - 17:37 WIB
Pendamping Sosial KAT Kembangkan Potensi Lokal Menjadi Potensi Ekonomi Pasar
Pendamping Sosial KAT Kembangkan Potensi Lokal Menjadi Potensi Ekonomi Pasar
A A A
DENPASAR - Bertempat di Hotel Grand Inna Kuta, Bali, dilaksanakan kegiatan Koordinasi Akhir Pendamping Sosial Komunitas Adat Terpencil (KAT) Profesional selama 4 hari tanggal 26-29 November 2019. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memulangkan pendamping, menyampaikan laporan pendampingan sekaligus mengevaluasi secara keseluruhan kinerja pendamping terkait dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai Pendamping Sosial KAT Profesional selama 8 bulan.

Acara dibuka secara resmi oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Arif Nahari didampingi Direktur Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil La Ode Taufik Nuryadin. Arif Nahari sekaligus memaparkan kepada peserta tentang bagaimana dapat menularkan hal-hal baik dan mendatangkan hal positif bagi masyarakat.

"Seorang Pendamping Sosial KAT Profesional adalah pendamping yang mampu dan memungkinkan untuk mendorong warga KAT dapat mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang ada pada diri mereka, maupun mengakses sumber-sumber kemasyarakatan yang berada di sekitarnya" jelas Arif Nahari, Kamis (28/11/2019).

"Selain itu, anda semua membantu proses transformasi masyarakat untuk dapat berfikir kuat yang menjadi supporting mendapatkan sesuatu yang baik" lanjutnya.
Pendamping Sosial KAT Kembangkan Potensi Lokal Menjadi Potensi Ekonomi Pasar

Peserta dibagi dalam beberapa kelompok untuk dapat menyampaikan pelaporan kegiatan pendampingan yang telah dilaksanakan di lokasi penempatan masing-masing, sekaligus mengevaluasi kinerja Pendamping Sosial KAT Profesional selama 8 bulan melaksanakan pendampingan dan tugas-tugas pemberdayaan SDM KAT.

Dalam forum ini, ada cerita menarik dari Kiki Fatmawati yang merupakan pendamping dari Lokasi KAT Langgudu Kab. Bima. Kiki menceritakan awal warga KAT dilokasinya hanya memahami pisang hanya dapat diolah menjadi pisang goreng saja, namun yang kiki lakukan sebagai pendamping menawarkan dan mengajarkan buah pisang dapat dijadikan berbagai produk olahan. Upaya yang dilakukan kiki dapat dikatakan berhasil, saat ini produk olahan pisang dr lokasi KAT Langgudu Kabupaten Bima laris di pasaran, dan menjadi tambahan penghasilan bagi warga KAT di lokasi tersebut.

Tidak hanya buah pisang yang diolah menjadi berbagai olahan, di daerah kec Langgudu juga memproduksi olahan teh dari daun bidara dan daun kelor yang mempunyai manfaat bagi kesehatan. Daun bidara di kec. Langgudu Kabupaten Bima juga diolah menjadi masker untuk produk kecantikan yang alami. Produk olahan tersebut menjadi oleh-oleh khas Kabupaten Bima.

Keberhasilan kiki menjadi pendamping sosial di daerah KAT Langgudu Kab. Bima membawanya menjadi narasumber dalam bidang kewirausahaan sosial, dan ia pun mendapatkan uang tunai 17,5 juta serta penghargaan dari UGM atas kerja keras dan pengabdiannya di daerah KAT.

Sebanyak 44 orang Pendamping Sosial KAT Profesional Tahun 2019 mendapatkan materi tentang Strategi Komunikasi serta Tips Menulis di Media Sosial dari Akademisi FISIP Universitas Indonesia dan Praktisi Media.

Pada akhir kegiatan, atas nama Kementerian Sosial RI Direktur PKAT menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan luar biasa yang mentransformasi kebaikan dan mengajak pada kebaikan di lokasi KAT selama 8 bulan ini. Pengapresiasian kinerja pendamping sosial KAT Profesional dalam bentuk sertifikat juga diberikan kepada masing-masing pendamping. Selain itu sebagai bentuk kenang-kenangan, beberapa peserta memberikan barang-barang yang diproduksi di lokasi KAT menggunakan bahan-bahan mentah alami yang didapatkan disekitar lokasi, yang kemudian diolah menjadi barang-barang yang dapat dimanfaatkan.
(akn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4660 seconds (0.1#10.140)