Sinergi Semua Pihak, TNI Ungkap Kondisi Papua Berangsur Kondusif

Senin, 07 Oktober 2019 - 14:45 WIB
Sinergi Semua Pihak, TNI Ungkap Kondisi Papua Berangsur Kondusif
Sinergi Semua Pihak, TNI Ungkap Kondisi Papua Berangsur Kondusif
A A A
JAKARTA - Beberapa waktu lalu sempat terjadi kericuhan di Papua, khususnya di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Namun hingga saat ini, situasi berangsur-angsur kondusif berkat kerja sama semua pihak, dalam hal ini TNI-Polri dan stakeholder lainnya.

Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI Joni Supriyanto menilai semua pihak telah menjalankan tugasnya dengan baik sehingga kericuhan yang terjadi di Papua cepat teratasi. Bahkan menurutnya, tidak ada lagi hegemoni sektoral, karena semua pihak bekerja sama saling membantu meredam kericuhan.

"Permasalahan Papua kita selesaikan, dengan masing-masing stakeholder, kementerian luar negeri, mereka mau mendekati negara-negara asia pasifik agar tidak mendukung separatis," ujar Joni dalam diskusi di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (7/10/2019).

"Mabes TNI melakukan kegiatan, BIN melakukan kegiatan atau lobi-lobi. Jadi hari ini sudah tidak ada lagi hegemoni sektoral. Jadi kita sadar, kita dan setiap kementerian menjalankan tugasnya masing-masing," sambungnya.

Tak hanya melibatkan Kementerian di dalam negeri, terkait kericuhan di Papua melalui kementerian luar negeri juga dilakukan langkah-langkah diplomasi agar negara lain mendukung langkah Indonesia untuk dapat mempertahankan Papua.

"Contoh, bagaimana kita berkordinasi dengan negara-negara tetangga untuk tidak mendukung perjuangan Papua Merdeka. Bagaimana kita harus melobi PNG agar tidak mendukung kegiatan separatis. PNG itu dari segi persenjataannya sangat minim, kurang," jelasnya.

"Dia minta tolong bagaimana dia dibantu munisi untuk meriam penghormatan. Dia tidak punya itu. Nah kita punya. Kita bantu mereka. Hal-hal seperti ini kita melakukan lobi-lobi, diplomasi, untuk kepentingan bangsa dan negara," tambahnya.

Selain itu lanjut Joni, dengan adanya hubungan diplomasi diharapkan dapat mengurangi tensi antara angkatan bersenjata lainnya untuk menghindari perang. Sebab, dampak perang cukup luar biasa dan dapat merugikan semua pihak.

"Jadi kita membangun kekuatan militer, pada saat yang sama kita membangun bagaimana agar kita tidak perang. Karena kita tahu perang dampaknya sangat besar dan merugikan untuk kita semua. Jadi pertemuan dengan negara-negara baik di ASEAN, ditingkat Staf, Satuan operasi, patroli di kawasan Malaka, dengan negara-negara ASEAN +. Itu selalu dilakukan untuk mengurangi tensi antara angkatan bersenjata," tuturnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6826 seconds (0.1#10.140)