Pendukung Airlangga Bicara Laknat Allah, Kubu Bamsoet Meradang

Selasa, 05 November 2019 - 12:00 WIB
Pendukung Airlangga Bicara Laknat Allah, Kubu Bamsoet Meradang
Pendukung Airlangga Bicara Laknat Allah, Kubu Bamsoet Meradang
A A A
JAKARTA - Suasana politik di internal Partai Golkar kembali menghangat menjelang Musyawarah Nasional (Munas) yang rencananya akan digelar Desember mendatang.

Kondisi tersebut terungkap dari pernyataan politikus Golkar pendukung Airlangga Hartarto, Azis Syamsuddin yang mengatakan biarkan Allah melaknat orang yang mengingkari janji. (Baca Juga: Bamsoet Tetap Maju di Munas, Azis Syamsuddin: Biar Allah Melaknat)

Pernyataan Azis terkait isu adanya kesepakatan antara Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang saat ini menjabat Ketua MPR.

"Nah itu, yang tahu antara Pak Airlangga, Pak Bamsoet sama Allah yang tahu," ujar Aziz Syamsuddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 4 November 2019.

Sekadar informasi, Airlangga dan Bamsoet adalah dua sosok yang akan bersaing dalam perebutan kursi ketua umum Partai Golkar mendatang. Isu Bamsoet bakal jadi calon ketum Golkar meredup setelah Bambang terpilih menjadi Ketua MPR. Belakangan Bamsoet menegaskan dirinya belum memastikan maju atau mundur dari pencalonan.

Pernyataan Azis ditanggapi fungsionaris Partai Golkar pendukung Bamsoet, Sirajuddin Abdul Wahab yang menyebut Azis terlalu membawa perasaan alias baper.

"Azis terlalu baper dan seperti orang ketakutan sehingga dia mencoba menjustifikasi Bamsoet melanggar komitmen dan akan dilaknat Tuhan," ujar Sirajuddin Abdul Wahab dalam keterangan tertulisnya, Selasa (5/11/2019).

Pernyataan Azis dinilainya sangat nyeleneh dan kekanak-kanakan serta tidak pantas disampaikan seorang pimpinan DPR yang terhormat. “Emang Tuhan itu keluarga dia atau pamannya dia, sehingga dia seolah-olah bisa perintahkan Tuhan untuk melaknat orang?” katanya. (Baca Juga: Bamsoet Merasa Pendukungnya Tak Diragkul Ikut Membangun Golkar)

Menurut Sirajuddin, pernyataan seperti ini harusnya dihindari. Urusan politik itu sangat dinamis dan perlu kecerdasan dan kematangan mental dalam menjalaninya.

"Barkan saja kedua tokoh itu yang menyelesaikan hal-hal apa yang mereka sepakati. Para pendukung, terutama orang-orang seperti Azis, harus tetap menjaga kesejukan yang telah disepakati oleh keduanya. Agar tidak memancing reaksi-reaksi dari bawah," urainya.

Reaksi seperti ditunjukkan Azis dinilai sangat tidak dewasa. "Kenapa harus mempersoalkan komitmen jika mengklaim telah mendapatkan dukungan dari DPD I dan DPD II. Kenapa tidak membiarkan keduanya bertarung terbuka secara adil. Tanpa embel-embel ini dan itu. Toh keduanya sama-sama punya basis pendukung dan kekuatan yang sama. Tanpa takut kalah," tuturnya.

Menurut Sirajuddin, sejak awal Bamsoet telah sepakat colling down untuk menjaga suasana pelantikan presiden tetap kondusif.

"Sikap Bamsoet yang seperti itu sangat negarawan dan dewasa. Di tengah sengitnya persaingan ia tetap memikirkan masa depan partai dan mengutamakan kepentingan bangsa," katanya.

Menurut dia, secara jelas Bamsoet mengatakan mendukung Airlangga maju pada Munas bulan Desember, bukan menyatakan mundur dari pencalonan.

"Bamsoet tidak pernah mengatakan mundur, bahkan lebih dulu mendeklarasikan diri untuk menjadi calon ketua umum," paparnya.

Sirajuddin mengatakan, maju menjadi calon ketua umum bukan semata-mata kehendak Bamsoet, tetapi permintaan dan desakan dari seluruh kader di akar rumput, DPD I, DPD II, dan juga tokoh-tokoh Golkar.

"Ini amanah yang tak boleh diabaikan, justru jika Bamsoet tidak maju, hal itu dapat dikategorikan sebagai bentuk pengkhianatan Bamsoet terhadap aspirasi akar rumput Partai Golkar," pungkasnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6180 seconds (0.1#10.140)